Chapter 7

1.4K 127 4
                                    

Happy reading

---

Semenjak Yoongi mengetahui penyakit Jimin. Dia menjadi berubah atau lebih tepatnya jadi sama seperti seokjin. Menjadi cuek dan dingin kepada Jimin.

Sungguh inilah yang Jimin takutkan. Apakah jika Jimin memberi tahu ke semua member, justru mereka malah sama seperti Yoongi?.

Ya, Yoongi tau tapi dia tidak memberi tau penyakit Jimin ke member lainnya. Karena, di paksa oleh Jimin.

"Yoongi, kenapa kau terus melamun, eoh?"

Yang di sebut namanya pun seketika tersadar dari lamunannya itu. Dia hanya sedang memikirkan perkataan dokter tadi pagi tentang Jimin. Apakah ini nyata atau tidak, dan ternyata ini nyata. Yoongi tidak tau harus berbuat apa.

Ada rasa sedikit kecewa terhadap Jimin karena tidak mau memberi tau nya dari awal. Kenapa semuanya harus di rahasiakan? Ini hal serius. Sungguh Yoongi merasa gagal menjadi Hyung untuk Jimin.

"Arghh..."

"Yak!! Kau ini kenapa, eoh?"

"Taehyung- ah, apa yang akan kau lakukan jika kau mengetahui rahasia terbesar yang sangat menyakitkan dari teman kita?"

"Memangnya kenapa?"

"Jawab saja."

"Aku akan mengajaknya berkomunikasi, agar dia tidak merasa bahwa dia sedang sendirian. Kau tau, biasanya orang yang merahasiakan sesuatu itu mungkin dia sedang merasa bahwa dirinya sedang sendiri atau lebih tepatnya kesepian."

"Apakah aku harus melakukannya?" Lirih Yoongi sangat pelan.

"Memangnya, kenapa kau bertanya seperti itu?"

"A-ah.. tidak apa-apa. Tadi aku membaca sebuah novel dan yang series keduanya belum muncul, jadi aku bertanya kepadamu agar aku tidak penasaran dengan series keduanya."

"Benarkah? Sepertinya novelnya seru, boleh aku meminjamnya?"

"M-meminjam? Tentu saja buku itu ada di Korea, huh."

Mereka berdua sedang berada di balkon hotel kamar Yoongi. Karena tadi Taehyung masuk Yoongi tidak ada di kasurnya, lalu dia mencari dan menemukan hyungnya ini berada di balkon.

Setelah Yoongi memberikan pertanyaan itu, ada sedikit rasa penasaran. Siapa yang dia maksud seorang teman? Taehyung tau betul Yoongi tadi berbohong soal novel. Yoongi saja jarang membaca novel, bagaimana ingin membaca, toh kesehariannya yoongi hanyalah tidur dan membuat lagu jika itu ada waktu luang.

"Kau sedang tidak berbohong kan, Hyung?"

Yang di ajak berbicara menolehkan wajahnya menghadap ke Taehyung dan menatap Dongsaeng nya itu dengan tatapan tulus.

"Tidak."

"Jika tidak, kenapa kau terlalu terbawa oleh ceritanya. Bukankah kau selalu cuek oleh segala hal atau....kau...yang menyimpan rahasia terbesar itu... Hyung?"

Yoongi sedikit kaget setelah Taehyung memojokkan nya seperti itu. Dia pun membuang mukanya dan menatap ke arah pemandangan kota Los Angeles yang indah itu.

"Jujurlah, Hyung."

"Aku tidak menyimpan rahasia apapun, Tae."

"Awas saja kau berbohong."

"Kau ini, tidak percaya sekali dengan hyungmu."

"Tentu saja aku tidak percaya, sudah terbaca jelas oleh raut wajahmu Hyung."
Balas Taehyung dalam hati.

"Sudahlah, kau kembali saja ke kamarmu aku ingin mandi."

Taehyung dan Yoongi pun masuk ke dalam kamarnya. Setelah itu Taehyung keluar dari kamar Yoongi dan Yoongi masuk kedalam kamar mandi.

"Apakah dia berbohong?"

"Siapa berbohong, Tae?"

"Kamchangiya, aissh...kau mengagetkan ku, Hyung."

"Kau sedang apa di depan kamar Yoongi dan siapa yang sedang berbohong?"

Lagi-lagi Taehyung ketauan oleh Seokjin. Sungguh seokjin yang sekarang ini menyeramkan baginya.

"A-aku tadi habis bermain game bersama Yoongi Hyung. Dan soal bohong itu..Mmmm....tadi aku kalah dalam permainan, tapi aku tidak yakin aku kalah...mungkin bisa saja Yoongi Hyung bohong dalam bermain." Setelah menyelesaikan kata-katanya Taehyung merasa lega.

"Itu bukan berbohong Tae namanya, tapi curang. Aissh...kau perlu belajar bahasa Korea lagi, eoh?"

"Aku salah ya.."

"Tidak, yaudah kau masuk ke kamarmu. Tidak baik di luar sendirian, bisa-bisa kau di culik oleh Sasaeng."

"Ya, bye Hyung."

...

Di sisi lain, ada seseorang orang sedang menahan rasa sakitnya yang menjalar hampir di seluruh tubuhnya itu.
Ya, dia Park Jimin.

"Sssshhhhh.....ke..na...pa...tidak...ju..gaa...berhenti rasa...akhhh... sakitnya..."

Jimin sedang meringkuk di kasurnya dengan rasa sakit yang berasal dari kepalanya itu. Sungguh ini lebih menyakitkan dari pada kemarin.

Tak lama kemudian darah segar keluar dari hidungnya. Jimin dengan cepat menuju ke kamar mandi untuk mencuci hidungnya ini. Dia tidak mau orang lain mengetahui dia mimisan di kasurnya itu yang ber seprai berwarna putih itu.

"Ya Tuhan, kumohon jangan se...karang....akhh..."

Setelah itu hanya gelap yang dia lihat. Jimin jatuh pingsan di kamar mandinya dengan darah yang masih tersisa keluar di hidungnya itu. Dan juga pakaian yang berantakan. Dia lelah.

Dan, tidak ada satu orangpun yang akan mengetahui dirinya pingsan di kamar mandi.


End...

I'm back guys🥺

Jangan lupa Votmen nya ✔️







Shintaera 💜

DISEASE'S✔️Where stories live. Discover now