Nanti Lanjut Lagi

1 1 0
                                    

"Uhuk, uhuk," batuk darah dari sang kakek tanda cerita yang ia bawa terlalu panjang di hadapan waktu yang tak pernah berhenti.

Remaja yang masih memangku pria tua itu hanya mampu menahan dada sang kakek dengan cemas, Date yang belum sempat melanjutkan ceritanya itu harus mengalah dengan keadaan pria muda yang jauh dihadapannya tengah terbaring lemah. 

"Aku tak pernah mengenalmu, bahkan saat kamu lahir pun dan hingga aku hidup selama ini aku tak pernah mengetahui siapa dirimu, namun yang ku yakin bahwa pedang itu adalah pedang yang dibawa anakku saat kami terjebak dulu, jika itu pedang berasal dari ayahmu, ijinkan aku memberikan hadiah ulang tahun kepadamu hari ini." sebuah pedang yang digunakan saat dirasuki Tsukoyomi. 

"Tapi kek ulang tahunku masih 5-6 bulan lagi, mana mungkin sekarang aku ulang tahun," kata Axel yang nampak bingung hingga sebuah getokan melayang ke arah kepalanya, "Memang laki-laki itu gak pernah peka, maksudku anggap aja pedang itu hadiah ulang tahunmu," kesal pria tua yang tak lama lagi didunia, namun sempat-sempatnya di ganggu dengan cucunya sendiri. 

"Hehehe, canda lah kek," tawa yang sanggup menghilangkan amarahnya tadi saat melawan Tsukoyomi membuat gelak tawa kedua kakek cucu itu. 

"Satu rahasia lagi, kita bangsa yang sanggup hidup selama 200 tahun," jelas sang kakek yang belum mengetahui, bahwa dirinya telah disuntik oleh sebuah ramuan dari Mayor Ming yang sanggup membuat hidupnya abadi. 

Tak lama dari perbincangan itu yang belum dilanjutkan lagi, sekelompok orang datang dengan terkejut saat melihat bekas luka Mayor Zero yang masih berusaha disembuhkan oleh Alice dengan serbuk hijau penyembuh, "Zero! "

"Bagaimana mereka bisa sampai dengan cepat ke tempat ini? " tanya Axel, namun pertanyaan itu telah terjawab saat seluruh Mayor telah menggunakan kekuasaan penuh terhadap kekuatan mereka, sosok monster membuat remaja itu sadar bahwa perang akan dimulai. 

Date yang melihat Harrison, Reho dan Ming serta cucu dan gadis yang selalu dengan cucunya sontak berdiri di tubuh lemahnya, "Kakek mau kemana? " tanya remaja yang seketika menuntun dirinya, namun sebuah tangan menolak tuntunan itu. 

"Hey kalian semua berkumpul," teriak sang kakek walau keadaan mereka tak sedang baik-baik saja, Axel yang mulai panik hanya mampu berdiri menyamping dengan seluruh Mayor yang nampak panik dan nyaris menolak. 

Bahkan Reho yang hendak mengeluarkan kekuatannya untuk menyerang kakek sok-sokan di hadapannya, namun larangan Harrison membuat pria itu kembali terdiam ditempatnya tanpa ada perlawanan. 

"Plak! " sebuah tamparan mengejutkan seluruh Mayor, ya sebuah tamparan ke arah seluruh Mayor yang tengah berbaris itu membuat kebingungan makin terjadi. 

"Kau, Wan sudah lama nggak ketemu ya? " tunjuk sang kakek tua kearah Harrison sang Jenderal. 

"Kau, Yan tubuhmu masih sama saja gak ada bedanya," ucap itu mengejutkan Reho dan terus berlanjut dengan sebuah pelukan kearah Axel dan Alice, " Dasar si kembar, Kuan dan Luan, " gemas sang kakek. 

"Dan kau Ling, ternyata kamu masih sama cantiknya, gimana kamu masih suka sama Wan? " tanya sang kakek yang menunjuk ke arah Harrison langsung membuat gadis itu memerah. 

"Terakhir yang paling ceroboh dan receh, Huan," Date yang melihat Zero hanya terdiam, meskipun jelas Zero memiliki sifat yang amat jauh dari Huan, "Kamu telah melewati masa-masa sulit, hingga sekuat ini. "

Sebuah telunjuk langsung menyentuh dahi sang remaja yang terbaring lemah itu, "Dia yang lahir dari kekuatan akan turun melalui kekuatan, lalu akan mati dalam kekuatan, itulah takdirmu dari sang Dewa Bulan," kata-kata layak mantra itu adalah sebuah takdir yang akan terus mengiringi Zero hingga reinkarnasi berikutnya. 

LAL " The Dragon Kisses The Moon"Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon