0.4

24.7K 670 6
                                    

"Hari ini kita mau ke mana?" Serunya lantang dengan semangat 45, membuat seseorang yang sedang memboncengnya menjadi terkekeh akan hebohnya gadis yang itu.

Padahal ini bukanlah kencan mereka yang pertama. Kencan pertama memanglah penuh dengan euforia si gadis pemilik warna mata coklat tersebut. Dengan perasaan yang menggebu-gebu. Bahkan pakaian yang ia gunakan pada saat ini sangat menunjukan perasaannya, yaitu serba warna kuning yang melambangkan kebahagiaan.

Tentu saja bahagia, ia bahkan sudah bangun dari pukul 4 pagi untuk mempersiapkan semuanya. Padahal Jeva baru akan menjemputnya pukul 9 pagi. Antusiasmenya bahkan menimbulkan pertanyaan dari kedua orangtuanya. Ia yang dikenal sangat bermalas-malasan menjadi sangat rajin.

"Nanti juga tau sendiri!" Jawab Jeva tak kalah lantang. Keadaan jalanan yang ramai membuat komunikasi antara mereka haruslah dengan keras.

Setelah sampai di tempat yang memang sengaja Jeva memilih konsep tempat yang memiliki sejarah atau berisi tentang sebuah sejarah seperti contohnya adalah museum. Sejarah menjadi salah satu topik yang mereka berdua sukai, mereka suka berdebat mengenai sejarah hingga mencari tau apa yang ada di balik suatu sejarah.

 Sejarah menjadi salah satu topik yang mereka berdua sukai, mereka suka berdebat mengenai sejarah hingga mencari tau apa yang ada di balik suatu sejarah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sambil bergandengan tangan seolah dunia milik mereka berdua. Bercerita tentang tempat yang sedang mereka kunjungi hingga mengabadikan foto bersama. Hal yang sangat kecil namun begitu berharga.

"Ini kenapa sih Jev?" Tanya Lila sambil menunjuk ke bagian sebuah lukisan yang terpanjang di dinding.

"Padahal terkenal kisah yang satu itu, masa kamu gatau?" Ejeknya dengan menatap Lila yang merengut karena balasan yang tak memuaskan.

"Ish, orang nanya tu dijawab bukan malah nanya balik." Sahut Lila dengan nada kesal. Dengan perasaan yang masih kesal ia lalu menghentak-hentakkan kakinya dan berlalu meninggalkan Jeva yang tertawa karena ulahnya yang sangat menggemaskan.

Jeva segera mengejar gadisnya yang sepertinya akan berada dalam mode ngambek.

Setelah Lila luluh akan rayuannya. Mereka kembali berjalan-jalan kembali menuju tempat lainnya. Salah satu yang selalu dituju jika mereka berada di tempat seperti ini adalah toko-toko souvenir yang berjejeran di sepanjang jalan dekat dengan tempat sejarah tersebut.

Sembari melihat-lihat souvenir yang ada. Seketika membuat Lila berbinar seperti melihat surga. Souvernir yang lucu-lucu membuat Lila ingin memborong semuanya dan membawanya pulang.

"Jeva bagus yang ini apa ini?"

Seperti deja vu pertanyaan sama yang Lila ucapkan pada saat itu membuat ia kembali mengingat kebersamaan mereka pada masa itu.

"Jeva? Aku nanya loh dari tadi gak kamu jawab-jawab." Hela nafas Lila terdengar berat. Jeva menjadi lebih pendiam setelah pertanyaan yang ia lontarkan saat berada di dalam mobil.

Seharusnya di sini Lila yang mendiamkannya bukan malah Jeva-nya. Meskipun ia sedikit kesal dengan Jeva karena hal tadi, tapi hal tersebut tak mengurungkan semangatnya saat bersama Jeva. Itu sudah lebih dari cukup baginya.

JevalWhere stories live. Discover now