28: 3 Tahun

2.3K 362 35
                                    

"Pak, bisa dibantu tanda tangan sebelah sini," ujar sang sekretaris.

"Oh ya, pesanan online saya sudah datang?" tanya Sky.

Dibalik jas dan kemejanya ia berbicara dengan sang sekretaris. Jangan pikir sekretarisnya itu wanita karena nyatanya dia pria.

Alasan dibalik semuanya itu,

"Ya, Shei?" jawab Sky waktu ponselnya bunyi.

"Iya, kemarin aku rekrut sekretaris barunya juga cowok kok. Udah ah, ini Pak Budi ketawa ngedengerin kamu."

"Gak, gak kedengeran jelas banget," ujar Sky bermonolog dibalik pertanyaan Sheila alih-alih Pak Budi itu mendengar suaranya.

Pak Budi hari ini resign karena dia mendapatkan pekerjaan yang lebih layak bukan berarti bekerja di perusahaan milik keluarga Sky tidak layak, hanya saja standar kelayakan seseorang berbeda-beda.

"Iya. Nanti pulang langsung jemput. Udah, udah sampe juga," lanjut Sky.

Pak Budi hanya mampu terkekeh mendengar percakapan bos besarnya dengan sang kekasih. Selesai Sky mematikan panggilannya dengan Sheila, Pak Budi pun bertanya. "Punya Non Sheila, Pak?"

Bola matanya menunjuk ke paket online yang ia bawa tadi dari bagian resepsionis.

"Iya. Dari kemarin minta dibeliin squishy gara-gara keponakannya main itu," ujar Sky.

"Squishy? Ya ampun, anak saya juga main itu."

"Seumuran berarti," ledek Sky yang membuat Pak Budi tertawa.

Sky, mengambil alih perusahaan ayahnya waktu ayahnya divonis sakit parah dua tahun lalu. Sky orang pertama yang keluar dari kosan lalu disusul Sheila. Sheila pindah ke Semarang 2 tahun lalu namun sekarang ia sudah ada di Jakarta kembali.

Inget Sheila lembut yang waktu itu kan? Sudah hilang :') Bahkan dari hal kecil yang kayak sekretaris Sky harus cowok aja kadang-kadang ada andil Sheila dibaliknya.

"Non Sheila sehat?" tanya Pak Budi lagi.

"Cukup sehat buat seleksi penggantinya Pak Budi," ledek Sky lagi dan mereka berdua tertawa.

***

"Aduh, Disa gak mau kali, Ma. Disuruh pake gaun kayak gini?" protes Al.

Dua bulan lagi Al dan Disa memang akan menikah setelah kembalinya Sheila ke Jakarta. Mereka memang sengaja merencanakannya bertepatan dengan kembalinya Sheila. Mana mungkin mereka melewatkan hari bahagia tanpa sang sahabat?

"Mau. Calon mantu mama kan cantik banget, Al. Jadi pakai apa aja pasti cocok," jawab Mama Al masih ngotot.

Al menggeleng pasrah tapi tetap ia akan berusaha menolak.

"Biar Disa pilih sendiri dia mau pakai apa. Ok? Masa gaun pengantin Disa bukan dia yang pilih?"

"Mama cuma mau pilihin buat Disa," ujar Mama Al melembut.

Mama Al sesayang itu sama Disa padahal dalam hati Al sering bermonolog setiap mamanya memuji si calon istri. Mama gak tau aja Disa galaknya ke Al kayak apa.

"Inget ya, Al. Istrimu nanti tuh cantik. Jadi, harus dijaga baik-baik. Kamu juga jangan semberono dalam bertingkah, dengerin pendapatnya, penuhi kebutuhannya. Sayang dia kayak sayang diri kamu sendiri," pesan sang mama.

Al cuma mengangguk pasrah, ini acara fitting gaun atau apa sih? Disa juga lama banget gak sampai-sampai dari butiknya.

"Ma, dengerin, Al. Al gak mungkin sia-siain Disa, Ok? Ngejarnya aja Al tonjok-tonjokan dulu sama 12 singa di hutan sama manusia-manusia goa," jawab Al asal.

My Pretty Roommate ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang