sebelas

2.5K 282 2
                                    

[RESIGN]

warn!!typo(s)

Malam berganti pagi. Raga bagun lebih dulu karena harus kembali ke rumah untuk ganti pakaian. Sebelum pergi dari rumah Raffa, pemuda tan itu menyempatkan diri membuat sarapan sederhana untuk Raffa.

Ketika tiba di rumahnya sang kakak dan kekasihnya sudah tidak disana. Alasan kenapa Krystal harus menginap disana malam itu karena beberapa hari belakangan gadis yang berprofesi sebagai selebriti itu terus mendapat paket menyeramkan juga terus merasa diawasi ketika malam dia tidur. Kaisar pun enggan membawa gadis itu kerumahnya karena belum membereskan rumah yang sehabis digunakan acara pelepasan masa bujang sahabatnya. Kaisar tidak ingin Krystal tau tentang hal itu jadi mau tidak mau membawa Krystal ke rumah Raga untuk malam itu.

Raga mandi dengan cepat kemudian masuk ke ruang gantinya. Memilih setelan jas berwarna hitam dengan long coat berwarna coklat sebagai luaran.

Setelah siap, pemuda tan itu mengendarai salah satu mobil pribadinya melaju menuju rumah sekretarisnya. Raga sangat bersemangat hari ini. Mulutnya tidak berhenti mengalunkan melodi yang terdengar menyenangkan.

Raga akhirnya tiba di apartment Raffa. Mengetuk pintu berkali-kali juga membunyikan bell namun tidak ada respon dari dalam. Pemuda tan itu menghela nafas kemudian memasukkan pin yang dia ketahui adalah tanggal pernikahan orang tua Raffa.

Benar dugaannya. Pemuda bermata rubah itu masih berbaring nyaman dikasurnya. Waktu kini menunjukkan pukul enam pagi dan Raffa harus memulai pekerjaannya sebagai sekretaris pukul setengah delapan.

"Bintang waktunya bangun" Tidak ada jawaban. Raffa masih dengan nyaman menggulung diri dalam selimut. "Bangun Bi waktu kerja." Raga memegang dua bahu Raffa dan mencoba menggoyangkannya.

"Gua bakal berangkat telat." Demikian jawaban yang Raffa berikan. Bukan bangun pemuda itu malah mengambil guling dan memeluknya erat membuat Raga seketika iri dengan guling tersebut.

"Mau dipecat hm?" Raga menarik guling tersebut untuk menarik perhatian Raffa, namun si rubah dengan malas menjawab..

"Yaudah gua resign sekarang." Nada malas itu membuat Raga gemas dan akhirnya menarik dua tangan Raffa untuk bangun.

"Gak bisa cantik. Perusahaan sekarang sibuk buat launching mana sempat cari sekretaris baru. Bangun sekarang." Raga menahan tubuh Raffa yang sudah duduk namun masih memejamkan matanya.

"Mau izin gak masuk sehari deh.." Kini suara Raffa terdengar manja sukses membuat Raga menahan gemas.

"Ke kamar mandi sekarang atau aku yang bawa dan mandiin" Sukses membuat mata Raffa membulat dan seketika mendorong tubuh Raga menjauh.

"IYA IYA GUA MANDI!! LO.. EUGHHH" Raffa akhirnya masuk ke kamar mandi, tidak lupa membanting pintu membuat Raga terkekeh gemas.

Ketika Raffa mandi, Raga kembali sibuk di dapus. Memanaskan masakan yang dia buat tadi. Juga membuat beberapa untuk dirinya sendiri.

Ketika Raffa selesai bersiap dan keluar kamar, matanya menemukan Raga yang duduk di meja makan sudah sibuk dengan beberapa berkas. Raffa menghampiri kemudian duduk di depan Raga, mengganggu fokus pemuda tan itu.

"Makan pak." Ucap Raffa sebelum menyambar omelette yang sudah ada di meja. "Lo yang masak apa beli di luar tadi?" Pertanyaan Raffa sedikit menyinggung Raga membuat pemuda tan itu menatap tajam ke arahnya.

"Masak tadi." Jawabnya singkat kemudian kembali fokus pada berkas hitam di tangannya membuat Raffa mengerucutkan bibir kemudian melanjutkan sarapannya.

Setelah sarapan pagi, keduanya memulai perjalanan menuju tempat kerja mereka. Menghabiskan waktu bersama Raga membuat Raffa melupakan tentang Juna.

Sementara pemuda keturunan China itu kini sudah menunggu Raffa di depan apartmentnya, pemuda bermata rubah itu sudah lebih dulu pergi bersama Raga.

Kisah romantis Raffa dan Raga sekali lagi dimulai. Raga tidak sekalipun melepas tangan Raffa walaupun harus menyetir dengab satu tangan. Bahkan setelah tiba di kantor pemuda tan itu enggan turun dari mobil dan masih manautkan tangannya dengan Raffa.

Status? Direktur dan sekretaris.

"Kita sudah di kantor, Pak Raga." Raffa menarik tangannya hingga terlepas dari tangan Raga membuat pemuda tan itu tampak tidak senang dan malah merajuk. "Ayo turun." Ucap Raffa kemudian turun dari mobil tanoa mempedulikan Raga yang masih cemberut itu. Pemuda tan dengan tampilan yang gagah itu akhirnya mengikuti Raffa turun.

Langkah Raga lebih cepat berusaha menyesuaikan langkahnya dengan Raffa. Tangannya kembali meraih tangan Raffa untuk digenggam namun segera dihempas oleh Raffa.

"Kerja kerja bukan ganjen!!" Raffa melayangkan beberapa pukulan ringan dipunggung Raga, membuat pemuda tan itu terkekeh gemas dan akhirnya membenarkan penampilannya setelah melihat beberapa pegawai.

"Selamat pagi Pak Raga!" Sapa beberapa gadis sambil tersenyum. Raga dengan ramah membalas senyum para gadis sambil terus melangkah maju, tidak menyadari bahwa sekretaris yang berjalan dibelakangnya sudah diseret orang.

***

Raffa yang sedang berjalan tepat dibelakang Raga tiba tiba ditarik paksa oleh Nandika, teman kantornya. Pemuda itu membawa Raffa masuk ke dalam toilet pria kemudian memastikan disana tidak ada orang.

Raffa yang mendapat perlakuan demikian syok hingga berpikir Dika mungkin akan melakukan hal tidak baik terhadapnya. Namun pemuda di depannya itu malah mengeluarkan ponsel dan menunjukkan potret dirinya yang akan masuk ke dalam unit apartmentnya dengan Raga.

Raffa yang terkejut segera menarik ponsel Dika dan bergegas menghapus foto tersebut. Namun sebelum menghapusnya, Raffa menyadari bahwa foto tersebut juga diambil dari sebuah layar komputer.

"Ini darimama?" Raffa tidak bisa berpikir, bagaimanapun foto tersebut jelas diambil semalam ketika mereka tiba di apartmentnya. Namun Raffa tidak menemukan orang mencurigakan semalam. Dia ingat ketika masuk hanya ada dia dan Raga yang menyusuri koridor lantai unit apartmentnya.

"Itu gua liat di komputer Jennie. Udah gua hapus tapi pasti masih ada di hp dia kan?" Raffa menghela nafas. Dia pikir mungkin Dika diam diam membuntutinya namun dia rasa Dika bukan orang seperti itu.

"Gua gak bisa jelasin. Gua bakal kasih tau Raga. Thanks banget ya Dik." Ucap Raffa kemudian hendak pergi sebelum Raga menyadari ketidakhadirannya.

"Bentar!" Dika menarik tangan Raffa kemudian.. "Makasihnya kenalin sama cowok yg di ig lo dong." Raffa berpikir sejenak, dia punya terlalu banyak foto dengan teman di instagram nya. "Yang foto bareng Pak Varo sama Pak Leon" Ah! Raffa ingat dia punya foti bersama Alvaro, Leon dan

"Joshua? Ah tapi Kak Shua masih di LA." jawab Raffa. "Harusnya bulan depan jadwal balik kesini sih. Ntar kalo balik gua kenalin dah." Dika tersenyum senang kemudian mengangguk semangat membuat Raffa tertawa.

Setelahnya, Raffa meninggalkan Dika yang masih di dalam toilet kemudian berlari menyusul Raga yang hampir tiba di depan lift.

Oops! Tiba tepat waktu. Raffa tiba begitu Raga menoleh kebelakang. Pemuda tan itu memamerkan dua taringnya tanpa tau Raffa menahan nafas agar tidak terlihat baru saja berlari.

Senyum Raga yang memamerkan gigi taringnya itu masig menjadi favorit Raffa.

[TBC]

Hay again!!
Foto bakal jadi masalah gak thor? Kita liat aja nanti itu bakal jadi masalah atau gak.

Anw aku baru sadar ternyata RESIGN already reached 1k reads🥳
udah udah sok inggris bener nih author

sebenernya gak tau lagi mau ngetik apa di bawah sini but i still mau menyapa kalian aja gitu hehehe

[✅] Re sign || MEANIEWhere stories live. Discover now