🌧02🌧

67 27 32
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

“Bukankah sudah merasakan nikmat? Bahkan berlipat-lipat Lantas mengapa masih kufur? Hingga lupa caranya bersyukur”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Bukankah sudah merasakan nikmat?
Bahkan berlipat-lipat
Lantas mengapa masih kufur?
Hingga lupa caranya bersyukur”

~Abisha Putri Al-Faruq~

Abisha sampai disekolah pukul 06:30 WIB, satu menit sebelum tumpahan air dari awan mengguyur Kota Bojonegoro pada pagi ini. Aroma petrichor yang khas nan menenangkan mulai terasa diindera penciumannya.

Dengan segera, ia menadahkan tangan sembari berdoa. “Allahumma shoyyiban nafi'an,” dalam hati Abisha berharap semoga hujan yang turun ini memberi manfaat dan berkah bagi  setiap  makhluk. Tak lupa ia memanjakan doa karena saat hujan adalah waktu yang mustajab untuk berdoa. Artinya, pada waktu ini, doa lebih mudah dikabulkan oleh Allah SWT.

Suasana dikelas XI-IPS2 masih terasa sepi, masih banyak bangku kosong yang belum berpenghuni bahkan yang terisi bisa dihitung dengan jari.

“Assalamualaikum, selamat pagi Abisha,” sapa seorang gadis cantik berkulit sawo matang disertai dengan senyum manis.

“Wa’alaikumussalam, selamat pagi juga Arina,” Balas Abisha kepada sahabatnya.

Arina pun duduk dibangkunya, tepat sebelah kanan Abisha. “Kamu udah lama disini? Nggak kehujanan tadi?” deretan pertanyaan dilontarkan oleh Arina.

“Belum terlalu lama juga dan Alhamdulillah aku sampai sebelum hujan turun tadi. Jadi seperti yang kamu lihat, aku tidak kehujanan,” jawab Abisha.

“Syukurlah kalau gitu, tadi waktu dalam perjalanan sudah hujan untung aja udah mau sampai jadi ga kena juga deh,”

“Oh iya, Alina dimana ya kok tumben belum berangkat. Apa mungkin dia kehujanan ya?” tanya Arina kepada Abisha seraya melihat salah satu bangku di depannya yang masih kosong.

Abisha pun menoleh ke bangku Arina kemudian mengalihkan pandangannya ke luar kelas. “Iya juga ya, mungkin kehujanan,”

“Iihhh kalian kok udah sampai sih, mana baju kalian kering lagi,” suara gadis seraya membandingkan bajunya yang lumayan basah dengan baju Abisha dan Arina yang kering.

“Astaghfirullah,” serempak Abisha dan Arina.

“Nah ini dia yang kita bicarain tapi jangan ngangetin juga dong lin. Mana gak salam lagi,” sungut Arina.

Dengan cengengesan gadis itu menjawab. “Hehe, ya maap. Yaudah deh gue ulang. Assalamualaikum sahabat-sahabat cantikku.”

Abisha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang