10. GOOD BYE MR. SEEK

89 15 4
                                    

Xavier terbelalak setelah mendengar sesuatu dalam kepalanya. “Aku akan menghabisinya, Hyena.”

“Kalau aku berhasil kembali, apa mereka akan menganggapku?”

“Ini salahku, seharusnya aku ikut bahagia kalau dia bahagia.”

Laki-laki bersurai hitam itu melihat semuanya satu per satu. Ia mulai menyadari bahwa keberuntungan yang dia dapat adalah bisa mendengar isi hati orang lain. Namun, Xavier juga bertanya-tanya mengenai alasan dia diberikan keberuntungan seperti itu.

Ia menatap ke arah Nolan, sebelum laki-laki itu angkat bicara. “Waktu kita 4 jam, dan apa kita harus tetap di sini?”

Semuanya terdiam, menyadari bahwa apa yang dikatakan Dean Nolan ada benarnya. Namun, sebelum mereka memulai langkah, Nolan membagikan tugas masing-masing untuk mereka. Orang yang lebih dulu mengetahui keberuntungan mereka akan ditempatkan paling depan juga belakang, dan yang tidak tahu akan ditempatkan di tengah.

Xavier menatap ragu ke arah Nolan. “Apa kita harus berbaris?”

“Ya.”

Laki-laki itu mengangguk. Mr. Seek seharusnya adalah orang yang mencari mereka, jika Michael bukan orang itu, maka siapa?

Sebelum Michael benar-benar tiba di depan mereka semua, Nolan mengusulkan untuk kabur sekaligus mencari Mr. Seek. Perjalanan mereka hanya diisi dengan obrolan-obrolan kecil.

“Apa kalian punya rumah?”

“Hah?” Vincent menelengkan kepalanya bingung.

“Ya, tempat untuk pulang.”

Fannon mengedikkan bahu. “Jika rumah yang kau maksud adalah bangunan, aku punya.” Ia menggantungkan kalimatnya. “Tapi kalau itu orang, tidak ada.”

Vincent spontan tertawa. “Mana mungkin kau tidak punya.”

Xavier yang mengetahui semua isi pikiran mereka hanya bisa diam. Terkadang seseorang akan berbohong demi terlihat baik-baik saja di depan orang lain dan tidak membuat orang lain khawatir, tapi ada juga orang yang berbohong demi terlihat lebih dari orang lain.

“Kalau kau?” celetuk Askar sambil melihat ke arah Bright Xavier, yang dibalas dengan anggukan ragu.

“Aku punya ibu, dan ada ayahku juga. Bahkan kakakku juga baik.” Xavier memilih berada di tengah-tengah, antara berbohong agar terlihat baik-baik saja dan berbohong agar terlihat lebih baik.

Kontan Xavier mengungkit mengenai keinginan mereka jika apa yang mereka minta benar-benar akan dikabulkan.

“Aku mau kakakku mendapatkan kebahagiannya,” ujarnya. “Kalau kalian?”

Nolan menggeleng. “Entahlah, aku mungkin akan meminta hal yang sama? Kebahagiaan orang yang aku sayang.”

Fannon dan Vincent terdiam, mereka saling melihat satu sama lain di saat yang lain berbagi keinginan mereka.

Ting!

Xavier mengernyit. “Misi selesai, sisa waktu 3:37:06. Sisa waktu akan dikonversi menjadi kekuatan.”

7 LinesWhere stories live. Discover now