TUJUH

3.6K 241 11
                                    

Happy reading💙


Saat ini Dewa berada di kediaman kedua orang tua Zea yang sudah diambil alih oleh salah satu keluarga mereka. Yakni Paman mereka sendiri

Sejauh mata memandang mansion ini memang tempat yang sangat cocok dengan sifat Zea, sederhana tapi nyaman

Bahkan Dewa pun heran rumah sempit seperti itu di rebutin? "Masih bagusan juga kandang anjing gue perasaan" batin dewa menggerutu

Setelah puas melihat halaman kediaman keluarga Oydis, Dewa memasuki rumah itu dengan santai. Kemudian ia mengetuk pintu

Tok tok to

"Iya Sebentar" sahut seseorang di dalam sana.

Kemudian pintu terbuka memperlihatkan wanita paruh baya menggenakan daster dan lap dapur di tangan nya

Kening wanita itu berkerut "maaf aden? Aden nyari siapa ya?" Tanya nya saat melihat Dewa

"Saya Dewa bi. Tuan rumah nya ada?" Balas Dewa dengan sopan

"Ada den. Mari masuk"

Dewa mengangguk dan Art itu membukakan pintu untuk Dewa dan mengiring Dewa menuju ruang tamu.

"Aden tunggu sini ya. Bibi mau manggil Tuan besar dulu" pamit nya dibalas anggukan oleh Dewa

Setelah kepergian ART itu Dewa duduk anteng di sofa single bad.

Tak lama terdengar derap langkah kaki. Dewa yang semula menunduk kini mengangkat kepala nya, netra nya bertubrukan dengan mata tua tapi terdapat keangkuhan di sana.

Dewa berdiri "Selamat pagi tuan. Maaf mengganggu waktu anda jika saya bertamu pagi-pagi" seru Dewa

"Kamu menganggu sekali! Apa tidak pernah diajarkan sopan santun oleh orang tua mu. Untuk tidak bertamu di pagi hari!!" Sarkas nya

Dewa tetap santai dan tetap menundukkan kepala nya seolah-olah ia tersangka disini tapi ett akang gendang punya seribu akal


Dewa tersenyum tipis dan menggulurkan tangan nya untuk berjabat tangan dengan si tua

"Perkenalkan Nama saya Dewa"

Tangan Dewa terapung begitu saja di udara tanpa balasan dari si empu, bukan nya menjabat tangan Dewa.

Lelaki tua Bangka itu menatap Dewa dari atas sampai bawah dengan tatapan merendahkan, karena Dewa hanya memakai kaos polo berwarna hitam tanpa barang branded

Dasar tua Bangka sialan! Udah tua masih aja tau mana yang mahal mana yang engga -batin Dewa

Dewa yang di tatap seperti itu merasa di rendahkan. Bagaimana tidak ia sengaja menukar kaos Dior milik nya dengan kaos dipinggir jalan.

Selama ia menjadi anak bungsu dari bapa lacknat Rakha Anggasta tidak ada yang pernah menatap nya seperti itu.

"Ehem. Maaf pak saya kesini ada keperluan dengan bapak, bukan untuk adu argumen tentang penampilan saya"

Our Of SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang