08. RUN

137 21 12
                                    

Xavier membekap mulutnya sendiri dengan tangannya, berusaha untuk tidak mengeluarkan suara atau mereka akan entah bagaimana jadinya.

Asher menyandarkan tubuhnya di pohon besar guna bersembunyi dari makhluk aneh yang mengejar. Omong-omong pada akhirnya mereka memilih untuk bersama, setelah mereka merasa tidak bisa menang dengan kekuatan sendiri.

"Mereka hanya membuang waktu," gumamnya kesal.

Suara gagak terdengar semakin kencang, tapi tanpa mempedulikan itu semua, Asher memutuskan untuk memulai lebih dulu permainannya. Pemuda satu itu menghela napas, lalu memberanikan diri untuk bertindak. “Kita akan mati kalau begini terus.”

"Hide and seek," gumamnya nyaris tak terdengar.

Askar menengok ke sekitar. Kalau permainannya adalah petak umpet, pertanyaannya adalah siapa yang bersembunyi dan siapa yang mencari? 

“Mr. Seek adalah kunci kita semua.”

Duk!

"Hei, kau terlalu menganggap serius semua ini. Percayalah, ini semua hanya bohongan." Kemunculan Nolan membuatnya kesal, apalagi kata-kata kalau ini semua hanya bohongan.

"Kau tidak mengerti apapun tentang tempat ini, dan aku tidak mau mempercayaimu kalau semua ini bohongan." Dengan ketus Asher meninggalkan segerombolan orang tidak waras di belakangnya, dan memutuskan untuk memulai permainan dengan mencari Gerbang lebih dulu.

"Hei, jangan cari kami ya!"

"Merepotkan."

Dia memilih untuk berpisah, lagi.

1

"Kekasihmu sangat menarik Olivia."

"Tutup mulutmu keparat. Dia bukan kekasihku!" Michael tersenyum tipis. Dia tidak menyangka kalau apa yang dilakukan oleh Asher di masa lalu, bisa membuat Olivia menjadi sangat sensitif.

Michael masih memperhatikan gerak gerik Asher dari ketinggian, dia tahu ke mana arah laki-laki itu berjalan. "Gerbang," sahut Olivia tiba-tiba. "Dia berpikir untuk bersembunyi sekaligus meminta bantuan Frat."

"Ya, dia tidak pernah benar-benar berubah Olivia."

Olivia mengerutkan dahinya tidak terima. "Tidak, dia sudah berubah." Perempuan itu terdiam, lalu menatap Michael kesal.

Senyum miring terukir di wajah indah Michael, dia senang. "Baiklah, ayo kita mulai Tuan Putri."

Suara erangan terdengar setelah Michael memanggil hewan-hewan aneh dari dalam rimbunnya pohon-pohon. Tanah yang mereka pijak pun kini bergetar, sementara Asher hanya berhenti sebentar, kemudian berlari sejauh yang dia bisa.
Ya, permainan benar-benar telah dimulai dan Asher harus bersembunyi sampai Michael menyatakan kalau permainannya telah selesai, tapi kapan? Setelah ia bisa membunuh pemimpin dari mereka.

"Olivia, kau tidak mau ikut!?" tanya Michael yang sudah naik di atas tubuh makhluk aneh.

"Tidak."

Lagi-lagi senyuman mengerikan Michael dapat menyimpulkan segalanya. Ia menepikan rambut yang menutupi matanya, kemudian mengelus-elus puncak kepala Queen. "Kita kawal mereka Queen. Kalau berhasil, kau akan dapat makanan enak."

***

"Sial!" Asher mendengar semakin banyak suara langkah kaki yang mendekat ke arahnya. Napasnya mulai terengah-engah, ditambah kakinya mulai sakit. "Seharusnya aku mengajak orang-orang bodoh tadi."

7 LinesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang