#14

43.7K 5.6K 30
                                    

2 tahun berlalu,Ana sudah berusia 4 tahun sudah 2 tahun juga Ana di panti asuhan.

Bukannya semakin baik ia malah diperlakukan tidak selayaknya manusia.

Semua menatapnya sinis benci dan gunjingan.

Siksaan masih terasa.

Badan Ana semakin kurus rambut hitamnya tidak terurus mata merah darahnya masih menatap ceria dan polos.

Bukankah mamanya berkata anak nakal harus dihukum dan selamanya ana anak nakal.

Anak tidak berguna pantas dihukum.

Anak sialan harus mati.

Nyawanya tidak sebanding dengan anjing mama nya.

Ana berlari pelan menuju taman di panti.

Semua bermain ana mencoba mendekat kearah segerombolan anak anak namun.

Duk

Ana terjatuh akibat dorongan para anak lainnya.

Semua menatap ana jijik dan gunjingan.

Ana menggerakkan tangannya seolah berbicara ingin bermain.

Tiba tiba ada lemparan batu dan kertas bahkan injakan di tubuhnya membuat anak meringkuk untuk menutupi lonceng berharganya di leher.

"ANAK IBLIS GABOLEH IKUT MAIN"

"MATI MATI!!"

"PERGI JANGAN KESINI"

"BAU"

"JIJIK"

Ntah siapa yang mempengaruhi pikiran anak anak polos seperti mereka,

Teriakan dan lemparan batu bahkan injakan kembali Ana rasakan dari anak anak.

Ana segera kabur dari anak anak menuju gudang.

Gudang berdebu dan usang hanya tidur di lantai?ah hanya semen pecah pecah yg kotor sekali.

Ana merebahkan dirinya disitu.

Ana tidak pernah berbicara sejak masuk panti asuhan ntah karena apa.

Bahkan ia masih saja memakan makanan basi disini.

Ana berlari Keluar gudang.

Sekitar ramai,dengan hati hati ana menuju gerbang belakang panti.

Terlihat tinggi namun tidak masalah.

Ana mencoba memanjat gerbang itu.

Dan berhasil.

Tubuh ringkih Ana berhasil.

Dengan senang Ana menjauh dari panti asuhan.

Ia berlari tanpa arah..

Semakin sepi.

Hari semakin gelap.

Ana berhenti didepan sebuah mobil bagus dijalan sepi.

Ana bersandar di mobil itu..

Tiba tiba

"Ah siapa ini?"

Ujar seorang lelaki membuat Ana terkejut dan memundur.

Lelaki itu terlihat terkejut kemudian menangkap Ana.

Ana memberontak namun tidak bersuara.

Tiba tiba lelaki itu membuka mulut.

"Nona kecil sebaiknya anda menurut saya tidak akan menyakiti anda"

Ucapan lembut itu membuat Ana berhenti memberontak lelaki itu tersenyum ramah dan memasukan Ana kedalam mobil.

Ia memasangkan Ana pengaman kemudian mengunci pintu mobil,lelaki itu terlihat memegang kertas.

Ana hanya menunduk.

Louise melian

Lelaki yang berada semobil Dengan ana merupakan suruhan dari.

Antenio De Lucas.

Nama yang tidak asing di sini bahkan di daerah lain.

Antenio terkenal dengan kekejamannya dalam membunuh dan kekuasaannya.

Bisa saja Antenio meratakan Benua ini.

Louise adalah tangan kanan Antenio.

Louise terkejut mendapat tugas bahwa ia membawa anak dari Xaziera emoine,yg tak lain sela yg menyamar menjadi Xaziera.

Louise lebih terkejut melihat anak yang ingin ia jemput ada ditengah jalan.

Louise hanya memasang wajah profesional mencoba mengajak anak kecil disebelahnya berbicara.

"Nona Leriana Loizey bukan?"ujar Louise memakai nama Ana yg ia ketahui.

Ana hanya diam..

Louise mencoba berbicara.

"Ah apa Nona ingin coklat?"tanya Louise.

Ana masih diam namun menengok louise dengan pandangan bertanya.

Louise yang sudah biasa mengurus anak anak mengerti.

"Nona tidak tau coklat?"

tanya louise hati hati takut menyinggung Ana yang sulit diajak bicara.

Ana hanya diam tidak menengok lagi atau merespon sedikit pun.

Ah sial sepertinya Louise salah berbicara.

"Nanti akan saya berikan untuk anda ya" ujar Louise dibalas diaman oleh Ana.

Louise menghela nafas kasar.

••••~
Revisi 26 Feb 2022

Je papa is erg onbeleefd!! [END]Where stories live. Discover now