"Kupu-kupunya Adelia kan?" Tebak Fiki dengan mudah. Gilang yang mulai panik pun langsung memerintahkan Fiki untuk berbicara dengan suara yang agak pelan.
"Ssssssst pelan-pelan ngomongnya, nanti orangnya tau kan ga seru!" Tegas Gilang yang hampir saja ingin memukul lengan Fiki.
"Elu yang ga seru, sebagai laki-laki elo harus berani mengungkapkan perasaan lo ke dia sebelum nantinya lo tersakiti, siapa tau kan dia udah dijodohin diluar sana sama orang lain," Jelas Shandy yang memang sudah ahli dalam hal percintaan.
"Ah memangnya di zaman sekarang masih ada ya yang mau dijodohin, ini kan zaman modern bro," Cibir Gilang dan langsung dibantah oleh Dinda yang saat itu tengah berjalan menuju ruang tamu bersama Adelia.
"Ada kok, tuh anaknya tetangga kita baru aja dijodohin kemarin. Memangnya ada apa sih, kok bahas yang begituan? Kalian ada yang mau dijodohin?"
"Itu tan, tadi Gilang bilang dia sumphhhhhh!" Ucap Fenly yang terpotong karena mulutnya langsung dibekap Gilang.
"Ga ada ma, Fenly ga usah didengerin, anaknya tukang bacot," Ujar Gilang dengan wajah panik.
"Anak muda pasti ada aja yang namanya rahasia, yaudah mama mau pergi dulu ya ke kantor papa, ini tadi mama sama Adel udah masak Frozen food, jangan lupa dimakan, Gilang nanti kalo Adel mau pulang harus kamu anterin, mama pergi dulu ya," Tutur Dinda dan langsung pergi meninggalkan mereka.
"Yaudah yuk dimakan, mumpung masih hangat," Ucap Adelia yang mempersilahkan mereka semua untuk makan terlebih dahulu.
Fenly, Shandy dan Fiki pun langsung menyantap risol dan pastel yang sudah terhidang di hadapan mereka, sedangkan Gilang, yaah dia masih kaget ketika Dinda menyuruhnya untuk mengantarkan Adelia nanti. Adelia yang melihat Gilang terdiam langsung memasukkan satu risol penuh kedalam mulutnya.
"Enyakk!" Seru Gilang yang langsung salah tingkah saat Adelia menyuapinya barusan.
"Iya enak, tapi lo makan sendiri dung, kan gue juga mau, ntar gue makannya pake tangan kiri, kan ga boleh," Ujar Adelia sambil menyuapi dirinya sendiri dengan sebuah pastel.
"Eh iya gue hampir lupa, kalian berdua belom gua masukin grup chat," Seru Shandy dan langsung mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celananya.
"Nih nomer gue," Ucap Gilang dan Adelia secara bersamaan.
"Ekhemmm! Gue haus nih, gue ke dapur dulu yaw," Ujar Fenly dan langsung berjalan menuju dapur.
"Kebiasaan!" Umpat Gilang dan terdengar oleh Adelia.
"Apanya yang kebiasaan Gil?" Tanya Adelia dengan wajah polosnya.
"I-itu si Fenly kebiasaan banget izin, kan udah gua bilang dari tadi anggap aja kayak rumah sendiri," Ucap Gilang dengan sedikit gugup.
"Ya gapapa dong, itu tandanya kan Fenly sopan sama pemilik rumah," Tutur Adelia sembari tersenyum ramah.
Drrrrrrt Drrrrrrt...
"Eh gue udah masuk, makasiii Shandy," Ucap Adelia yang tidak henti-hentinya tersenyum kepada semua orang yang ada di rumah ini.
"Sami-sami, oh iya kapan-kapan ajarin kita ngedit foto yee, kasian Poto model gua nganggur, kaga di edit-edit biar makin kece," Jelas Shandy sembari menepuk paha Gilang dengan sengaja.
"Okeh kapan pun kalian mau, kalian tinggal cari gue atau chat gue aja. Btw gue kerjain peer disini gapapa kan?" Tanya Adelia sembari mengeluarkan laptopnya dari dalam tas.
"Gapapa, kan tadi gue udah bilang anggap aja kayak rumah sendiri," Jawab Gilang yang langsung menarik tangan Shandy dan Fiki.
"Ehhh ngapain kita ditarik-tarik!" Seru Fiki tiba-tiba kaget karena saat itu ia sedang sibuk dengan ponselnya.
"Main game di kamar gua, ntar kalo kalian disini yang ada kalian malah ganggu," Jelas Gilang sambil berjalan menuju lantai dua.
'Bwahahaha mereka kocak juga ya, ga nyangka banget, dan gue rasa Gilang juga akan berubah ke arah yang lebih baik sih kalo dapet temen-temen yang baik kayak mereka,' batin Adelia sembari menunggu laptopnya menyala.
"Lahhhh Gilang and the geng kemana Del? tiba-tiba ilang," Tanya Fenly yang bingung karena sekembalinya ia dari dapur teman-temannya sudah menghilang.
"Katanya mau main game di kamar Gilang," Jawab Adelia singkat padat dan jelas.
"Lo ga ikut?"
"Gua mau nugas dulu hehe,"
"Oke semangat nugasnya, gua mau ikut main dulu," Ujar Fenly dan langsung berlari menuju kamar Gilang. Adelia pun tertawa melihat Fenly berlari menaiki anak tangga dengan terburu-buru seperti anak kecil.
Melihat kondisi rumah yang sudah sepi, Adelia pun mengeluarkan buku kecilnya dan menuliskan satu kalimat yang menggambarkan perasaannya saat ini.
"Waktu yang mempertemukan, waktu juga yang harus memisahkan".
-26 Maret 2021-
♡♡♡
-HAYOO SIAPA YANG KEPO SAMA PART SELANJUTNYA? TUNGGUIN AKU UPLOAD LAGI YAK^^ -
- Hei kalian para readers yang aku cintai! Makasih banyak udah luangin waktu untuk membaca cerita ini<3 -
- Jangan sungkan untuk komentar ya -
⭐👇janlup
ŞİMDİ OKUDUĞUN
Dengan Caraku (On Going^^)
Genç KurguAnak nakal, manja dan selalu pindah-pindah sekolah karena sikapnya yang urakan, siapa lagi kalau bukan Gilang Dika. Sudah banyak laporan dari guru-guru yang sudah tak tahan sehingga membuatnya harus terus pindah-pindah sekolah. Dan tibalah Gilang d...
Part 1- Adelia
En başından başla
