lima

2.7K 353 5
                                    

[RESIGN]

Raffa tiba dirumah sekitar pukul sembilan malam setelah dipaksa harus menemani sang atasan makan malam. Sejujurnya Raffa merasa senang karena menu makan malam yang dibeli Raga adalah makanan favoritnya.

Pintu apartment terbuka. Raffa berasumsi adiknya belum tiba dirumah karena keadaan apartment yang gelap gulita tanpa satupun lampu yang menyala. Lampu otomatis di depan pintu pun rusak jadi tidak menyala.

Raffa menyalakan lampu dan merebahkan dirinya di sofa depan tv. Tangannya meraba raba mencari keberadaan remote control di sela sela sofa. Belum sempat tangannya menemukan remote, ponsel di saku celananya terus bergetar membuatnya mau tidak mau harus mengeluarkan benda berbentuk persegi itu.

Matanya kembali menatap malas ketika layar ponselnya menunjukkan panggilan masuk dari nomor yang tidak dia simpan namun dia hafal betul siapa pemilik nomor tersebut.

"Hahh.. gak tenang banget nih hidup" Menarik nafas panjang, Raffa akhirnya menjawab panggilan sambil berusaha memaksakan diri untuk tersenyum.

"Halo pak, selamat malam." Sapanya bersamaan dengan tangan yang membawa ponsel mendekat ke telinganya.

"Raffa saya butuh kamu. Tolong datang ke rumah saya sekarang." Raffa berusaha menahan diri untuk tidak memaki sang atasan. Matanya ia pejamkan dengan satu tangan yang mengepal sementara tangan lainnya meremat kuat ponsel yang dipegangnya berusaha menyalurkan rasa marah pada sang atasan.

"Jam kerja saya sudah berakhir Pak Raga." Sahutnya kemudian memutus panggilan secara sepihak.

Drrt drrt

Ponselnya kembali bergetar singkat menunjukkan pesan masuk dari orang yang baru saja menghubunginya itu.

Demi Tuhan Raffa saya butuh kamu sekarang. Di kontrak juga jelas kamu harus datang jika saya minta.

"Ughhh" Raffa melempar ponselnya ke sofa dan masuk ke kamar untuk mengganti pakaian.

Dan disinilah dia sekarang. Di depan pintu rumah Raga dengan pakaian training abu abu dan jaket hitam. Tangannya naik menekan bel agar atasannya tau keberadaan dirinya.

Pintu terbuka menampilkan sosok Raga dengan celana selutut dan kaos putih pas dengan badannya. Raffa menyapa Raga dengan senyum yang jelas dipaksa itu.

"Ada apa memanggil saya malam malam begini pak?"

Tanpa menjawab, Raga masuk ke dalam setelah memberi kode agar Raffa mengikutinya. Raga berjalan didepan, sementara Raffa dibelakangnya terus membuat gerakan seakan memukul sang atasan namun setiap kali Raga menengok kebelakang Raffa bersikap seakan tidak melakukan apa apa.

"Ini?" Raffa menatap pakaian yang berserakan di tempat tidur berukuran king size itu. Kemudian menatap Raga menuntut penjelasan sementara pemuda tan itu malah tertawa tanpa dosa.

"Ah tadi saya cari baju yang cocok buat dipakai di pernikahan Bang Suho sama Kak Irene tapi ternyata semua baju saja .. " Matanya menatap kasurnya sendiri seakan memberitahu Raffa bahwa jawabannya ada disana.

"Jadi bapak manggil saya buat beresin pakaian bapak?" Senyum Raffa yang biasanya manis itu kini tampak menyeramkan seakan siap menelan Raga hidup hidup.

"Kamu saya panggil kesini buat pilihin baju untuk saya pakai di pernikahan mereka."

Raffa mencoba memproses input yang baru saja dia terima. Matanya memicing dengan kepala yang dia miringkan merasa ada yang janggal dengan permintaan sang atasan.

[✅] Re sign || MEANIEحيث تعيش القصص. اكتشف الآن