Rahasia Sang Anak Panah Tenggara

1 1 0
                                    

Bunyi langkah kaki yang berlari di dalam hutan yang gelap dan penuh akan semakin, masih menjadi pemandangan yang membuat medan perang makin seru dibandingkan pertempuran dilapangan luas.

Wan sang Anak Panah Tenggara masih berlari dengan anak buahnya, sedangkan Ling masih berlari ditemani oleh beberapa penyerang jarak dekat salah satunya adalah sang komandan.

Suara dentuman gong dan gendang dari kejauhan membuat seluruh pasukan yang berangkat dari Tenggara itu seketika berhenti dan mulai memanjat pohon disekitar mereka, Wan tahu bahwa gendang dan pukulan gong yang khas itu adalah tanda bahwa Zora makin mendekat.

Sebuah tangan kembali diayunkan dari sang Tuan yang diagungkan, tangan itu membuat penyerang jarak jauh dibagi 3 yakni Tenggara, Timur dan Utara untuk menyerang secara bersamaan.

Sedangkan sang putri yang mengerti rencana untuk menyerang bersamaan dari segala arah membuat seluruh pasukan dibawahnya berdiam pada satu arah yakni bagian Tenggara demi menerobos pertahanan mereka.

Sebuah kereta dengan tahta yang tinggi itu membuat tanah disekitar mereka bergetar serta ribuan manusia yang menariknya dengan susah payah, Zora nampak diatas tahta bergeraknya, namun tak ada perintah apapun menyerang dari Wan.

Hingga sebuah berita membuat sang Tuan mulai mengatur rencana mereka kembali, " Beritahu Ling tentang kabar ini dan suruh seluruh pasukannya untuk pindah kearah timur," jelas singkat dari Wan yang siap membidik posisi Zora dari salah satu pohon yang cukup tinggi.

Namun saat anak panah yang ingin dihempaskan itu ditarik, sebuah dentuman hebat langsung menghajar pohon yang digunakan oleh Wan hingga nyaris membuat sang Pangeran Ling mengalami cidera hebat, jika tidak berkat Huan yang berlari dan terbang layak kertas menyelamatkan Wan.

"Jika ingin menyerang, lain kali lebih cepat dan jangan hanya menunggu target tahu," kata Huan yang menggunakan kekuatan kertas demi dapat terbang sesaat.

"Aku tahu kalau kamu akan datang, tapi kenapa lama sekali? " tanya Wan dengan busur yang erat ditangan, walau lengannya telah tertusuk beberapa duri.

"Wohohohoho, jadi kalian masih bisa menghindarinya ya? " tanya pria kekar dengan luka wajah yang melewati mata layak cakaran singa, Zora yang masih berdiri setelah menghantam pohon besar itu mulai meremas tangannya dan membuka kedua kalinya.

"Rasakan ini, apakah kalian bisa lari? " tanya pria yang mulai perlahan maju, namun belum pria itu memulai langkahnya sebuah serangan seketika menghantam Zora hingga menghantam pasukannya sendiri dan merobohkan tahtanya sendiri.

"Lihat'kan aku panggil siapa? " kata Huan yang menunjuk sesosok pria kekar yang masih mengeluarkan sedikit kekuatannya.

"Tak mungkin, kau membawa Sang Predator dari Utara? " kejut Wan yang biasanya lebih suka berdiam, kini makin tak mampu menahan mulutnya.

"Lebih tepatnya, Dia adalah Dewa yang menyamar jadi manusia," tambah pria yang masih berdiri didepan sang Anak Panah Tenggara.

"Cih, segitu saja sudah jatuh, Wan suruh para pasukan mengepung pasukannya hanya dari Barat saja, sebab kita lupa membawa lebih banyak pasukan," perintah Yan, pria kekar yang setara dengan Zora sang pembajak Gunung Seribu Rupa.

"Bukan Wan kamu, tapi itu adiknya," kata pria kertas itu sembari melihat sosok Sang Adik Yan pergi dari tempat kakaknya yang siap menyerang untuk kedua kalinya.

Namun belum Huan lepas dari pandangan itu sebuah serangan keras berhasil melancarkan kearah wajah rambut panjang itu hingga terhempas jauh, sedangkan sang Pangeran yang masih dibawah berlutut dalam seketika tak berkutik ditendang hingga ikut terhempas dalam waktu bersamaan.

LAL " The Dragon Kisses The Moon"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang