Zee bergabung bersama dua orang paruh baya itu setelah menutup kembali pintu ruangan Dokter Anton.

"Veri memberikan waktu satu bulan." Zee menoleh pada Diana, dan melihat bagaimana wajah yang terlihat cantik itu nampak begitu tertekan. "Sementara detik ini, kita bahkan nggak tau bagaimana caranya mempersiapkan Alle. Aku bener-bener bingung harus bagaimana, Mas," lanjut wanita itu.

Zee ganti menatap Dokter Anton, tak ia dapati perubahan ekspresi yang berarti di wajah pria paruh baya itu, dia masih tampak serius membaca kertas di tangannya.

Sementara di dalam kepala Zee kini mulai tersusun beberapa asumsi mengenai hubungan diantara Tante Diana dan Dokter Anton, juga Alle –yang kalau tebakan Zee benar, maka dia adalah Allegra yang disebut Tante Diana di telepon tadi– yang kemungkinan besar adalah anak mereka.

Ya, sampai saat ini, hanya asumsi itu yang terasa masuk akal bagi Zee.

"Zee... Sebelumnya terima kasih sudah mau datang, dan, apa ada sesuatu yang ingin kamu tanyakan?"

Zee tidak mengira Dokter Anton akan langsung menyapanya alih-alih menanggapi Tante Diana. Zee mengerjapkan mata, mulai menarik sisa-sisa ingatannya sebelum bertemu dengan Tante Diana tadi.

Sesuatu yang perlu ditanyakan ya?

Zee menurunkan tas yang membebani pundaknya, ia memangku tas sekolahnya itu lalu mengeluarkan selembar kertas yang terlipat dari sana.

Dia melirik Tante Diana sebentar, tersenyum sekilas saat mendapati wanita itu tersenyum padanya. Zee membuka lipatan kertas, menampilkan empat buah sketsa –yang katanya– buatan Shilla itu di atas meja.

"Sketsa ini..." Zee menunjuk sketsa laki-laki berkulit cokelat gelap. "Kenapa tidak ada namanya, Dok?"

Lalu dia terdiam. Sebenarnya ia lebih penasaran pada bagaimana Tante Diana mengetahui namanya dan kenapa wanita itu kini ada di sini –di ruangan ini– sekarang.

Tidak-tidak. Dia bukannya berharap hanya berdua saja dengan Dokter Anton, tentu saja tidak! Dia hanya sedikit bingung, sejauh yang ia tau, setiap hal yang berhubungan dengan pasien selalu dibahas secara tertutup dan hanya dibicarakan bersama orang-orang yang bersangkutan.

Ya, walaupun Tante Diana adalah istri Dokter Anton sekalipun. Dia tidak seharusnya berada disini, setidaknya begitulah yang ia tau.

Kesunyian yang melanda ruangan itu selama beberapa detik langsung pecah ketika suara tawa Dokter Anton dan Tante Diana terdengar bersahutan. Zee menatap bergantian pada keduanya.

Mulai berpikir, apa ia baru saja menampilkan ekspresi yang lucu karena kebingungan?

"Saya kira kamu akan tertarik untuk menanyakan tentang Diana terlebih dahulu daripada sketsa tanpa nama itu," celetuk Dokter Anton di sela-sela tawanya.

Oh...

Zee tertawa kecil. Ternyata berurusan dengan Dokter kejiwaan cukup merepotkan juga. Tentu saja raut wajahnya pasti dapat dengan mudah dibaca!

"Maaf, Dok, saya memang penasaran sebenarnya. Tapi saya rasa, keberadaan disini Tante Diana disini cukup wajar, dan saya tidak punya wewenang untuk menanyakan kenapa Tante Diana ada disini."

Aduh... Apa yang baru saja ia katakan?!

Zee mengutuk dalam hati. Pasti kalimatnya tadi terdengar aneh, buktinya Dokter Anton dan Tante Diana sekarang saling melempar tatapan geli.

Stupid Zee!!

"Jangan-jangan, kamu berpikir saya disini hanya berniat menemani kakek-kakek ini bekerja, benar begitu, Zeleya?"

Zee menoleh dengan mata membelalak pada Tante Diana, cukup terkejut mendengar kalimat frontal yang keluar dari bibir yang selalu menyunggingkan senyum hangat itu.

Kakek-kakek katanya?

Zee ingin ikut tertawa bersama Tante Diana, tapi norma-norma kesopanan yang diajarkan Ayah-Ibunya semenjak ia kecil melarang hal itu. Jadilah ia hanya mengulum senyum dan menatap raut kesal yang ditunjukan Dokter Anton.

"Saya disini untuk bertemu orang yang katanya bisa membantu anak saya, dan Dokter Anton bilang orang itu bernama Zeleya. Nama kamu Zeleya kan? Berarti kamu yang bisa membantu anak saya, benar begitu, Zeleya?" ujar Diana setelah tawanya sedikit mereda.

Zee bungkam. Masih berusaha mencerna kata demi kata yang diucapkan Diana.

Tunggu dulu. Apa katanya tadi? Membantu anaknya? Zeleya? Anaknya siapa? Dan bagaimana bisa Zee membantu orang yang tidak ia kenal?!

Oh... Jangan katakan bahwa Tante Diana yang cantik, baik dan ramah ini adalah ibu dari–

"Daniell Ganendra, anak saya, kamu bersedia kan membantu anak saya?"

Ini. Mimpi. Buruk.

Baiklah, teman-teman, bangunkan Zee dengan segera karena sekarang dia mulai ketakutan!


~🌙~

A/N;
Ada nama baru nih...

Who's Allegra?

Through the Dark   [ HIATUS ]Where stories live. Discover now