Part 32 - Let's Dating

Start from the beginning
                                    

"Jadi, mau atau mau?" Tanya Axelle sembari menatap gadis itu dengan tatapan yang terlihat semangat. Sementara Lucya yang masih terdiam dengan terus menatap kedua iris cokelat milik lelaki itu pada detik keenam ia mengangguk pelan.

Axelle berdecak pelan, sedikit memundurkan wajahnya, tidak puas dengan tanggapan Lucya, "Ditanya itu di ja—,"

"Iya, mau, Axelle," Jawab Lucya dengan tenang, namun sebenarnya jantungnya sekarang tengah menggila.

Ujung bibir Axelle perlahan terangkat, membentuk senyuman yang kian mengembang dengan perasaan senang yang menggorotinya sekarang, "Tanggal dua puluh delapan, bulan oktober, tahun dua ribu dua puluh satu, tepatnya pada jam enam lewat sepuluh, bertempat di taman belakang Victory, Lucya Aretha resmi jadi pacar Axelion Alterio."

Lucya menatap lelaki itu yang tersenyum lebar kepadanya setelah mengucapkan narasi nya tadi dengan suara yang agak lantang, "Alay," Celetuk Lucya, membuat senyum lelaki itu pudar seketika, tidak percaya gadis itu baru saja mengatainya. Dan wait, Lucya tidak terlihat salah tingkah, merona atau apapun itu yang seharusnya terjadi setelah seseorang mengajaknya untuk pacaran.

Sekarang malah dengan santainya seolah tadi tidak ada yang terjadi, Lucya sudah berdiri dan membalikan badannya— bersiap untuk pergi dari situ, namun sebenarnya tanpa Axelle tahu, Lucya tengah menahan jeritan bahagianya sekarang.

"Sya! Kok tanggapannya gitu sih? Kok enggak baper sih, Sya?"

"Aku mau ke kelas, kamu jangan bolos, nanti ketemu lagi pas istirahat," Ucap Lucya tanpa menoleh pada Axelle, karena sekarang kedua pipinya sudah terasa panas dan bibirnya yang ingin tersenyum.

Axelle melongo ditempatnya, "Sya! Kurang romantis apa gimana? Lucya!" Tidak ada tanda-tanda Lucya akan berhenti dan meresponnya. Axelle terkekeh kecil menatap punggung gadis itu.

"Yaudah! Belajar yang benar, Sayang!" Langkah Lucya hampir saja terhenti mendengar seruan yang agak terdengar geli di telinganya namun mampu membuat jantungnya ingin copot ke tanah.

Axelle sialan! Batin Lucya lalu segera berlari pergi dari taman meninggalkan Axelle yang tertawa kecil masih ditempat duduknya.

***

"Perhatian semuanya! Tolong perhatiannya!" Suara lantang dari seorang lelaki yang baru saja masuk ke dalam kelas yang terlihat sedikit gaduh, karena tidak ada guru yang mengajar.

Semuanya pun memusatkan perhatian mereka pada Budi— sang ketua kelas, termasuk keenam lelaki yang juga sedari tadi tengah mengobrol seru.

"Sok iye lu, Budi!" Seru Putra dari bangkunya.

"Mau kabar gembira kagak lu, Put?" Tanya Budi yang masih berdiri di depan sana.

"Ga ah, gue enggak suka kulit manggis," Celetuk Putra membuat teman-temannya tertawa.

"Woy, Bud! Bilang tinggal bilang juga lo, cepetan! Bosen gue liat muka lo di depan," lontar Jibril kepada Budi.

"Jadi gini, ges, berhubung ada—," Ucapan Budi terhenti dikarenakan Axelle yang tiba-tiba saja berdiri dari duduknya dan membuka kancing jas seragamnya, sontak tatapan para murid di kelas tersebut jatuh padanya.

"Kenapa? Lanjut aja," Ucap Axelle menyadari bahwa tindakannya tersebut menarik perhatian sekelas. Ia melangkah untuk keluar dari kelas dengan santainya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 27, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

AXELIONWhere stories live. Discover now