BAB 3

2.3K 94 0
                                    

SELAMAT MEMBACA...

***



-

-

-

-

-

Setelah berkendara selama empat jam lamanya akhirnya Azka dan Umi-nya tiba di rumah Zian. Jari tangan Azka menekan tombol sandi yang ada di tembok dekat gerbang. Terbukalah gerbang utama yang langsung membawa masuk kedalam garasi. Azka segera masuk kedalam garasi.

Ketika itu Azka dan Umi-nya melihat Zian baru saja keluar dari mobil hitamnya membawa tumpukan baju yang tampak berantakan. Sedangkan melihat Zian yang hanya memakai celana pendek dan bertelanjang dada membuat Umi-nya mengerutkan keningnya keheranan.

"Tumben jam 10 pagi Zian baru bangun." Kata Umi-nya.

Azka sudah merasakan sesuatu yang buruk.

Dia paham betul tentang adiknya itu yang tidak pernah bangun siang meskipun tidur tengah malam, karena Zian terkenal sangat rajin olahraga dipagi hari lalu memulai harinya sibuk dengan pekerjaan sejak pagi-pagi buta.

"Itu apa yang jatuh? Kenapa dia buru-buru?" Lanjut Umi-nya melihat ada yang jatuh dari tangan Zian yang buru-buru menutup kembali pintu mobilnya.

Oh, tidak!

Batin Azka menjerit saat menyadari apa yang jatuh itu.

Setelah mobil berhenti, Umi-nya langsung keluar.

"Zian!?" Panggil Umi-nya.

"Tunggu disitu!!!" Pinta Zian dengan keras.

"Kenapa? Ada apa?" Tanya Umi-nya kebingungan.

"Jangan ikut masuk. Disitu dulu." Lanjut Zian yang langsung berlari masuk rumah. Dia mengunci pintu rumah yang terhubung langsung dengan garasi.

Azka buru-buru keluar dari mobilnya menghampiri Umi-nya.

"Kita tunggu sebentar, Umi." Kata Azka.

"Minggir." Perintah Umi-nya yang berjalan menuju mobil Zian. Dia ingin melihat benda jatuh apa yang dilihatnya tadi.

Azka hanya bisa menghela napas.

Umi-nya meraih benda yang jatuh itu disamping mobil Zian.

"Ini BH!!!" Umi-nya memekik keras.

Umi-nya segera menuju pintu masuk rumah yang tertutup. Pintu itu dikunci dari dalam oleh Zian. Amarah jelas terpancar di wajah Umi.

"ZIAN!!! BUKA PINTU!!!" Pinta Umi-nya dengan kemarahan.

Azka menggeram dalam hati menyebut nama adiknya.

"Azka, buka pintu ini." Perintah Umi-nya pada Azka.

"Itu dikunci dari dalam, Umi. Bagaimana aku bukanya?"

"Umi tahu kamu bisa buka pintu ini. Jangan bela adikmu lagi. Cepat, buka."

Azka tidak bisa berbuat apa-apa selain menuruti perintah Umi-nya. Dia berjalan menuju bupet yang ada dibelakang mobil merah Zian. Didalam garasi rumah Zian terdapat empat buah mobil. Tiga diantaranya adalah tipe mobil mewah berpintu dua seperti mobil hitam yang dipakainya semalam saat pertama kali melakukan adegan panas dengan Geera.

Sedangkan satu mobil lagi adalah tipe sedan mewah yang berpintu empat tetapi itu jarang dipakainya. Mobil itu berwarna merah.

Tangan Azka mengambil kunci rumah Zian yang ada disalah satu laci paling atas bupet tersebut. Kemudian dia membuka pintu rumah Zian. Umi-nya langsung masuk dan menuju kamar Zian.

"Astagfirullah, Zian!" Pekikan Umi-nya itu mengejutkan Zian sedang membopong Geera ke kamar mandi.

Umi-nya sangat terkejut melihat Zian yang hanya memakai celana pendek membopong seorang perempuan yang sudah memakai baju milik Zian dengan banyak bekas ciuman disekeliling lehernya. Mata Umi-nya juga melihat kasur Zian yang sudah berantakan dengan seprei yang sudah tidak menutupi kasur seutuhnya.

"Kamu sebentar lagi menikah tapi masih membayar perempuan buat berzina??? Tobat Zian!!!" Kemarahan Umi-nya sudah berkobar.



***

SALAM SEHAT.

JINAAN00.

2021.

TAKDIR YANG MENYAKITKAN [SELESAI]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora