Akhirnya mereka berlima sampai di kediaman Gilang yang bisa dibilang cukup besar dan amat sangat layak disebut sebagai tempat tinggal. Shandy, Fenly dan Fiki mungkin sudah biasa dengan suasana rumah mewah seperti ini, namun bagaimana dengan Adelia?
Ya, Adelia sangat minder bahkan sempat ragu ketika berkunjung ke rumah ini. Ia tak biasa dengan semua ini karena ia berasal dari kaum menengah. Ayahnya seorang guru dan ibunya yang mempunyai toko kelontong tak akan mungkin bisa memberikan kemewahan seperti ini kepada Adelia. Namun hal ini berbanding terbalik dengan Gilang. Hal inilah yang membuatnya sangat ragu ketika ingin bertamu kerumah ini.
"Nih gue bawain ice cream, satu orang satu ya, ntar kalo mau gue ambil lagi, anggap aja kayak rumah sendiri," Tutur Gilang sembari berjalan kearah Shandy, Fenly, Fiki dan Adelia.
"Thanks," Ucap mereka berempat secara bersamaan.
Belum sempat Gilang mengucapkan sama-sama, Dinda (mamanya Gilang) datang dan langsung menghampiri mereka di ruang tamu.
"Ehh ada tamu, mereka siapa Lang?" Tanya Dinda yang sangat kaget karena baru kali ini Gilang sangat cepat mendapatkan teman baru di sekolahnya.
"Mereka temen Gilang yang baru. Ini Shandy, Fenly, Fiki dan Adelia," Jelas Gilang dan membuat Dinda mengangguk paham dan langsung saja duduk di samping Adelia.
"Sekarang mama tanya, tadi kamu ke sekolah naik apa? Kamu kan gak mau naik angkutan umum," Tanya Dinda dengan tatapan mata yang serius.
"Ih kan mama, udah jangan di ungkit lagi, kan Gilang udah masuk sekolah tadi, ga bolos kok!" Tegas Gilang sembari mendudukkan tubuhnya di sofa.
Dinda pun hanya bisa menghembuskan nafas panjang mendengar jawaban Gilang. Sementara itu Adelia pun mulai angkat suara supaya tidak ada ketegangan antara ibu dan anak di rumah tersebut.
"Maaf saya lancang tante, tadi Gilang berangkat sekolah sama saya tan, biar cepat sampai ke sekolah jadi Gilang deh yang bawa motornya soalnya tadi pagi jalanan lumayan macet," Jelas Adelia dengan jujur dan membuat hati Dinda lega serta membuat Fenly, Shandy dan Fiki paham kenapa Gilang bisa kenal dengan Adelia.
"Tadi Gilang juga dihukum tante, soalnya tadi pas sampai parkiran sekolah udah bunyi bel, tapi dianya ga buru-buru masuk," Lanjut Adelia dan membuat Dinda mengangguk paham sambil tersenyum kearah wajah polos Adelia.
"Adel kenapa lu ceritain, ntar gue dihukum lagii!" Ujar Gilang sembari menatap Adelia pasrah.
"Ya maap, gua kan cuma mauu-" Ucap Adelia yang langsung dipotong oleh Dinda.
"Adel kamu ikut tante ke dapur yuk," Ucap Dinda yang langsung membuat Adelia mengangguk mau.
Dinda dan Adelia langsung berjalan menuju dapur sedangkan Gilang dan kawan-kawan masih menikmati ice cream cup yang masih tersisa.
"Gil, elo ada masalah ya sama bonyok?" Tanya Fenly sembari mencerna suapan terakhir ice cream nya.
"Ya sedikit, tahun ini udah beberapa kali gue pindah-pindah sekolah. Gue bukannya malas untuk sekolah, tapi memang gue merasa ga cocok sama semua sekolah gue yang sebelumnya, itu doang kok," Tutur Gilang sembari santai melahap sisa ice cream nya.
"Gila lu, kasian dikit dong sama bokap nyokap lu!" Ucap Shandy dengan tegas dan membuat Fiki refleks langsung menenangkan sohibnya itu.
"Iyeeee, gue juga udah sadar dan mau berubah kok, semenjak kejadian tadi pagi," Ujar Gilang dengan mengeluarkan ungkapan-ungkapan sembari tersenyum menatap langit-langit rumahnya.
"Memangnya ada kejadian apaan selain elo terlambat tadi pagi?" Tanya Fiki sembari memperhatikan raut wajah Gilang.
"Ada kupu-kupu hinggap terbang di kepala gue, kupu-kupu nya itu spesiaaaaal banget kaya martabak," Jawab Gilang dengan asal-asalan yang pikirannya saat itu sedang tertuju kepada seseorang.
YOU ARE READING
Dengan Caraku (On Going^^)
Teen FictionAnak nakal, manja dan selalu pindah-pindah sekolah karena sikapnya yang urakan, siapa lagi kalau bukan Gilang Dika. Sudah banyak laporan dari guru-guru yang sudah tak tahan sehingga membuatnya harus terus pindah-pindah sekolah. Dan tibalah Gilang d...
Part 1- Adelia
Start from the beginning
