BAB 11 || Menggenggam

171 18 12
                                    

Bismillahirrahmanirrahim, Assalamualaikum temen-temen semuanya.
Gimana nih kabarnya? Semoga dalam keadaan sehat walafiat, ya. Aamiin
Sebelumnya terimakasih sudah berkunjung❣️
Author ucapkan selamat datang di Senandung Do'a : Anisa & Husein.
Jangan lupa klik gambar bintangnya, sebagai dukungan buat Author❣️

~Happy Reading ~o


Ting!

Suara notifikasi terdengar dari ponsel saat aku tengah memasukan buku seusai pelajaran sejarah hari ini ke dalam tas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Suara notifikasi terdengar dari ponsel saat aku tengah memasukan buku seusai pelajaran sejarah hari ini ke dalam tas. Aku meraih benda pipih itu dan terlihat ada sebuah pesan masuk dari nomor tidak di kenal.

Aku rasa tahu siapa si pengirim pesan ini. Pemuda yang duduk di sebrang mejaku. Dengan cepat aku membalas pesan singkat itu dan menyimpan nomor teleponnya, aku tidak akan bertanya dari mana Husein memiliki nomor WhatsApp ku, karena kita satu kelas yang pasti satu grup juga, jadi wajar dia bisa dengan mudah memilikinya.

"Ayo, Nis!" ajak Nabila sembari menarik tanganku.

"Bil, bentar dulu." Aku menghentikan gadis itu yang ingin mengajaku pulang, "aku pulang bareng Husein sekarang," lanjutku berbisik. Nabila mengangguk sambil terkekeh.

"Ciee, yang pulang bareng ayang beb," balas gadis itu berbisik, mendengarnya mengejekku seperti itu membuat tangan ini gatal ingin memukulnya.

"Hayoo, lagi ngomongin apa sampe bisik-bisik tetangga kayak gitu!" Wisnu tiba-tiba datang dari arah belakang mengejutkan aku dan Nabila.

"Kepo kamu, Nu. Kayak Dora!" sahut Nabila. Wisnu yang diejek seperti itu malah tertawa. Memang prik si Wisnu itu.

"Ya udah kalo gak mau ngasih tau, lagi pula aku tidak mau mendengar gosip dan ikut ghibah sama kalian," serunya, Nabila yang sudah gemas dengan mulut seenak upilnya Wisnu langsung menendang kaki panjang milik sahabat priknya itu.

"Wadaw, Nabila sakit! Dua tiga rumah pak RT, ini mah KDRT!" ujarnya sembari meringis memegang tulang keringnya yang tadi tendang kaki Samson Nabila. Aku hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan aneh dua sahabatku itu.

Nabila memasang muka malas melihat raut wajah melas Wisnu. Aku terkadang heran dengan dua manusia di depanku ini, kita bertiga sudah bersama sejak masuk SMA tapi Nabila dan Wisnu sering sekali beradu otot bahkan untuk hal-hal yang sepele. Jangan sampai keduanya malah berakhir seperti aku dan Husein, yang sama-sama tidak suka tapi malah menikah. Ngomong-ngomong membahas Husein, aku belum melihatnya karena fokusku teralihkan pada Tom and Jerry yang sedang tubir alias ribut.

Panjang umur. Baru saja aku sedang memikirkannya, sekarang dia sudah datang dari arah luar dengan jas OSIS yang melekat pada tubuh tegapnya. Aku nepuk pundak Nabila agar menghentikan aksi tengkar nya dengan Wisnu.

"Udah ayo pulang!" ucap Nabila lalu menarik kerah seragam Wisnu.

"E-eh santuy dong hey! Itu Anis ditinggalin?" Wisnu memberontak diseret seperti kucing oleh gadis itu.

Senandung Doa : Anisa & HuseinWhere stories live. Discover now