#3. Joshua's Dark Side

Start from the beginning
                                    

"Gue yang pilih ya! Lo cari tempat aja!" seru Sowon sambil berlari kecil ke dalam minimarket. Joshua kembali terkekeh.

Gemes banget kaya bocah..

Joshua segera turun dari motornya dan berjalan memasuki minimarket. Ia dapat melihat Sowon yang tengah sibuk memilih mie cup di salah satu pojok ruangan. Joshua tersenyum dan berjalan mendekati gadis itu.

"Saya yang ini aja," ucap lelaki itu sambil mengambil salah satu mie cup membuat Sowon terkejut.

"Ih! Kan tadi gue bilang gue yang pilih!" seru Sowon sambil cemberut.

"Kamu kan gatau apa yang saya suka. Daripada nanti salah pilih dan saya ga makan? Ada beberapa mie cup yang saya ga suka," jawab Joshua sambil membuka bungkus plastik mie cup tersebut.

Saat hendak memasukan bumbu mienya sebuah tangan menghentikannya. Ia menoleh dan mendapati Sowon yang tengah melihatnya kesal. Joshua mengernyit.

"Biar gue yang bikin. Lo duduk manis aja udah di sana, ribet ih! Hus hus!" seru Sowon membuat Joshua terkekeh.

"Yaudah yaudah, gausah ngambek," ucap lelaki itu sambil mengangkat tangannya, membiarkan Sowon mengambil alih apa yang tadi ia kerjakan.

"Yaudah sanaa!" seru Sowon.

Joshua tersenyum lalu melangkahkan kakinya meninggalkan Sowon menuju kursi yang sudah disediakan di minimarket tersebut. Ia terdiam sambil mengecek hpnya. Baru saja ia mengambilnya di dalam tas, hp itu bergetar. Ada panggilan telepon masuk. Melihat siapa yang meneleponnya membuat Joshua terdiam. Ia segera memasukan lagi hpnya dan memilih untuk berdiam diri sambil menatap ke luar jendela.

Joshua menghela napas. Matanya bergerak menangkap pemandangan di depannya, mencari – cari ketenangan yang biasa ia peroleh di malam hari. Sebuah jalanan yang tidak terlalu ramai serta langit malam yang bertabur bintang membuatnya sedikit tenang.

"Ta-daaa!" seru Sowon sambil menempatkan satu mie cup di depan Joshua membuat lelaki itu sedikit memundurkan diri.

"Satu mie cup dan..." ucapan Sowon terputus karena perempuan itu berlari sebentar ke kasir. Gadis itu kembali lagi dengan membawa 2 gelas yang sepertinya berisi sesuatu yang hangat karena terdapat kepulan uap keluar.

"Segelas teh hangat untuk Tuan Joshua," lanjutnya sambil meletakan satu gelas teh itu di samping mie cup milik Joshua.

Joshua terkekeh mendengarnya lalu mengucap terima kasih. Lengannya terulur mengambil gelas teh tersebut dan menyeruputnya.

"Oh, ini bukan teh biasa ya?" tanya Joshua. Sowon menganggukan kepalanya antusias.

"Yup! Teh mawar. Enak bukan?" seru Sowon. Joshua mengangguk.

"Kata orang teh ini bagus buat menghilangkan stress juga kesedihan. Efek terapinya lumayan bagus," ucap Sowon sambil menikmati tehnya juga.

"Hm?" Joshua menoleh ke arah Sowon sedangkan gadis itu hanya meliriknya.

"A-ah, kita kan abis berpusing ria tentang Baekho sama Yougmin, terus abis kerja kelompok juga. Ditambah lo harus boncengin gue, pasti capek, hehe," ucap Sowon gugup. Joshua tersenyum kecil.

"Saya ga minta dijelasin kenapa kamu ngasih ini ke saya ko," ucap lelaki itu kembali menikmati tehnya.

"A-ah, iya juga," balas Sowon kaku.

"Tapi terima kasih. Saya emang lagi butuh ini," ucap Joshua membuat Sowon menoleh.

Baru saja Sowon mau menanyakan maksud Joshua apa, tetapi lelaki itu segera memotongnya. Membuat Sowon bungkam dan mengurungkan niatnya.

The Light in The Dark #2015Where stories live. Discover now