~10.pertemuan itu

15 3 1
                                    

"Berjanjilah padaku untuk selalu di sisiku kali ini." Ucapnya. Dalam pelukan itu terdengar jelas oleh telingaku bahkan aku bisa merasakan bahwa laki-laki ini sungguh takut aku pergi lagi.

"Aku berjanji, tapi tidak untuk beberapa hari nanti." Jawabku, dengan keseriusan.

Lelaki itu melepaskan pelukannya dan aku juga melepaskannya. Dia hanya menatapku dengan tatapan datar, sulit jika
Sudah begini dia tidak akan bisa mampu
Di tebak sifatnya seperti apa?

Ayolah, aku bingung sekarang.

Sungguh laki-laki ini kadang-kadang aneh tapi juga terlihat begitu banyak keunikan darinya. Rasanya baru kali ini aku merasakan apa itu rasanya menepikan kerinduan.

"Baiklah sekarang aku percaya," Jawabnya.

Dan aku hanya mampu terdiam tidak mengerti apa yang sedang dia bicarakan padaku.

"Hah?"aku bingung dengan tanya.

"Tidak, aku paham dengan situasinya."jawab singkatnya.

Aku semakin bingung sekarang. sesulit itu menjelaskan dengan kata-kata yang rinci dan jelas bukan dengan kata-kata yang irit dan singkat.

Aku semakin bingung?

"Tidak bisakah kamu menjelaskan lebih detail sedikit aku semakin tidak paham apa
Yang kamu bicara akan padaku?"kataku, dengan bertanya.

Lelaki dengan pakai cardigan kuning itu. Hanya diam dalam hening salju yang terus turun yang menerpaku dalam dinginnya salju itu. Bahkan dari tadi laki-laki itu terus saja diam. Selangkah demi selangkah ia mendekat dan memecahkan jarak antara
Kami yang memang hanya tinggal 1 meter
Lagi dari sini.

Tangan lelaki itu meraih tanganku dan memegangnya dalam kehangatan sejenak
Tanganku yang satu lagi dia masukan ke
Dalam saku baju cardigan tebalnya itu
Sangat hangat sekali aku bisa merasakannya.

Malam yang dingin dan salju putih yang menambah dingin membuatku hangat.

--••--

"Apakah masih dingin?" Tanyanya, pelan.

Aku bisa mengerti sekarang dia tau aku sedang kedinginan saat ini. ia akan memulai bicara jika aku sudah tidak
Kedinginan lagi, ini sangat so sweet manis
Sekali sikapnya padaku membuatku
Nyaman dalam ngenggam tangannya.

Aku hanya menjawab dengan anggukan
Pelan. Sesekali, tertawa lucu namun masih
Bisa tersenyum lembut padanya. Dan ia
Berhasil ikut tersenyum bersamaku sudah
Lama kami berpisah hanya karena masa
Kuliah mungkin ini saatnya aku dan dia
Sama-sama menikmati waktu bersama.

Aresta tersenyum teduh padaku. Dan
Masih ngenggam tanganku dengan kedua
Tangannya,"ayo kita jalan-jalan malam ini
Mengelilingi sungai han."katanya, pelan.

"Ayo," Jawabku. Dengan senyum seringai.

Aresta mulai ngenggam tanganku erat seakan-akan tidak ingin lepas. Dan kami
Mulai berjalan pelan beriringan dengan
Langkah pelan ia membawaku berjalan
Agak lambat dari biasanya.

Aku tau, langkah aresta sangat cepat dan
Sulit untuk aku seimbangi tapi dengan
Langkah seperti ini dia membuatku
Mampu menyamai langkahnya.

Aku yang tersenyum bahagia, berbeda halnya yang di alami ketiga sahabatku
Saat di sungai Han tadi. Aku yakin, mereka
Pasti tidak rela aku di bawa-bawa begitu saja.

"Aku kesal pada lelaki ketus itu!"protesnya.

Gadis berambut pendek sebahu itu. Dengan langkah cepat asal duduk di tempat sebelah
Gadis berambut panjang pirang coklat itu
Dengan wajah kesalnya ia meletakkan tangannya di dada.

Dear Jeon Where stories live. Discover now