14. Maaf

36 6 0
                                    

"duh, gua harus gimana ini?" Agatha mengacak-acak rambutnya frustasi, ucapan Jesslyn terus menerus membayang-bayangi pikirannya. Dan rasa bersalah itu makin lama semakin besar. Dia harus apa sekarang?

Merentangkan kelima jarinya seperti orang sedang berhitung, "minta maaf? Enggak, minta maaf? Enggak, minta maaf? Enggak, minta maaf... Berarti gua harus minta maaf dong..." dia meraba-raba disekitar, "gua harus telfon kali ya? Tapi, kalo dia nggak angkat gimana? Terus kalo dia nggak maafin gua gimana? Dan kalo sampe cerai gimana? Duh! Udah deh tha jangan mikir macem-macem." gerutunya.

Ia membuka ponselnya mengetikan sesuatu, raut wajahnya berubah khawatir saat panggilannya tidak di jawab. Melihat jam dinding pukul setengah sepuluh, seharusnya Zayn sudah pulang di jam segini. Saat dia lembur juga pasti Zayn akan mengabari Agatha.

"Coba sekali lagi deh." dia mencoba untuk menelepon Zayn sekali lagi, semoga kali ini di angkat. Dan benar saja panggilan itu di angkat namun ada yang salah di sana...

"Halo."

Agatha mengerutkan keningnya, dia tidak salah nomer 'kan? Pasalnya bukan suara Zayn yang dia dengar melainkan suara wanita yang Agatha tidak tau dia siapa.

"Ini siapa ya? Pemilik handphone ini dimana?"

"Oh pemilik handphone ini sedang tidur, kalo boleh tau mba siapa ya?"

"Bentar, sekarang Zayn dimana?"

"Di hotel star, kalo mau kesini ya nyusul aja."

Telepon itu dimatikan secara sepihak, sempat beberapa detik sebelum dimatikan Agatha mendengar suara tertawa dari sebrang sana. Dia segera bergegas untuk menemui Zayn setelah orang itu menyebutkan lokasinya.

Butuh sekitar dua puluh menit untuk Agatha sampai disana, dia bertanya kepada resepsionis sebentar. Dia melirik setiap nomer yang tertempel pada pintu, kamar nomer 34 tulisan yang tertera disana, resepsionis juga bilang Zayn berada disana.

Menarik nafas dalam-dalam lalu dihempuskan secara perlahan, mengetuk pintu kamar secara perlahan. Pintu terbuka menampakkan laki-laki dengan rambut acak-acakan dan mata yang merah, bisa Agatha tebak kalo Zayn baru bangun tidur.

Agatha terdiam sebentar, "maaf. maafin gua karena udah marah-marah sama lu, maafin gua yang nggak mau dengerin apa kata lu, gua tau gua salah makanya itu gua minta maaf, maaf." tuturnya, belum juga Zayn membalas ucapannya, Ia langsung berlari meninggalkan Zayn yang masih diam di ambang pintu.

Menyadari hal itu Zayn langsung mengejar Agatha, laki-laki itu mencegah Agatha yang hendak lari lagi. "Gua juga mau minta maaf, nggak seharusnya gua larang-larang lu, lu berhak menentukan jalan lu sendiri, di saat itu pikiran gua lagi blank banget sampe-sampe gua ngentak lu secara nggak sengaja, gua akan ngedukung apapun keputusan lu." Zayn memeluk tubuh Agatha.

"Jadi gua di izinin main film."


Di buang, sayang:

"Dih serius lu?"

"Dua rius malah, pas gua mau nginep nih ya eh di kamarnya ada cewek pas gua tanya dia siapa, si Zayn malah bilang itu istrinya. Tapi yang masih gua bingung itu mereka suami istri kok pisah kamar?"

"Lah si anjir, nikah kaga ngondang-ngondang, mana nikahnya dadakan lagi
cewek mildun?"

"Gua nggak tau, pas gua tanya si Zayn nih ya katanya dia nikah karena perjodohan."

Perkenalkan dua sejoli yang sedang bergosip ria, Oris sang manager dan Elin sang asisten pribadi.

"Lah masih jaman bae perjodoh-jodohan dikira jaman Siti Nurbaya kali ah."

"Balik sono lu."

"Males banget gua balik, pengen tidur di sini aja lah gua." Elin merebahkan tubuhnya pada ranjang dengan cepat Oris mendorong kening Elin.

"Lu cewek sendiri di sini, pulang nggak lu."

"Kaga ah, gua capek banget hari ini, males banget bawa mobil malem-malem gini. Lagian ngapain juga lu disini?"

Oris melirik Zayn yang sedang tertidur pulas, "kasian gua sama dia, lagi berantem sama bininya mana masih muda."

"Tuh hapenya Zayn ada yang telpon angkat sono."

"Dih ogah! Lu aja sana."

Elin mendengus lalu bangkit mengambil ponsel Zayn, "eh yang telpon Agatha, ini bukan cewek yang lu ceritain?" dia mengangkat handphonenya tinggi-tinggi.

Oris mengalihkan pandangannya, "kerjain kuy."

"Kuy lah, diem ya gua aja yang angkat." Elin menekan tombol hijau di layar ponsel milik Zayn.

"Halo."

"Ini siapa ya? Pemilik handphone ini dimana?"

"Oh pemilik handphone ini sedang tidur, kalo boleh tau mba siapa ya?"

"Bentar. Sekarang Zayn dimana?"

"Di hotel star kalo mau kesini ya nyusul aja."

Elin sempat terkekeh geli sebelum mematikan percakapannya dengan Agatha. "Mari kita menonton drama live dengan Zayn dan Agatha sebagai bintang utamanya."

Hayo siapa yang mikir Zayn mendua?? Minta maaf ceffat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Hayo siapa yang mikir Zayn mendua?? Minta maaf ceffat.

Backstreet: (Scandal, Fame & Husband)Where stories live. Discover now