🔆𝓖𝓪𝓵𝓪𝓾🔆

61 21 3
                                    

Hari ini adalah info terakhir Waiting List?  Waiting List adalah waktu tunggu sebelum pre order dibuka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari ini adalah info terakhir Waiting List?  Waiting List adalah waktu tunggu sebelum pre order dibuka. Pembeli yang ikut Waiting List akan dapat sovenir dobel. Dari penerbit dan botol minum keren dari penulis. Harga novel kisaran 80k, tenang saja, author gak pernah patok harga mahal, kok. Yuk yang mau ikutan bisa chat nomor di atas.

***

Bibir kembali mengulang kata-kata itu, masih tak percaya dengan apa yang digenggam. Kepala seakan penuh kupu-kupu beterbangan. Masih berasa mimpi melamar seseorang yang tak pernah ia temui, bahkan sebelumnya tak dikenal.

‘Semoga perempuan ini jodoh yang sudah disiapkan Tuhan dengan jalan yang tak diduga,’ doa Irsyad dalam hati.

Laki-laki yang masih memakai jas warna hitam berjalan sambil bersiul untuk merayakan hari bahagianya.

“Dia  mengirim makanan setiap hari karena ada maksudnya,” gumam Irsyad sambil tersenyum.

Tangan masih mencengkeram setir tetapi mesin mobil belum dinyalakan. Ini semua seperti mimpi,  sebentar lagi dirinya akan menikah. Irsyad akan menunjukkan kepada Almira dan Ray, jika ia pantas bahagia.

Mobil menyusuri macetnya jalanan ibu kota. Senyum dan siul masih menghiasi bibir Irsyad.

Saat lampu merah menyala,   laki-laki itu seketika  termenung. Ada perasaan tidak enak mengganjal di hatinya.

“Atas dasar apa dia mau menerima lamaran mendadak seperti ini?” tanya Irsyad pada diri sendiri.

“Bukankah perempuan itu paling teliti perihal jodoh? Kenapa dia juga bisa paham apa yang aku tulis? Tak sembarang orang mengerti bahasa itu. Apakah dia juga lulusan Jerman?”

Pikiran buruk melintas di kepala Irsyad untuk segera tersadar  pada kenyataan yang sebenarnya. 

“Bodoh. Bisa jadi minta bantuan google untuk mengartikan tulisan aku. Cih, kenapa begini saja sudah buat aku baper?” gerutu Irsyad semakin kesal dan melempar kertas itu dengan asal ke atas dashboard .

Kebahagiaan yang tadi menghiasi wajah Irsyad sekarang berubah menjadi kecewa dan sedih. Padahal impian barusan sudah terbang terlalu tinggi. Hasilnya sama, kecewa di bagian akhir.

‘Apa memang tujuan aku salah? Pernikahan hanya sebagian ajang untuk memamerkan pada Almira?’

Tujuan Irsyad saat ini kembali ke kantor. Pekerjaan di sana memang belum selesai. Ia mengambil kembali kertas itu, karena masih belum percaya dengan semua ini.

Lobi kali ini sepi, tamu dan orang yang berkepentingan di perusahaan ini sudah pada pergi. Irsyad berdiri di depan lift yang masih tertutup. Tak sengaja mata melihat Novita sedang duduk di sofa lobi utama.

Dreams Come True Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang