🔆𝕸𝖎𝖒𝖕𝖎 𝖇𝖚𝖗𝖚𝖐🔆

66 25 0
                                    

𝔄𝔧𝔞𝔯𝔦 𝔞𝔨𝔲 𝔪𝔢𝔩𝔞𝔪𝔭𝔦𝔞𝔰𝔨𝔞𝔫 𝔯𝔦𝔫𝔡𝔲, 𝔱𝔞𝔫𝔭𝔞 𝔟𝔢𝔯𝔱𝔞𝔱𝔞𝔭 𝔪𝔲𝔨𝔞

Seorang laki-laki yang berpakaian putih tengah menatap bimbang jalan mana yang mau ditempuh.  Tempat di mana ia berdiri terasa sunyi, sepi, dan gelap. Sudah sepantasnya ada yang menemani langkahnya meniti jalan menuai pahala menuju surga, tetapi di usia yang sudah matang belum menemukan yang sesuai. Ia menatap jalan depan yang menunjukkan suatu tempat yang terang benderang, berhiaskan lampu warna-warni. Semua orang di sana tampak bersenang-senang. Menari, berjingkrak mengikuti alunan musik menggetarkan raga.

Laki-laki itu termenung, menatap Mushaf yang dipegangnya. Ia sudah lelah dengan semua ini, ingin rasanya istirahat dan bersenang-senang sama seperti orang-orang itu. Ada keraguan untuk tetap bertahan dengan apa yang dipegang. Namun, panggilan orang di sana akhirnya berhasil membuat laki-laki itu menanggalkan baju putih dan benda yang dipegang.

“Sesekali aku ingin bebas,” ucapnya penuh semangat.

Setelah memakai jaket warna hitam, laki-laki itu berjalan bersemangat menuju tempat yang baru ia jamah. Semua orang di sini tampak bahagia. Laki-laki dan perempuan berbaur menjadi satu, menikmati alunan musik. Di sini banyak juga yang tidak ikut menari, duduk menikmati segelas minuman berwarna cokelat dan berbuih putih. Ada juga yang menelan sejenis pil beraneka warna. Orang-orang itu kemudian bertindak seperti orang tidak waras.

Wajah laki-laki itu panik dan baru tersadar jika orang-orang di sini hampir semuanya menelan pil setan itu. “Aku harus pergi, duniaku bukan di sini.”

Ia berlari sangat kencang dengan wajah panik. Segerombolan orang terus mengejarnya dan menyuruhnya untuk kembali ke tempat semula. Namun, laki-laki menolak mentah-mentah. Kaki terus berlari semakin jauh, sayangnya jalan yang ia tempuh semakin tinggi membuat laki-laki itu terjatuh dan terguling ke atas tanah. Tak peduli darah dan peluh membanjiri pada tubuhnya.

Mata yang sudah berat tiba-tiba dengan samar melihat sebuah cahaya di suatu tempat yang sangat terang. Irsyad menggeleng, ia tak mau terjerumus ke tempat tadi yang tidak baik dan penuh kemaksiatan.

“Tidak! Aku tidak ingin kembali ke sana!” pekik Irsyad sambil menutup mata erat-erat dan telinga menggunakan kedua tangannya. Peluh masih membanjiri tubuhnya, lambat laun mata dan telinga terbuka. Tidak  ada yang memanggil. Tidak ada juga dentuman musik yang memekakkan telinga.

Udara yang tadinya panas tiba-tiba berubah sangat sejuk dibarengi lantunan seseorang membaca kitab suci yang terdengar sangat merdu dan menyentuh relung hatinya. Pelan-pelan, Irsyad bangkit karena sangat mengenali suara itu.

“Suara perempuan di pesawat,” bisiknya sambil berdiri dan mempertajam penglihatan. Seorang perempuan berbaju putih tengah duduk di padang rumput berwarna hijau. Sekeliling perempuan itu tampak bercahaya. Hewan kecil seperti kunang-kunang tampak beterbangan membuat tempat itu terlihat semakin indah.

Perempuan cantik itu melantunkan salah satu ayat yang sudah melekat di otak Irsyad. Lambat laun laki-laki itu turut membaca ayat itu.

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ (53) وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ (54)

“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” (QS. Az Zumar {39} : 53-54).

Dreams Come True Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang