Chapter 1

95 34 34
                                    

Happy reading (灬º‿º灬)♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading (灬º‿º灬)♡

***

Nara terpaku di tempat mulutnya menganga tak percaya apa yang dilihat di depannya. Baju dan barang-barang miliknya berantakan diluar rumah. Apa yang sebenarnya terjadi?

"A-apa yang terjadi, kenapa semuanya di luar?" Rasanya Nara ingin menangis sejadi-jadinya. Tidak mungkin bibinya mengusir nya kan? tapi kenapa rumahnya sepi sekali

Saat Nara ingin membuka pintu, pintunya terkunci. Nara kemudian mengintip ke luar jendela dengan tirai yang sedikit terbuka. "Kenapa gelap?" Rumah itu sangat gelap tidak ada cahaya sama sekali.

Nara mencoba mengetuk pintu, mungkin saja ada seseorang didalam sana. "Bi, buka pintunya!" tapi tidak ada yang menyaut nya. Tidak ada siapapun.

Nara menangis, dia sangat takut. Bagaimana nasibnya, dia nanti akan tidur dimana. "Tolong, siapapun!" Nara berjalan kesana kemari dan berkeliling disekitar berharap ada seseorang yang dia kenal.

"Tolong...ada yang melihat bibi saya?!" Nara menanyakan kepada seseorang yang berlalu-lalang tapi tidak ada seorang pun yang tau keberadaan bibinya itu.

"Ah, aku harus gimana..." Nara tidak bisa berhenti menangis, dia sangat terkejut dan tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Mengapa semuanya tiba-tiba menghilang? Bibi, paman, dan Albian.

Dia melihat arlojinya dan sudah pukul 15:50, sudah waktunya dia pergi bekerja. Tapi Nara tidak bisa tenang, bagaimana dia akan bekerja jika hatinya tidak tenang, maka dia tidak akan fokus ketika dia bekerja.

Nara menangis dan terus menangis. Dia memikirkan bagaimana nanti dia tidur?. Uang simpenan nya pun tidak ada, mungkin sudah di ambil oleh bibinya. 

Dia bangkit, mengambil semua pakaian dan barang-barangnya dan menuju ke tempat kerjanya. Nara mau tidak mau harus meminta bantuan, dia hanya memikirkan pemilik toko roti, karena selama ini dia sangat baik padanya.

***

Hanya butuh sepuluh menit untuk sampai, Nara melihat pemilik toko yang sudah menunggunya. Nara menunduk malu tanpa sadar air matanya jatuh begitu saja.

"Paman.." lirihnya.

"Kamu kenapa, nak?" tanya pemilik toko khawatir. Saat melihat barang bawaan Nara, pemilik toko langsung mengerti apa yang terjadi.

"Kamu di usir?" Pamannya langsung memeluk Nara dan menenangkan. Nara memeluknya dengan erat, dia tidak bisa berhenti menangis.

"Paman Syam, semua orang menghilang..." Nara benar-benar ketakutan, bagaimana jika sesuatu yang buruk terjadi?

"Menghilang?" Nara mengangguk. “Nara tidak tahu harus mencari bibi kemana lagi, Nara takut…” Paman Syam tidak tega, tapi sayangnya dia tidak punya tempat untuk Nara tidur.

Protector || on goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang