Raffa tersenyum puas, karena dapat kembali membuat Aqilla geram. "Sama-sama, kalo gitu balik dulu ya."

"Ya udah sana!" Usir Aqilla.

"Tapii.." Raffa menggantungkan ucapannya.

"Tapi apa?" Tanya Aqilla penasaran.

"Tapii.." lagi-lagi Raffa menggantungkan ucapannya

"Cepetan ngomong. Atau gue langsung masuk ke dalem." Ketus Aqilla.

"Sabaran dikit dong."

"Ya udah mangkanya cepetan mau ngomong apa!"

"Oke, gue bakalan balik, asalkan besok lo bikinin gue nasi goreng buat di sekolahan!" Pinta Raffa

"Harus banget ya?!" Aqilla melipatkan kedua tangannya di depan dada.

"Ya harus lah!"

"Kalo gue gak mau gimana?"

"Pokonya harus mau! Kan gue udah nolongin lo tadi." Kekeh Raffa.

"Kapan?" Aqilla mulai mencoba untuk membuat Raffa mereka kesal.

"Bodo amat."

Dan benar saja, detik itu juga Raffa terlihat kesal dengan memasang wajah datar saat berhadapan dengan Aqilla. Ternyata memang tidak sulit bagi Aqilla membuat seorang Raffa Mahesaz menjadi marah karena kesal.

Aqilla seolah menahan tawanya melihat raut wajah yang dipasang Raffa sekarang. "Ya udah iya, besok gue bawain nasi goreng buat lo, terus abis itu gue gak ada hutang budi lagi sama lo"

"Nah gitu dong." Seru Raffa. Entah kemana perginya rasa kesal diselimuti sedikit kemarahan Raffa yang tiba-tiba saja menghilang di detik itu juga.

"Janji ya?!" Sambung Raffa dan hanya dibalas anggukan saja dari Aqilla.

"Sip" Raffa mengacungkan satu jari tangan jempol miliknya. "Gue balik dulu kalo gitu." Sambuny Raffa

Aqilla bergumam. "Ati-ati."

"Pasti." Raffa menyalakan mesin motor, setelah itu Raffa langsung melajukan motor miliknya.

Ada sedikit rasa bahagia dalam diri Aqilla saat dapat bertemu kembali dengan Raffa. Rasanya seperti sesuatu yang hilang kemarin tiba-tiba datang kembali memasuki fase waktu yang dinantikan Aqilla.

Di keesokan harinya Aqilla bangun lebih awal dari bangun sekolah sebelumnya saat Aqilla masih duduk dikelas 11. Bagi Aqilla hari ini adalah hari yang paling Aqilla tunggu-tunggu, yaitu hari awal dimana ia menginjak menjadi anak kelas 12 disekolahannya.

Sesuai janji yang aqilla katakan pada Raffa waktu malam, pagi ini Aqilla membuat nasi goreng buatannya sendiri untuk diberikan kepada Raffa di sekolah nanti. Tak lupa Aqilla juga sekalian membuatkan nasi goreng untuk dirinya dan juga anggota keluarganya.

"Aqilla tumben nih masak pagi-pagi, pake bawa bekel segala lagi." Kata bunda Lina kepada anak gadisnya yang sibuk menyajikan nasi goreng kedalam kotak makan.

Aqilla tersenyum ke arah bunda. "Iya bund, kalo yang ini makanannya buat temen Aqilla."

"Pasti orang nya spesial buat banget ya buat Aqilla, sampe semangat gitu nih buatnya." Tebak Lina

Aqilla langsung saja menggelengkan kan kepalanya. "Nggak kok bund, lagian ini cuman sebagai tanda terima kasih Aqilla ke dia, karena semalem nganterin Aqilla pulang."

"Oh gitu." Balas Lina

"Masakan kak Qilla, enak!" Nabilla mengacungkan kedua ibu jarinya kepada Aqilla di sela makannya saat mengunyah nasi goreng buatan kakaknya.

Aqilla tersenyum pada Nabilla. "Makasih peri cantik."

"Udah selesai Qill?" Tanya Ayah Frans yang baru saja keluar dari kamar mandi yang ada di dapur.

"Udah yah." Aqilla sudah siap dengan bekal yang ia bawa, dan juga tas sekolah di belakang punggungnya.

"Ayah sama Aqilla berangkat dulu ya bund." Kata Frans berpamitan kepada Lina dan juga Nabilla.

Lina menyalimi tangan suaminya, begitu juga dengan Nabilla. Tak lupa, Aqilla juga bersalaman untuk segera pamit berangkat kesekolah di antar oleh ayahnya.

Aqilla tak sabar ingin segera tiba di sekolahannya, ia merindukan suasana kelas yang sudah lama tak Aqilla rasakan selama 2 minggu kemarin. Aqilla juga tak sabar untuk segera memberikan kotak makan berisi nasi goreng yang ia bawakan untuk Raffa.

Mobil yang Aqilla tumpangi bersama Frans sudah berhenti tepat di depan sekolahan. Suasanannya sekitar sekolah tidak terlalu ramai, karena bisa terbilang masih pagi, dari jam berangkat Aqilla biasanya.

Aqilla menyalimi tangan Frans. "Aqilla pamit ya yah, makasih tumpangannya."

Frans mengangguk tersenyum kepada anak sulungnya.

Aqilla menepuk jidatnya "Oh iya?!"

Aqilla membuat Frans bingung, pasalnnya suara nada Aqilla terdengar serius.
"Kenapa Qill?" Tanya Frans panik.

"Ongkosnya nagih ke bunda aja ya, uang Aqilla mau di pake buat beli jajan soalnya"

Frans membuang nafasnya lega, Frans kira ada sesuati penting yang akan di katakan Aqilla, ternyata hanya sebuah candaan yang sudah biasa di lakukan antara Anak dan Ayah.

"Oke, tapi bayarnya 2x lipat ya, soalnya bunda kamu ngutang dulu sama ayah." Frans membalas candaan dari Aqilla.

"Iya-iya, nanti Aqilla ngomong sama bunda buat lunasin hutang-hutangnya ke ayah."

Frans tertawa mendengar perkataan dari anaknya, Aqilla juga ikut tertawa melihat ayahnya tersenyum bahagia karenanya.

Tetapi tawa Aqilla terhenti ketika Aqilla melihat Raffa di balik kaca mobil bergandengan tangan dengan cewek yang tidak Aqilla kenali dan sama sekali belum pernah bertemu dengan Aqilla sebelumnya. Bahkan anehnya cewek itu memakai seragam yang sama dengan seragam sekolah SMA SATELIT.

Siapa cewek itu? Saat ini yang ada di benak Aqilla hanyalah itu.

Aqilla terus saja melihat interaksi antara Raffa dan cewek yang ada di sampingnya. Aqilla jadi tak bersemangat lagi setelah melihat pemandangan itu. Entah kenapa Aqilla merasa kesal melihat Raffa bermesraan dengan cewek itu.

Tidak mungkin kan aqilla cemburu!? Pikir Aqilla dirinya mungkin saat ini sedang merasa gelisah.

"Qill, kamu gak papa?" Tanya Frans yang melihat Aqilla tiba-tiba diam sedari tadi.

Aqilla tersadar dari lamunannya. "Eh, iya, gak papa kok yah." Kata Aqilla. "Kalo gitu Aqilla masuk dulu ya." Sambungnya.

Aqilla menyalimi tangan Ayahnya kemudian Aqilla menuruni mobil dengan masih memikirkan perihal tentang cewek yang bersama Raffa tadi, karena hanya hal itu yang saat ini sedang menyelimuti pikiran Aqilla.

YANG BELUM FOLLOW AKUN ABDI, YUK FOLLOW YUK!

* Abdiputri *

KLIK LAYAR BERGAMBAR ✩ BAGI YANG BELUM VOTE!

SEE YOU NEXT PART♡

RAFILLAOnde histórias criam vida. Descubra agora