💞07💞

49 14 10
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

“Kehangatan dalam sebuah keluarga memberi kebahagiaan yang tiada tara

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


“Kehangatan dalam sebuah keluarga memberi kebahagiaan yang tiada tara.”

~Abisha Putri Al-Faruq~


“Nenek, Humaira lapar.”

Serangkai kalimat yang terdengar tiba-tiba membuatnya menjadi pusat perhatian. Dengan tangan memegang perut yang sedari tadi berbunyi namun hanya dia yang dapat mendengar juga merasakan. Mimik mukanya melas membuat siapa saja yang melihatnya akan gemas.

“Wah cucu mbah buk lapar ya, maaf sampai lupa tidak mengajak makan terlebih dahulu,” ujar bu Aisyah. “Mari kita makan malam bersama,” lanjutnya.

Mereka berjalan menuju ruang makan. Dari jarak dekat terlihat berjejer makanan dengan asap yang masih mengepul menyuguhkan pandang. Perut pun mulai bernyanyi memberi tanda untuk segera diisi.

Sebelum itu mereka menyempatkan diri untuk mencuci tangan terlebih dahalu di wastafel yang telah disediakan tak jauh dari ruang makan.

Tanpa menunggu waktu lebih lama lagi segeralah mereka duduk di kursi yang telah tersedia tepat disisi-sisi meja.

Bu Aisyah mengambil piring yang masih tertumpuk di sudut meja. Membagikannya satu-persatu tak lupa dengan sendok dan garpu sebagai pelengkapnya.

Sego mawut kini telah berpindah tempat di piring dengan corak bunga berwarna cokelat yang semula kosong. Aromanya mulai menari dalam indera penciuman berisyarat agar segara di makan.

“Kita berdoa dulu ya,” ajak Humaira.

Keluarga pak Firman memang sudah terbiasa akan hal itu namun berbeda dengan bu Aisyah, Abisha dan Arina yang menatap dengan takjub melihat tingkah Humaira.

Humaira mulai menadahkan tangan tak lupa dengan mata terpejam yang langsung diikuti oleh yang lainnya.

Bibir kecilnya mulai melafalkan serangkaian do’a, “Ya Allah, terima kasih untuk nikmat dan rezeki hari ini sehingga Humaira bisa makan. Semoga makanannya berkah dan bisa memberi kekuatan untuk menjalankan ibadah sesuai perintah-Mu.”

“Bismillahirrahmanirrahim. Allahumma baarik lanaa fiimaa rozaqtanaa wa qinaa ‘adzaa bannar.
Ya Allah, berkahilah kami dalam rezeki yang telah Engkau berikan kepada kami dan peliharalah kami dari siksa api neraka. Aamiin,” lanjutnya dengan tangan mengusap wajahnya.

Aamiin,” ucap mereka serempak.

Abisha dibuat kagum dengan Humaira, bagaimana mungkin anak kecil sepertinya bisa melakukan itu. Terlihat sepele memang, namun baginya itu merupakan suatu kebiasaan baik yang jarang dimiliki anak seusianya apalagi tanpa adanya sosok ibu yang mendidiknya. Bahkan, orang dewasapun terkadang lupa untuk berdoa.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 22, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Abisha Where stories live. Discover now