#21

44K 5.8K 44
                                    

Lucas menatap marah tiba tiba.

"Tutup."

Ana kembali menutup mulutnya kemudian merangkak merebahkan dirinya di pelukan lucas.

Membuat lucas tertegun dan menerima Ana dipelukannya.

"Bocah?"

Ana hanya diam.

"Bisa berbicara?"

Pertanyaan Lucas membuat ana keluar dari pelukan lucas.

Dan duduk ditempat semula ralat lebih jauh seolah membuat jarak dengan ekspresi sedih.

Ana berebah dan membelakangi Lucas.

Lucas menatap bingung.

Repot sekali.

Anak itu seolah menjauhi nya dan tidak mau menatapnya membuat Lucas kesal.

"Kau berani sekali."

Ucapan dingin lucas membuat ana duduk dan menengok kearah lucas dengan ekspresi sedih.

Ana mencengkram bajunya kuat.

Lucas merasa sedikit perasaan bersalah,namun menepis rasa itu.

"C-ci-d-ak b-o-"

"E-h b-i-ca-la"

Ana terlihat sekuat tenaga berbicara dengan cadel dan terputus putus juga dengan wajah tertunduk lucas dapat melihat air mata yang menetes ke kasur nya.

"Aku tidak melarang mu?siapa yang berani melarang?ck."

Lucas sinis namun lebih lembut dari yang tadi.

Ana tiba tiba jatuh dengan kepala ke kasur.

Lucas langsung menangkapnya.

"Hei bocah?"

Lucas menggerakkan ana dan membalik badan ana.

Ia terkejut melihat wajah ana yang pucat dan mulut tertutup mengeluarkan darah.

Lucas menggendong ana dengan cepat dan membawa ana keluar dari kamarnya berlari melewati pelayan yang menatap kaget.

Lucas terlihat sangat tergesa - gesa melewati banyak lorong dan menuju keruangan Alen.

Alen segera memeriksa dan mengobati ana.

Ia menatap tuannya yang terlihat tergesa-gesa ia terkejut tuannya tidak pernah ralat jarang menginjakkan kaki kesini bahkan ketika Devian putra ke 2 nya tertembak ia tidak mendatangi hanya mengecek saat sedang makan malam,yah wajar toh keluarga yang err.

"Bocah itu kenapa?"

Tanya lucas terlihat masih panik.

Alen berbicara sopan dengan tuannya.

"Nona kecil itu syok dan pingsan karena ketakutannya, sedangkan mulutnya itu karena lidahnya kembali terluka dan sekitar bibirnya juga,tidak usah khawatir saya sudah mengobatinya n--"

Lucas memotong ucapan alen.

"Aku tidak khawatir"ujar lucas dengan ekspresi datar dan melipat tangannya.

Alen mengiyakan sj dn kembali berbicara.

"Namun luka di lidah dan mulut sulit disembuhkan tuan apalagi luka dilidah adalah tusukan dan sayatan, saya memang memberikan obat namun luka dilidah dan sekitar mulut memanglah sulit kering karena itu terkena air liur didalam mulut nona tapi obat akan membantu kesembuhan nya lebih cepat"

"Saya agak ragu karena luka dilidahnya sangat mengerikan dan parah itu akan sangat sakit ketika nona berbicara atau makan."

Ucapan Alen membuat aura Lucas menjadi gelap.

"Apa tidak ada obat lain?"

Ucapan Lucas membuat Alen kaget ia sudah yg terbaik ini bahkan tidak diedarkan memang luka nona kecil terlalu mengerikan.

"Tidak tuan ini sudah paling efektif dan tidak berbahaya."

Lucas terlihat diam kemudian menggendong Ana digendongannya.

"Tuan?"

"Dia tidur bersamaku,disini tidak nyaman"

Ucapan lucas membuat alen mengangguk.

Lucas keluar dari ruangan alen dan masuk ke kamarnya kemudian menguncinya.

Lucas merebahkan ana.

Lucas mandi dan mengganti bajunya dengan baju tidur berwarna gelap.

Lucas merebahkan dirinya perlahan disamping ana dengan kaku.

Ana terlihat mengernyitkan dahi disepanjang tidurnya.

Bahkan berkeringat dingin.

Lucas mendesis,bahkan didalam tidurnya ana tidak bisa tenang.

Lucas terngiang ngiang dengan ucapan alen.

"saya agak ragu karena luka dilidahnya sangat mengerikan dan parah itu akan sangat sakit ketika nona berbicara atau makan."

Lucas menatap marah,ntah kenapa ia panik dan marah tadi ia seperti tidak bisa mengendalikan emosinya.

Baru kali ini Lucas membawa seseorang kekamarnya apalagi untuk tidur.

Lucas memiringkan tubuhnya menatap ana didepannya.

Ana menggeliat terlihat ketakutan tiba tiba ana menarik dirinya dan tidur dibalik dada nya.

Lucas terkejut namun tidak menolak dan juga tidak menerima pelukan ana.

Ana terlihat tidak lagi ketakutan hanya terdapat eskpresi tenang ditidurnya.

Lucas menepuk kepala anak itu pelan.

"Bocah merepotkan".

Setelah mengucapkan itu lucas tidur bersama bocah yang baru saja ia katai.

•••

Je papa is erg onbeleefd!! [END]Where stories live. Discover now