BAB 17 || Euforia

132 9 4
                                    

Bismillahirrahmanirrahim, Assalamualaikum temen-temen semuanya.
Gimana nih kabarnya? Semoga dalam keadaan sehat walafiat, ya. Aamiin
Sebelumnya terimakasih sudah berkunjung❣️
Author ucapkan selamat datang di Senandung Do'a : Anisa & Husein.
Jangan lupa klik gambar bintangnya, sebagai dukungan buat Author❣️

~Happy Reading ~



Setelah kejadian memalukan itu, aku pergi mengikuti langkah Husein yang ternyata menuju koperasi untuk membelikan aku seragam baru dan memintaku segera mengganti seragam yang kotor dan basah itu. Aku hanya menurut tak berani menolak, aura pemuda itu terlihat sangat menyeramkan sepertinya ia tengah memendam amarah, aku bisa melihat itu dari kedua matanya.

Mengganti pakaian telah rampung, aku keluar dari toilet dan menemukan Nabila yang masih menungguku dengan raut wajah datar, gadis itu bahkan tidak sadar saat aku mendekatinya.

"Bila, kenapa?" tanyaku pelan namun berhasil mengundang atensi gadis itu.

"Oh, kamu udah selesai? Aku gak apa-apa, Nis," pungkasnya.

Aku mengernyitkan dahi dan menatap curiga gadis itu, namun sebaliknya Nabila malah tersenyum lalu memeluk tubuhku dengan erat.

"Maafin aku ya," ujarnya, aku tidak mengerti untuk apa dia minta maaf, tapi aku membalas pelukan sahabatku itu dengan hangat.

"Minta maaf untuk ap--"

"Ayo, Husein udah nungguin kamu di UKS," katanya memotong ucapanku. Aku membulatkan mata saat mendengar apa yang di sampaikan Nabila, sedang apa Husein di UKS? Apa dia terluka? Atau mungkin, jangan bilang kalau dia...

"Dia berantem gara-gara kejadian tadi?" tanyaku sedikit panik. Nabila tidak menjawab gadis itu malah tersenyum kecut, tanpa membuang waktu aku langsung berlari menuju UKS bahkan aku sampai meninggalkan sahabatku itu di toilet. Padahal dia sudah menungguku dari tadi tapi sekarang aku malah meninggalkannya. Ingatkan aku untuk meminta maaf padanya nanti.

Sampai di depan UKS, aku langsung membuka pintu kaca itu dengan cepat lalu menghampiri sebuah tirai dan menyibaknya cukup keras. Disana aku menemukan Husein yang terkejut melihat kedatanganku.

"Anisa--"

"Kamu gak apa-apa? Mana yang sakit?!" menyela ucapan pemuda itu, aku langsung sibuk membolak-balik tubuh tegapnya berusaha menemukan luka.

Pemuda itu meraih kedua tanganku menggenggam dan mengelusnya dengan lembut, obsidian galaxy nya itu menatap dalam manik mataku membuat kedua pipiku merona karena dibuat salah tingkah.

"Aku gak apa-apa," ujarnya dengan nada tenang. Aku menghela nafas lega mendengarnya.

"Syu-syukur kalo kamu g-gak apa-apa."

"Kenapa kamu datang sambil panik begitu?" tanyanya

"Nabila bilang kalau kamu ada di UKS, a-aku pikir kamu berantem terus luka, makanya dibawa ke UKS."

"Jadi kamu lari kayak dikejar hantu begitu karena khawatir sama aku?"

"Iyalah Husein!! Aku takut kamu kena-- eh, ma-maksud aku, aku cuma kaget makannya langsung lari." Bodoh sekali Anisa, harusnya aku lebih mengontrol diri saat di depan Husein, jangan terlalu blak-blakan di depan pemuda itu. Wajahku semakin memanas, sudah dipastikan kalau sekarang aku terlihat seperti tomat merah yang tengah menahan malu.

"Terima kasih, udah khawatir sama aku."

"A-aku gak khawatir, tadi cuma kaget!" pungkasku menolak tudingan Husein.

"Hahaha, iya-iya cuma kaget bukan khawatir ... Ya udah sini duduk, pasti capek udah lari-lari ngebut kayak tadi," pemuda itu masih menggodaku ia menarik tanganku untuk duduk di sebelahnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 13, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Senandung Doa : Anisa & HuseinWhere stories live. Discover now