1. Pertemuan Awal

329 31 2
                                    

"Aku sudah membuatkan sarapan untukmu.." Suara lembut itu terdengar sangat menyejukkan hati, senyumannya juga menularkan kemanisan saat ukiran senyuman itu terbentuk sempurna.

Sayang, pria yang tengah ia ajak berbicara sekarang mengabaikannya dan hanya terfokus pada kaitan kancing di kemeja nya.

"Deo.."

Aktifitasnya mengaitkan kancing kemejanya terhenti, sorot matanya yang tajam ia arahkan ke sosoknya yang terpantul melalui cermin besar dikamarnya.

Cengkeraman kuat tak lama ia dapatkan darinya, "Berani menyebut namaku?!" Bentak nya tak menerima.

"Maaf Tuan.." Ia memejamkan matanya tak berani melihat manik mata berwarna biru laut itu.

Hempaan kasar setelah itu ia dapatkan, kekehannya pun terdengar sangat menyeringai, "Bagus jalang! Kalimat itu lebih pantas disebutkanmu untukku!"

"Dan satu lagi, jangan terus membuatkanku sarapan, karena itu terasa menjijikan untukku, bila aku harus memakan makanan dari tangan seorang jalang memuakkan sepertimu!" Hinaan pedih itu terlontar begitu saja tanpa memikirkan rasa bersalahnya.

Setelah menghina wanita malang itu, ia melangkah keluar meninggalkannya.

Tuhan, kenapa takdir ini sangat menyakitkan untuknya. Tidak, ia harus menerima takdir ini atau keluarganya akan mendapatkan masalah karena ulah suaminya kelak.

Tapi ini masih sangat sulit diterima olehnya, 3 bulan lalu hidupnya masih tentram, penghinaan bahkan siksaan tak pernah ia rasakan sebelumnya sampai akhirnya suaminya datang, mengancam akan melukai keluarganya kalau ia tidak menikah dengannya, mengerikan bukan, terpaksa ia menerimanya dengan penuh segala ancaman.

Bahkan setelah menikah pun ancaman padanya tidak pernah berakhir seolah itu menjadi sebuah senjata suaminya untuk menghancurkan dirinya.

--------------------

3 bulan yang lalu

Helaan nafas pelan dan tersenyum menatap toko floristnya, semoga toko floristnya ini sampai seterusnya bisa terus diramaikan oleh calon pembeli dan calon pelanggan, ini merupakan hari ke-7 toko floristnya buka dan ia sangat senang.

Dengan dibukanya toko florist dan hasil kerja kerasnya, Anin bisa membantu biaya kehidupannya dan juga untuk pengobatan Ibunya. Karena hanya dirinya satu-satunya harapan dikeluarganya, Kakaknya? Kakaknya bahkan hanya mementingkan urusan duniawi saja.

"Apa aku boleh membeli bunga mawarnya?"

Gadis itu yang hendak masuk kedalam toko floristnya membatalkan niat dan memutar tubuhnya.

"Sean..."
"Kau membeli tapi kau tidak pernah mengambilnya, tidak perlu Sean.."

"Anin.."

"Lihat tokomu banyak pelanggan.." Ucap Gadis cantik bernama lengkap Anindira Monera Dalarisa.

Tentu saja Sean langsung menoleh kearah tokonya, secepat mungkin Anin segera masuk kedalam tokonya dan mengunci Sean yang berada diluar toko sebelum ia membeli bunga namun tidak pernah mengambil bunganya sama sekali dan bila ia ingin mengembalikan uangnya, Sean tidak pernah mau.

Ada-ada saja kelakuan tetangga toko barunya.

"Maafkan aku Sean, kau bisa membeli bunga ditokoku kalau kau memilih alasan yang jelas" Anin tertawa melihat ekspresi Sean diluar sana ia juga melambaikan tangannya lalu pergi menuju ruangannya.

-----------------------

Sungalesses hitam yang menutupi mata seorang pria tampan yang berada didalam mobil segera ia lepas saat melihat gadis dengan senyumannya berdiri didepan tokonya, cukup lama ia melihat sampai akhirnya ia melihat wajah gadis itu dengan senyumannya.

Dendam Pernikahan (#SEQUEL LELAH 3)Where stories live. Discover now