Kutukan Sang Monster Laut

3 2 0
                                    

Perjalanan dalam tepak demi tepak lumpur yang dingin dan lembab, bukanlah hal yang luar biasa bagi mereka yang masih terus berjalan dengan cepat, karena waktu terus memakan nyawa mereka setiap detiknya.

Ribuan meter dilalui, tak ada mahluk yang hidup disana, selain lumpur dan tanah yang mengeras akibat pelapukan alamiah, api yang tak berhenti menyala nan membakar kayu itu hanya menjadi pelita dikala tenggelam dalam kegelapan dan kesendirian.

Kuan yang seperti biasa menggendong adiknya yang kini telah terlelap, masih senyum dan tak henti sesekali mengusap kening adiknya dengan perlahan dan halus, sedangkan Date yang masih sama dengan Luan masih tidur terlelap dalam punggung Yan yang sekeras batu.

Ling dan Huan yang memimpin barisan itu mulai kelelahan, karena oksigen yang makin menipis dan rasa sesak didada tak mungkin dapat di pungkiri, Yan tahu arah yang mereka ambil benar, namun dirinya tak tahu sampai mana mereka mampu berjalan masuk dalam goa tanpa nama ini.

Ketakutan yang ditutupi masih bergelut dalam hati mereka, sebab kepanikan pun tak ada gunanya saat oksigen yang makin menipis ini ditambah kenapikan dari fisik.

"Yan, bagaimana nih? Kita tak mungkin mati disini'kan?" tanya Pria lengan satu itu sembari beberapa kali menoleh kearah belakangnya.

Sang pemimpin masih terdiam tanpa memberikan komen apapun dan terus melangkah tanpa henti, " Yan, apakah masih panjang Goa ini? " tanya kembali gadis disebelahnya yang ikut menggerutu dengan wajah lelah dan jalan yang mulai terseok-seok.

Kembali suara hening yang menemani keenam orang disana, tanpa ada suara apapun setelah Yan memberikan sebuah petikan dijari tangannya, " Kuan kekuatan apa yang dirasakan oleh Dewi Pemusnah itu? "

Kuan yang ditanya seketika oleh Yan hanya tak berkutik sembari mengingat kembali tragedi penyerangan itu,  "Kekuatan Jaring Rantai," jawab singkat itu memberikan sebuah penahanan tersendiri bagi sang pria kekar dengan  massa tubuh yang nyaris menyentuh 120 kilogram itu.

Rambut hitam yang awalnya pendek, kini seketika memanjang dengan cepat menutupi Date dan juga menjalar ke seluruh tubuh para master hingga terangkat, layak gurita dikepala Yan begitu pula dengan kekuatan rambut yang memanjang itu.

Sebuah darah seketika keluar dari jari pria besar itu yang menandakan pembukaan kekuatan kutukan yang jarang digunakan saat dalam kondisi di dalam gua, " Apa yang akan kamu lakukan? " tanya Ling panik dengan ekspresi dari Yan yang nampak serius.

"Kekuatan Kutukan yang auranya tidak akan bisa dirasakan, kutukan Kraken," kata pria yang masih berdiri dengan santai sembari memadamkan seluruh obor.

Walau seluruh master lainnya sudah terbang dengan rambut yang menjalar layak tentakel Kraken, Yan masih diam didalam kegelapan hingga rambut yang awalnya hitam, kini bercahaya merah terang layak mimikri dari bunglon.

"Tahan nafas kalian," kata pria yang mulai memasang posisi kuda-kuda hingga tanah dibawahnya ikut pecah, hingga perlahan Tubuh Yan ikut berwarna merah tua.

Seketika gerakan sang Pemegang Pedang Penembus Gunung itu pecah layak kilat yang melewati seluruh jalur goa yang berlika-liku sembari membawa seluruh master di rambutnya.

Gerakan cepat layak dewa itu membuat jarak yang panjang itu hanya dilewati dalam sekejap mata, sosok mahluk penjaga Goa yang tak pernah dilihat oleh manusia mulai mengejar mereka dengan ribuan kaki layak kaki seribu.

" Cih, ada apa lagi di sini? " gusar Yan yang tetap mempercepat gerakan nya melewati seluruh goa dengan  panduan benang tipis kuning yang membawa mereka hingga ke dekat sungai.

Namun, penjaga gua yang terus menerus mengejar tanpa henti itu, membuat Yan harus menambah masa penggunaan kekuatan Kutukan yang cukup berat jika digunakan oleh manusia biasa.

LAL " The Dragon Kisses The Moon"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang