1. Pertemuan Awal

Mulai dari awal
                                    

"Anindira.." Lirihnya pelan, ia juga menatap foto yang berada didalam genggamannya, gadis yang ia lihat didepan toko florist itu tersenyum seolah tidak ada beban dalam hidupnya.

Namun foto itu tidak lagi berbentuk sempurna saat pria ini meremas foto tersebut hingga menjadi tak berbentuk sempurna lagi.

-----------------

"Asha.. Mysha.. Kalian bisakan melayani dua wanita paruh baya disana, aku harus melist bunga-bung yang telah terjual.." Ucap Anin pada dua orang pekerjanya yang usianya berada jauh dibawahnya, ya Anin menerima mereka bekerja ditokonya karena ia merasa tidak tega melihat dua orang gadis yang seharusnya masih bersekolah justru harus mengemis diluar sana, jadi ia menawarkan untuk bekerja di floristnya kebetulan ia memang berniat mencari para pekerja.

"Siap Kak Anin..."

Anin tersenyum melihat semangat mereka, merekapun menghampiri kedua paruh baya itu dan Anin mulai melist semua bunga-bunga yang telah terjual.

Diaaat ia tengah serius melist seluruh bunga yang telah terjual, suara dobrakan pintu yang begitu keras terdengar tak hanya itu saja pria yang Anin tak kenali itu menghancurkan sebagian bunga di floristnya ini.

"Ya tuhan..." Anin berlari mendekat kearah pria tersebut.
"K-kalian, apa yang kalian lakukan?" Anin memberanikan diri bertanya.

"Aku lihat tokomu ini mulai ramai. berikan separuh penghasilanmu!!!"

Anin menganga. Ya tuhan, ia rasa dirinya tengah menghadapi pria mabuk.

"Maafkan aku, tapi----" Anin terlonjak kaget saat tubuh pria itu terhempas diantara bunga-bunganya saat seorang pria berpakaian formal mendorong tubuh pria mabuk tersebut.

Sisanya dua orang pria bertubuh besar yang menyelesaikan pria mabuk tersebut dan membawanya keluar.

Anin mendekati pria bersungalesses hitam itu, "T-terimakasih.. k-kau tidak apa-apa? a-apa kau terluka?" Anin ingin menyentuh lengan pria tersebut, namun pria itu tidak mengizinkannya, ia justru mengarah kearah sofa dan duduk disana.

Pria itu melepaskan sungalesses hitamnya dan memperlihatkan bola mata birunya dan juga rahang yang tegas.

"Maafkan aku.. kau mau minum?" Tawar Anin gugup, ia menawarkan pria itu sekaligus tanda terimakasih nya kepada pria tersebut karena telah menolongnya.

"Duduk." Perintahnya. Anin yang notabennya adalah pemilik tokonya mengikuti perintah pria itu.

Tatapan yang begitu menusuk indera penglihatannya langsung Anin dapatkan darinya.

"Anindira Monera Dalarisa, benar?"

Anin mengangguk pelan. Bagaimana seorang pria asing tau nama lengkapnya.

"Ya, itu namaku.."

Pria itu tersenyum sinis saat Anin membenarkan namanya.

"Toko kecil ini milikmu?"

Anin mengangguk pelan, sebenarnya pria ini siapa?

Sebuah senyum tipis pria itu perlihatkan. "Aku tau dalam fikiranmj pasti bertanya-tanya tentangku.."

"Aku Deo."

Anin hanya diam saja. Deo? Anin sama sekali tidak mengenali pria tersebut.

"Aku datang kesini hanya ingin mengatakan, kau harus menikah denganku."

Anin membulatkan matanya. Apa pria ini sudah gila, mereka saja tidak kenal satu sama lain, kenapa tiba-tiba ia mengatakan hal itu padanya.

Menikah dengannya? Ini benar-benar konyol.

Deo menampilkan smirknya, "Percuma kau menolakku karena itu tidak akan berhasil, kau tetap harus menikah denganku."

Anin refleks bangkit "Tapi maaf, aku tidak mau, kita tidak saling mengenal dan aku belum ingin menikah." Tolak Anin secara halus.

Deo tertawa, ia menyilangkan tangannya diatas dadanya. "Kau tidak bisa menolaknya."

Anin menggeleng seraya tersenyum tipis, "Maaf, terimakasih telah membantuku, sekarang kau boleh pergi."

Anin tak ingin melanjutkan pembicaraan yang menurutnya sangat aneh dan tidak masuk akal.

Deo masih stay di bangkunya dan menatap Anin yang kini mengusir dirinya.

"A-aku harus membersihkan toko ku ini, kau bisa pergi.." Ucap Anin dengan sangat sopan. Lagipula setelah ini mungkin ia akan menutup tokonya dan membersihkannya.

Deo bangkit dari sofa dengan manik mata yang masih menatap Anin. Pada akhirnya tatapan mata mereka terputus saat Deo memilih untuk melangkah pergi.

Anin menghela nafasnya panjang dan mendudukan dirinya diatas sofa, matanya juga melihat sebagian bunganya yang hancur berserakan.

"Kenapa pria mabuk itu harus masuk kemari.." Gerutu Anin saat kilasan pria mabuk yang membuat bunga-bunga nya hancur terekam di fikirannya.

"Anin, kau baik-baik saja?"

Anin mendongak saat tau Sean datang ketokonya dengan wajah yang panik melihat keadaan toko florist miliknya dan juga dirinya yang mungkin terlihat menyedihkan diatas sofa ini

"Kenapa bisa seperti ini?" Tanya Sean panik. Pasalnya belum lama ia melihat toko milik Anin masih baik-baik saja, dan sekarang menjadi hancur seperti ini.

"Siapa yang melakukannya?" Sean kini sudah duduk disamping Anin.

Anin menggeleng pelan seraya tersenyum kepada Sean, "Tidak, hanya pria mabuk saja yang tiba-tiba masuk kedalam tokoku."

"Pria mabuk? Kenapa kau tidak memberitahuku?"

Anin menepuk bahu Sean, "Kejadiannya begitu cepat."

Sial, andaikan tadi dirinya tetap diluar mungkin ia bisa menahan pria mabuk yang dimaksud Anin.

"Sekarang aku harus membersihkan tokoku ini.." Anin bangkit dari kursinya, dan berjalan menuju bunga-bunga nya yang telah hancur berserakan di bawah.

"Biar aku membantumu." Kata Sean, ia segera menyusul Anin dan membantunya untuk membersihkan tokonya ini.

-------------------

Beberapa lembar uang yang berada didalam map cokelat kecil, Deo berikan kepada pria yang menghancurkan sebagian bunga di toko milik Anin.

Smirk tipispun Deo perlihatkan selepas pria suruhannya untuk mengacaukan toko Anin pergi dari hadapannya.

Rasa puas dalam hatinya pun ia rasakan, melihat wanita itu nampak harus bekerja keras membersihkan seluruh tokonya.

"Ini belum seberapa Anindira.." Desis Deo dengan smirk tipis yang masih ia perlihatkan.














Jangan sampe sifat Deo kaya si Daniel mudaa🤣🤣🤣🤣

Ohiya jangan lupa juga baca story orangtua Deo, story Lelah di Innovelku
Penname: Yfworld 27
Link: https://bit.ly/3yYMRNI

Kalo yang pengen tau kedakjalan Daniel:v

NEXTT???


Tangerang, 27 Desember 2021.

Dendam Pernikahan (#SEQUEL LELAH 3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang