Chapter 27 : flashback

2.9K 369 227
                                    

maaf jika terdapat banyak kesalahan atau typo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

maaf jika terdapat banyak kesalahan atau typo.

.

"Tidak".

"Tidak? kenapa?".

"Aku menganggap Charlie seperti saudara ku sendiri, Gin. Dia memang laki-laki yang baik, tapi aku tak merasakan apapun lebih dari itu".

Ginny Potter menghela nafasnya lelah, lalu dia terdiam cukup lama menatap banyaknya orang berlalu lalang di taman St Mungo.

Sudah seminggu sejak Hermione dan Charlie memutuskan untuk mencoba mengenal lebih dekat satu sama lain, lebih tepatnya berkencan. Tapi perempuan itu tampaknya tak merasakan perasaan cinta layaknya seorang kekasih atau pasangan. Hermione selalu berpikir bahwa Charlie hanya saudara laki-laki bagi nya.

Charlie bahkan sudah berkali-kali melakukan hal-hal romantis untuk Hermione, tapi memang keyakinan pada hati perempuan itu tak dapat diganggu gugat.

Hermione tetap pada pendiriannya.

"Oh, Merlin".

Hermione melirik Ginny yang tampak mengerang frustasi padanya.

"Maafkan aku. Hanya saja rasanya memang susah".

Ginny lantas menoleh pada sahabat nya, menggeleng dengan senyuman cantiknya, "Tak masalah, Hermione. Ini bukan sebuah kesalahan, jangan meminta maaf. Mungkin memang bukan Charlie seseorang yang kau cari itu—".

Ginny mengelus pundak Hermione, "—aku yakin suatu saat nanti, kau akan menemukan laki-laki yang akan mencintai mu, tersenyum saat kau senang, menangis saat kau kesakitan. Mungkin hanya membutuhkan waktu".

Hermione meringis, merasa sangat ingin menangis. Perempuan itu lantas memeluk tubuh sahabat nya dan menghirup nafas sedalam mungkin.

"Terimakasih. Aku akan menunggu waktu itu".

Tampaknya pembicaraan mereka harus terhenti saat seorang healer lain berlarian ke arah Hermione dengan wajah panik.

"Healer Granger. Ada masalah serius".

Hermione menoleh cepat, berpamitan pada Ginny dan menghampiri salah satu rekan kerja nya.

Mereka berlarian di lorong dan menaiki tangga menuju lantai paling atas.

Hermione meyakini bahwa tujuan mereka adalah ruangan Astoria dirawat.

Perempuan memasuki ruang, bisa mendengar banyak teriakan dan barang pecah berserakan.

Hermione berjalan pelan, akhirnya melihat seorang perempuan lain yang kini meringkuk dengan tangisan deras di wajahnya.

Hermione meminta beberapa healer rekannya untuk pergi, jadi dia bisa melihat apa yang terjadi pada pasien itu.

Dia mendekati Astoria yang menangis, "Tori. Apa yang terjadi?".

"Mereka ingin membunuhku jika aku tidak segera hamil dan memberikan pewaris untuk Draco. Ini sangat menyakitkan", Astoria berteriak dan memukul dadanya kuat, seakan menyalurkan rasa sakit yang dia rasakan.

MOTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang