25: Masalah Baru

1.8K 335 20
                                    

"Lo siap?" tanya Sky ragu-ragu.

Cowok itu sudah bersama Sheila disebuah restoran bintang 5 di Jakarta. Nuansa restoran terlihat klasik berbeda dengan 2 manusia yang datang dengan aura peperangan macam Mr & Mrs Smith yang siap mengeluarkan senjata kapan saja.

"Mana sini papa kamu," ancam Sheila.

Sky pun terkekeh melihat perubahan sikap Sheila yang biasanya selalu lembut menjadi penantang apalagi yang ditantang ayahnya. Sky gak biasa menantang ayahnya tapi kemarin pengecualian.

Sudah keterlaluan bukan?

"Sky-

Sang ayah yang awalnya ingin menyapa putranya pun langsung terdiam melihat sosok wanita mungil yang tingginya jauh dibawah Sky.

"Kamu-

"Hai, Om. Salam kenal, saya Sheila. Pacarnya Sky. Mohon maaf saya lancang langsung datang kemarin karena kata Sky tidak apa-apa ajak pacarnya untuk pertemuan keluarga," tukas Sheila pura-pura bego.

Kalau mau tau, behind the scenes perkataan Sheila barusan itu diredaksikan oleh Alea dan dirapihkan oleh Cilla. Kalau Cilla gak rapihin, kata-kata kebun binatang semuanya ada disana.

"Kebetulan ini bukan pertemuan keluarga, Nak," jawab ayah Sky geram. Ayahnya sedang menimbang-nimbang permainan apa yang anaknya sedang mainkan.

"Oh, katanya bukan pertemuan keluarga, Sky. Aku gak apa-apa disini?" tanya Sheila ragu.

Aslinya Sheila gak ragu sekali nanya kayak begitu.

Sky mengangguk memberikan persetujuan sambil menarik tangan Sheila untuk duduk langsung di depan ayahnya. "Gak apa-apa, ayo itu papa aku seneng pasti ketemu kamu," kata Sky.

Sheila sebenarnya mau ketawa melihat ekspresi ayah Sky yang siap membunuh mereka berdua kapan saja tapi terhalang dengan keluarga wanita yang akan dijodohkan oleh Sky.

Wanita itu diam, mengagumi Sky dalam keheningan disaat orang tuanya pun tidak tau apa yang terjadi. Menurut pandangan mistis seorang Sheila, keluarga asing itu berasal dari keluarga baik-baik. Perjodohan ini juga murni atas permintaan sang wanita yang ternyata naksir Sky udah lama.

Entah Sheila bisa baca itu dari mana kayaknya kemampuannya udah bukan mengenali makhluk halus lagi deh tapi bisa membaca aura.

"Ngeliat macem-macem ya?" bisik Sky menebak.

"Sedikit tapi gak kenapa-kenapa kok," Sheila menggelengkan kepalanya lalu menunjuk wanita itu dengan ujung dagunya. "Dia baik, dia suka kamu," ungkap Sheila.

"Mohon maaf sebelumnya," kata sang ayah dari si wanita itu.

Mendadak firasat Sky tidak enak.

"Saya tidak tau jika Sky sudah punya kekasih, kalau tau dari awal saya tidak akan memaksakan kehendak anak saya untuk dijodohkan karena saya tau tidak baik merebut kebahagiaan orang lain."

Sheila mendadak dejavu, kalimat itu persis dengan kalimat ibunya. Pria tua dihadapannya ini benar-benar baik.

Emang ayah Sky aja yang menyebalkan! Sheila buru-buru menggelengkan kepalanya karena terlanjur mengumpat ayah Sky di kepalanya.

"Kenapa?" tanya Sky buru-buru dan Sheila menggeleng pelan.

Entah apa yang menyebabkan Sky jadi menanyakan setiap pergerakan Sheila bahkan ketika Sheila hanya menggeleng saja.

Permintaan maaf oleh keluarga asing itu terjadi begitu saja tetapi tidak bagi ayah Sky. Sang ayah merasa yang baru Sky lakukan adalah tindakan paling kurang ajar.

"Kamu ikut, Papa. Sendiri."

Sky berdiri dan memberi isyarat pada Sheila untuk diam disini untuk menunggunya, lagi-lagi Sheila hanya mengangguk. Sky itu tipe cowok peka yang tau jika ada sesuatu yang salah.

Sheila kenapa sih?

***

Pembicaraan sang ayah tidak lebih dari memakinya dan mengancamnya. Hal itu sudah biasa bahkan Sky tidak bergeming dan merasa ketakutan sekali pun.

Atensi cowok jangkung itu langsung mencari keberadaan sang sahabat yang seharusnya ada di tempat awal, tapi sekarang tidak ada.

"Sheila ke toilet kali ya?" gumamnya sendiri.

Sky memilih duduk di tempat awalnya sembari menunggu Sheila.

5 menit, 10 menit, 20 menit, Sheila gak muncul. Sky memanggil ponselnya tapi tidak bisa karena panggilan sibuk. Oke, 1 menit lagi Sheila tidak ada kabar Sky bakal panik banget.

Masa diculik ayahnya?

1 menit. Oke, Sky panik!

Dia berlari menelusuri toilet wanita pertama kali lalu menuju parkiran mobilnya tapi tidak ada Sheila. Matanya menyapu sekeliling barang kali wanita itu tersesat. Ia kembali ke ruangan makan mereka tadi dan bertanya pada pelayan disana.

"Mbak, Mas, maaf, permisi, saya mau tanya. Lihat pacar saya gak ya? Yang tadi sama saya," tanya Sky dalam nada panik.

"Yang pakai baju putih terus rambutnya panjang ya?" tebak sang pelayan.

"Iya, putih, kecil," tambah Sky.

"Tadi nangis terus lari keluar, Mas."

"Nangis?" tanya Sky histeris dan sang pelayan mengangguk. "Terima kasih."

Sky langsung berlari, tujuan pertamanya yaitu balik ke kosan karena dia tidak akan berpikir jernih sekarang. Dia butuh Kay, Al, Bumi, Jenggala, Alea, Cilla, Disa sama Kayla.

Hah, bisa apa Sky hidup tanpa mereka? Bahkan, disaat darurat seperti ini yang terlintas hanya pendapat Kay mengingat masalahnya hari ini diselesaikan oleh sang sahabat.

Ponsel Sky tidak henti-henti memanggil nomor Sheila yang tentunya tidak dijawab.

***

"Mas Sky!" teriak Alea waktu Sky baru ada di depan pintu kosan dengan wajah panik.

Alea pun langsung tau alasan dibalik paniknya Sky.

"Sheila kesini, Le?"

Alea mengangguk. "Orang tuanya meninggal kecelakaan. Kak Sheila balik kesini ambil barang langsung ke stasiun," jelas Alea menahan tangisnya.

"Hah?"

My Pretty Roommate ✔Where stories live. Discover now