BAB 12 || Anak Bulu

165 18 13
                                    

Bismillahirrahmanirrahim, Assalamualaikum temen-temen semuanya.

Gimana nih kabarnya? Semoga dalam keadaan sehat walafiat, ya. Aamiin
Sebelumnya terimakasih sudah berkunjung❣️
Author ucapkan selamat datang di Senandung Do'a : Anisa & Husein.
Jangan lupa klik gambar bintangnya, sebagai dukungan buat Author❣️

~Happy Reading ~



Ting Nong...

Ting Nong...

Bunyi suara bel bergema di seluruh penjuru rumah, aku yang sedang membaca Al-Qur'an mengakhiri kegiatanku untuk melihat siapa sosok orang yang menekan bel itu. Pikirku mungkin itu Husein.

Dengan mukena yang masih melekat di tubuh, aku membuka pintu kayu itu dengan perasaan senang. Entah kenapa, senyumku tiba-tiba saja terbit saat ku kira Husein sudah pulang.

"Kamu udah-- Oh, maaf," ucapku langsung terhenti saat melihat sosok seorang pemuda berperawakan tinggi, menggendong seekor kucing berdiri tepat di depan pintu.

"Maaf mengganggu, apa kucing ini punya, Mbak?" tanya seorang itu dengan suara beratnya.

Mbak? Emang aku terlihat udah tua, ya? batinku sedikit kesal pada sosok itu. Tatapanku beralih pada kucing lucu berwarna putih di tangannya. Menggemaskan sekali.

"Itu bukan punya saya," ujarku sedikit kaku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Itu bukan punya saya," ujarku sedikit kaku.

"Waduh, terus ini kucing punya siapa, ya? Dari tadi bulak-balik ke rumah saya terus, sampe lauk saya dicuri sama dia." Tersirat kekesalan dalam raut wajahnya pada si gumpalan bulu menggemaskan itu.

"Saya kurang tau, soalnya saya masih baru di sini."

"Yowes kalo begitu, saya mau buang aja kucingnya kalo gak ada yang pu--"

"Eh maaf, jangan dibuang. Kalo boleh, kucingnya biar buat saya aja, sayang kalo dibuang, Pak," cegahku saat si pria hendak membuang makhluk Allah yang lucu itu, aku rasa Husein tidak akan keberatan jika aku mengadopsi kucing ini.

"Oh, Mbaknya mau? Boleh nih ambil aja. Saya gak terlalu suka kucing soalnya." Lelaki itu menyerahkan anak bulu itu dan dengan senang hati aku menerimanya.

"Makasih, Pak," ucapku senang

"Pak, Pak, dikira saya bapakmu apa? Saya masih muda lho Mbak, umur aja baru genap 22 tahun, kok udah dipanggil, Pak," katanya sedikit sewot, aku hanya terkekeh dan meminta maaf.

"Yowes, saya pamit dulu, Mbak. Selamat malam," pamit lelaki yang katanya masih muda itu, aku hanya merespon dengan seadanya. Saat hendak masuk ke dalam dan menutup pintu, sebuah motor memasuki halaman rumah dan si pengendara itu turun dari motornya. Dia Husein.

Senandung Doa : Anisa & HuseinWhere stories live. Discover now