#6

56.9K 7.2K 556
                                    

Terlihat semuanya berdiri di dekat kolam renang.

Bunda dan ayah berlari menuju Liam yang mengguncang mayat Eri.

"Liam kenapa?"

Tanya bunda dan juga ayah dengan bingung melihat Eri didalam pangkuan Liam.

"Dia kenapa?"

Liam masih diam.

Liam mengguncang tubuh Eri dengan lebih kuat membuat keduanya menahan Liam.

"KENAPA?"

Bentak ayah nya dengan menahan guncangan Liam ke arah Eri,tanpa mengambil Eri dari pangkuan Liam.

Liam tiba tiba memeluk Eri erat dengan menundukkan kepalanya ke pundak Eri di pelukannya.

"Eri tidak mau bangun ayah bunda"

Lirih Liam kedua orang tua nya segera memanggil ambulan.

Bunda menyentuh Eri yang berada di pelukan Liam ia memeluk tubuh kedua anaknya.

"Bunda Eri tidak mau bangun"

Lirih Liam dengan suara bergetar,baru kali ini bunda nya melihat Liam yang datar dan tenang sedari kecil terlihat panik dan ketakutan.

Ayah Liam terlihat sibuk memanggil banyak bodyguard untuk menjaga para reporter yang ntah tau dari mana dan sangat banyak.

Ayah Liam menunggu ambulan bukan apa saat ini sedang musim dingin sangat tidak mungkin dirinya membawa mobil sedangkan salju menghalangi jalan.

Bunda memeluk kedua anaknya dengan lembut.

"Tenang Liam.."

Liam mendorong bundanya pelan.

Bunda diam menatap Liam yang melepaskan pelukan dari Eri dan mengguncang bahu anak perempuannya dengan kencang.

"BANGUN HIKS BANGUNN!!"

Tangisan Liam menggema dengan nyaring membuat para maid dan bunda terdiam baru kali ini Liam menangisi Eri..

Bahkan wajah datar Liam berganti wajah panik dan bingung.

Bunda menatap anak perempuannya.

Ia menyentuh badan Eri.

Sangat dingin dengan panik bunda menempelkan telinga ke arah jantung Eri.

Tidak berdetak.

Bunda terdiam dengan tidak percaya.

Liam masih memeluk Eri.

Anak perempuannya..

Baru saja dirinya membentak dan memarahinya..

Mimpi bukan?..

Bunda mencoba memanggil Eri.

"Eri??"

"Sayang??"

Tetap saja Eri tidak menjawab.

Tiba tiba ambulan datang dengan cepat Liam menggendong Eri.

Ambulan pergi,ayah mendatangi bunda dan mengangkat bunda yang masih tidak percaya.

Ayah membawa bunda menuju mobil salju sudah dibersihkan kemungkinan bisa.

Didalam ambulans Liam memeluk Eri kencang.

"Bangun hiks"

Liam menangis memeluk Eri.

"Bangun kita main kamu boleh panggil saya kakak ayo panggil lagi bangun"

"Bangun kita main"

Liam semakin menangis melihat Eri hanya diam di dekapannya.

Badan hangat adiknya berganti menjadi sedingin es wajah manis adiknya berganti menjadi wajah pucat tanpa senyum.

Je papa is erg onbeleefd!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang