enam

2.7K 344 8
                                    

[RESIGN]

Raffa kembali kerumah setelah dihubungi oleh sang adik. Matanya menatap dua pasang sepatu asing di depan apartmentnya. Pemuda itu masuk, menemukan sang adik duduk berhadapan dengan dua orang yang dia kenal betul bentuk tubuhnya.

Perasaan rindu membuat pemuda rubah itu berlari menghampiri dua orang tersebut dan dengan antusias membawa mereka dalam pelukan hangat.

"Apa kabar nih bapak ketua osis?"

Iyap betul. Raffa pernah menjabat sebagai ketua osis semasa sekolah. Menggantikan Leon yang selesai menjabat kala itu. Dan orang yang mengajukan pertanyaan barusan adalah ..

"Devan.. Zero.. I miss you so bad guyss"

Dua sahabat yang mau tidak mau harus meninggalkannya untuk melanjutkan studi perguruan tinggi di negeri sakura itu akhirnya kembali setelah menyelesaikan studi.

Rasa rindu Raffa yang masih belum terobati itu membuatnya enggan melepas bahkan sekedar untuk melonggarkan pelukan itu.

"Udah kak kesian itu panas malah dipeluk gitu." Raffa akhirnya melepas pelukan menuruti ucapan sang adik. Sekali lagi kedua tamunya dia persilahkan duduk.

Matanya yang berkaca- kaca berusaha menahan untuk tidak menangis mengundang respon genas dari dua sahabatnya. Pun dari Fiona yang sedari tadi memperhatikan sang kakak.

"Masih cengeng aja Raffa.." Ucap Zero, pemuda mungil yang sudah berteman dengan Raffa sejak sekolah dasar itu mendaratkan tangannya di puncak kepala sang rubah.

"Sorry ya Raf kita gak bisa pulang dan dateng di pemakaman nyokap bokap lo." Devano menundukkan kepalanya merasa bersalah kala matanya tak sengaja melihat potret keluarga di atas tv.

"Iya.. kita udah usahain pulang tapi karena waktu itu ujian.. kita gak bisa balik." Raffa mengangguk merespon permintaan maaf dua sahabatnya itu.

"Jadi gimana nih selama gak ada kita? Raga gimana?" Raffa hanya tersenyum. Senyum yang membuat hati Zero pun Devano seakan tercubit. Senyum yang tidak tampak menunjukkan hal baik. Keduanya menduga bahwa hubungan sahabat mereka dengan Raga sudah berakhir. Tapi mengapa? dua pemuda itu enggan bertanya, sebaliknya malah menepuk nepuk punggung Raffa.

"Jadi lo berdua masih mengklaim diri sebagai sahabat nih?" Pertanyaan Raffa sukses membuat dua orang yang memang saling tertarik sejak masa sekolah itu mengalihkan pandangan berusaha tidak bertemu mata dengan Raffa.

"After 5 years lo berdua bareng di jepang yakin masih sahabatan?" Tidak ada jawaban membuat keduanya bungkam. Jangan lupakan Fiona disana.

"Pasti kak Zero udah dijebol sih" Tiga pemuda lainnya menatap tak percaya kearah Fiona yang malah memasang wajah seakan tidak tau apa - apa.

"ASTAGA FI!!!" Ujar Devan dan Zero bersamaan disusul tawa dari Raffa dan Fiona.

Malam berlalu dengan penuh tawa mengisi reuni tiga sahabat yang berpisah cukup lama itu. Tawa canda dan cerita menarik dari dua anak adam selama tinggal di jepang serta cerita Raffa selama kuliah itu berlalu hingga pagi menjelang. Keduanya baru berpamitan setelah matahari mulai naik menampakkan diri.

"Pamit dulu yank" Ucap Devan seraya memasukkan kakinya ke dalam sepatu sebelum akhirnya keluar meninggalkan Raffa yang tersenyum dengan mata mengantuknya.

"Udah pada pulang kak?" Raffa mengangguk menemukan keberadaan sang adik yang bangun sangat pagi itu. Si bungsu dari dua bersaudara itu keluar dengan pakaian tidurnya sambil menggosok matanya dengan jari.

[✅] Re sign || MEANIEWhere stories live. Discover now