Chapter 26

1.1K 119 6
                                    

Happy reading

---

Ceklek...

"Hyung..."

"Keluar kau, aku muak denganmu..."

Kalimat kasar yang terlontar begitu saja dari mulut seorang Min Yoongi.

"Mianhae..." Lirih Jimin.

Sedangkan, Yoongi hanya diam terduduk di kursi dan menatap ke arah luar jendela.

Jimin berjalan menuju kasur Yoongi untuk mendudukkan dirinya, kepalanya masih sedikit pusing dan tidak ada yang mengetahui keadaan Jimin yang sebenarnya sekarang.

"Aku hanya tidak ingin kalian semua ribut hanya karena ku." Ucap Jimin dan Yoongi masih tetap pada cuek nya.

"Mungkin, Seokjin Hyung memang sangat membenciku. Tapi, aku tidak pernah membencinya. Orang tuaku tidak mengajarkan ku untuk membenci orang lain. Mereka mengajarkan ku untuk selalu memaafkan siapapun yang menyakiti ku." Lanjut Jimin.

"Mungkin, jika suatu saat nanti aku pergi dari dunia. Tolong, beritahu pada Seokjin Hyung, bahwa aku tidak pernah membencinya. Aku sangat sayang pada kalian semua, sampai-sampai aku ingin marah kepada Tuhan. Ya, aku ingin marah, kenapa hidupku bersama kalian hanya sebentar?" Tawa menyakitkan Jimin keluar dari mulutnya itu.

"Hyung..." Lirih Jimin.

Yoongi menoleh ke arah Jimin yang kini menundukkan kepalanya.

"Aku takut..." Lanjutnya.

Dengan rasa sedih namun juga pedih. Yoongi menghampiri Jimin dan memeluk sang empu dengan penuh kehangatan.

"Hiks...aku takut." Lirih Jimin yang kini terisak di pelukan Yoongi.

"Setiap malam, aku selalu ketakutan. Aku takut, akankah esok hari aku masih berada di dunia ini melihat mu dan yang lainnya tertawa di hadapan ku." Ucap Jimin.

"Hiks... Aku sangat takut pada saat dokter bilang hidup ku tidak akan lama lagi. Kalimat yang sangat ku benci akhirnya keluar dari mulut dokter itu. Sedangkan, aku belum bisa meyakinkan Seokjin Hyung." Isak Jimin.

"Uljima..." Lirih Yoongi yang diam-diam juga mengeluarkan air matanya.

"Aku takut, hiks..."

"Ada aku dan ada yang lainnya di sisi mu. Kau bisa berbagi cerita mu dengan ku. Aku siap mendengarkan nya." Ucap Yoongi.

"Jika saja aku bisa menemani mu di saat kau berada di surga nanti, akankah kau tidak akan menangis seperti ini? Tangisan mu membuat hatiku rapuh, Jimin-ah." Ucap Yoongi dalam hatinya dengan berbarengan air mata yang keluar dari kedua mata nya.

"Uljima... Kau memiliki ku. Tidak ada yang harus kau takutkan." Ucap Yoongi yang masih setia mengusap-usap punggung Jimin.

Hingga akhirnya Yoongi tersadar, jika Jimin telah tidur di pelukannya. Dengan perlahan Yoongi membawa tubuh itu untuk berbaring di kasurnya dan menyelimuti tubuh ringkih Jimin.

DISEASE'S✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang