Tak mudah jatuh cinta

Mulai dari awal
                                    

"makasih. Yaudah sekarang kita susul anak-anak yang lain. Ayo!" ajak Jeff.

Kelimanya pun melangkah pergi masuk melwati gerbang sekolah.

|
|
|
|

"Jess! Tungguin gue dong, ah!" seru Pangeran.

Jessica menghentikan langkahnya, membalikannya tubuh menghadap Pangeran dan menatap Pangeran tajam-tajam. Sudah kesal di permalukan oleh Jeff, ditambah Pangeran yang bawel semakin membuatnya kesal.

"lihat gue nya gitu banget sih," nyali Pangeran sering kali ciut jika di hadapkan dengan Jessica yang sedang marah.

"Untuk hari ini aja gue minta sama lo jangan ngikutin gue! Gue lagi pengen sendiri! Gue lagi kesal sama semua orang!" pinta Jessica.

"lo aneh Jess! Gue punya salah apa sama lo? Kok gue jadi ikut kena marah? Gue gak ngapa-ngapain loh,"

"salah lo punya mulut kayak mercon! Udah lah! Jangan ganggu gue!" nada bicara Jessica menaik membuat Pangeran tersentak kaget. setelah itu dia pergi meninggalkan Pangeran di koridor sendirian.

Pangeran hanya bisa bersabar dengan sikap Jessica. Jessica memang suka seperti ini jika sedang marah. Jika seseorang membuat dia marah, maka semua orang akan terkena amukannya. Hanya Pangeran dan Salwa yang tetap bertahan menemani Jessica. Jika orang lain mungkin mereka sudah tak mau lagi berteman dengan gadis itu.

Disaat Pangeran sedang menatap kepergian Jessica, Dinda melesat datang dan berhenti di belakang Pangeran.

Pangeran berbalik hendak menuju parkiran, tapi karena Dinda yang berdiri di belakangnya membuat Pangeran seketika terpaku menatap wajah Dinda yang berhadapan sangat dekat dengannya.

"eh," sadar, Pangeran langsung mundur selangkah.
"ngapain lo di belakang gue? Mau nyopet ya lo?!" tuduhnya.

"keluarga gue punya banyak harta, buat apa gue nyopet?," balas Dinda dingin.

"terus ngapain lo di belakang gue tadi? Oh, saudara lo itu nyuruh lo buat mata-matain Jessica? Iya, kan?"

Dinda terkejut, bagaimana Pangeran bisa mengetahui rencananya?

"si Jeff pasti pengen ngedeketin Jessica tapi karena kesalahannya yang udah bikin Jessica marah bikin dia gak bisa deketin Jessica lagi. Karena itu dia nyuruh lo buat mata-matain Jessica dan cari tahu apa yang dia suka,"

Dinda semakin terkejut, dia sudah tertangkap basah sekarang.

"dari mana lo tau semua itu?" tanya Dinda.

Pangeran sedikit bingung setelah itu dia tersenyum simpul,
"berarti dugaan gue tadi bener? Padahal tadi tuh gue cuma ngarang doang. Tapi ternyata tepat sasaran. Pinter juga gue."

"jadi lo ngejebak gue?" Dinda menatap tajam Pangeran karena merasa di sudah permainkan.

"nggak. Gue gak punya niat ngejebak lo. Cuma dugaan gue aja yang ternyata bener sama apa yang di rencanain lo sama saudara lo itu. Gue kasih tau aja ya, Jessica itu bukan cewe biasa. Dia gak mudah jatuh cinta. Gue aja sampe sakarang gak bisa dapetin hati dia. Apa lagi si Jeff yang baru muncul di kehidupan dia! Saran gue sih mending lo suruh si Jeff buat mundur, karena usahanya pasti bakal sia-sia!" balas Pangeran.

Dinda terdiam dengan balasan Pangeran. Dia baru saja menemukan fakta baru jika Jessica tidak mudah jatuh cinta. Tapi dia yakin, sekeras apapun hati seseorang untuk tidak menerima cinta orang lain, pasti akan ada suatu hal yang membuat hatinya luluh dan menerima cinta orang itu.

"napa jadi patung lo? Lagi mikir gimana nasib si Jeff nanti karena gak akan bisa dapatin hatinya Jessica?" ledek Pangeran.

Dinda tersenyum remeh pada Pangeran,
"jangan remehin Jeff. Jeff bukan cowo biasa. Kalo Jeff mau, seribu cewe bakal jatuh cinta sama dia."

Dinda memandangi Pangeran dari ujung kepala sampai ujung kakinya hingga membuat Pangeran merasa tak nyaman. Apalagi tatapan Dinda yang seolah ingin menerkamnya,
"Lo tinggal tunggu aja, dan nikmatin kebersamaan lo sama Jessica sekarang. Karena nanti Jessica hanya akan jadiin Jeff sebagai prioritasnya,"

Pangeran tersulut emosi, rahangnya mengerang, napasnya mulai memburu dan matanya menyorot tajam pada Dinda.

Dinda yang melihatnya cukup terkejut, terasa ada sesuatu yang berbeda ketika menatap manik mata Pangeran saat dia marah. Bahkan jiwa Vampir di dalam dirinya seperti bangkit. Takut tak bisa mengontrolnya dan malah membongkar jati dirinya di depan Pangeran, akhirnya Dinda pun memilih pergi.

| |
| |
| |
| |

Di Kantin, Jessica yang sedang kesal dan marah mencoba menenangkan dirinya di tempat itu seraya minum jus mangga kesukaannya.

Tapi ternyata hal itu tidak membuat gadis itu merasa tenang. Pasalnya sedari tadi siswa-siswi yang datang ke kantin memperhatikannya. malahan tak sesekali dia mendengar mereka saling berbisik membicarakan dirinya.

"JESSICA!!"

Suara teriakan seseorang langsung mengalihkan perhatian semua orang dari Jessica. Mereka menoleh ke seorang siswi yang berlari masuk ke Kantin sambil membawa payung berwarna merah muda.

Jessica mengenalnya, yup, dialah  Salwa.

Salwa menghampiri Jessica dengan hebohnya,
"Yaampun, yaampun, Jess! Lo pasti udah tau kan, kalo ada karangan bunga di depan gerbang?!"

Jessica langsung membungkam mulut Salwa agar tidak berisik,
"iya, gue udah tau. Pelan-pelan aja ngomongnya!"

"mmmmmhh, mmhh"

"lo ngomong apa sih? Oh iya lupa mulut lo gue tutup. Tapi kalo gue lepasin, janji jangan berisik ya!"

Salwa mengangguk paham.

Jessica pun menarik kembali tangannya supaya Salwa bisa bicara dengan jelas.

"YA AMPUN! eh, Sorry kelepasan! Gue kesel banget soalnya lihat karangan bunga itu. Siapa sih yang namanya Jeff? lancang banget ngirim kayak gituan sama lo? Dikira lo udah mati apa?!"

Jessica membuang napas kasar,
"itu loh anak baru yang gue ceritain semalam sama lo. udahlah gak usah bahas itu, bete gue dengernya!"

"yang mana orangnya? mana? Biar gue paku tuh kepalanya!"

"emang mbak kun apa? udahlah gak perlu!"

"eh gak bisa! Ini harus di selesain secara jantan! Biar dia gak kurang ajar lagi sama lo Jess! Lo gak perlu takut sama dia! Gue bakal lindungin lo! Gue punya senjana buat ngelawan dia! Bilang dimana tuh orang?!"

Tangan kiri Salwa mencolek hidung mancungnya, sedangkan tangan kanannya memposisikan payungnya itu di pundak. Akibatnya membuat Jeff yang datang bersama ketiga saudaranya hampir terkena payung itu. Jeff menahan payung Salwa sehingga membuat empunya membalikan tubuh menatapnya.

Melihat wajah tampan Jeff seketika membuat Salwa terdiam beribu bahasa. Matanya berbinar penuh rasa kagum.

"Salwa!" Jessica bangkit, menarik tubuh Salwa menyadarkannya  agar menjauh dari Jeff.

"Yaampun Jess, tuh cowo ganteng banget!?" bisik Salwa lirih.

"ituloh yang namanya Jeff, dia yang udah ngirim karangan bunga itu,"

Salwa terbelalak kaget,
"What?! Lo serius? Dia cowo yang namanya Jeff itu?"

Jessica mengangguk membenarkan.

"Wah, GGS Lo jadi Cowo, Ganteng-Ganteng Sinting tau gak! Emang ya tuhan tuh adil, dikasih muka good looking tapi otak miring! Bisa-bisanya lo ngasih karangan bunga turut berduka cita buat sahabat gue yang masih hidup! Lo mau mati hah?!" gerutu Salwa menimbulkan kehebohan di tempat itu.

"Gue tau gue salah. Karena itu Gue kesini mau minta maaf sama Jessica karena udah bikin dia malu. Tapi jujur gue gak berniat permaluin Jessica. Niat Gue cuma pengen kasih hadiah buat dia," balas Jeff tenang.

"hadiah, hadiah. lagian ngapain ngasih hadiah? Jessica gak lagi ulang tahun!"

Di tengah keributan itu, Dinda datang dan langsung meminta Jeff serta yang lainnya ikut dengannya.

"heh, mau kemana lo?!"

—————Bersambung————––

GANTENG GANTENG SERIGALA (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang