”Tak perlu heran. Ayo kita bergabung,” Shin menarik tangan Yuki dan mengajaknya berlari mendekat.

Shin kini telah berdiri di atas es.

”Kemarilah. Jangan takut,” Shin mengulurkan tangan.

Perlahan Yuki meraih uluran tangan Shin dan naik ke atas es. Pertama kali ia mencoba berdiri di atas es, ia langsung terjatuh.

”Kau baik-baik saja?” tanya Shin khawatir. Yuki hanya mengangguk.

Ren yang melihat Yuki terjatuh langsung menghampiri.

”Kau tidak apa-apa, Yuki? Ayo, aku bantu.”

Ren mengulurkan tangannya dan Yuki 'pun menyambutnya. Ia mencoba berdiri lagi tapi masih saja terjatuh. Hingga yang ke lima kali, ia baru bisa berdiri dengan seimbang. Mereka 'pun mengajari Yuki meluncur perlahan.

Sedang Izumi segera turung dari kolam itu, ia merasakan sakit saat melihat Shin dekat dengan Yuki. Ia berjalan menuju meja yang ada di tepi taman.

Tak jauh dari taman. Haru berdiri menatap ke dalam. Ia melihat Yuki yang terlihat bahagia saat bersama Shin. Sedikit ada rasa tak rela dalam hatinya, tapi ia tak mau mengganggu kebahagiaan Yuki. Selama tujuh tahun ia bersama dengan Yuki, ia belum pernah melihat Yuki sebahagia seperti sekarang ini. Ia 'pun melangkahkan kaki bersiap menjauh dari tempat itu.

Secara samar-samar Yuki mencium aroma tubuh Haru dan masakan yang dibawanya.

”Maaf. Aku harus pergi,” ucapnya seraya melompat dan turun dari atas kolam.

”Kau mau kemana, Yuki? Kita belum makan!”

Yuki tak menghiraukan teriakan dari Shin. Ia tetap berlari dengan cepat.

~~~

Haru berjalan pelan di tepi jalan. Perasaannya cukup hancur saat ini, pikirannya kosong. Lalu langkahnya terhenti saat melihat gadis cantik sedang berdiri di hadapannya. Gadis cantik itu menatap lurus kearahnya, lalu tatapannya mulai turun dan terhenti pada sebuah kotak yang di tenteng oleh tangan Haru.

“Hime-sama,” sapa Haru perlahan.

”Aku merasa lapar, Haru.”

Haru menatap lekat wajah Yuki, lalu seulas senyum terukir di bibir indahnya. Yuki tersenyum.

Rasa bahagia sekaligus sakit Haru rasakan bersamaan. Setelah tujuh tahun bersamanya, akhirnya Haru bisa melihat Yuki tersenyum lagi. Namun sayangnya senyuman itu bukan karenanya, melainkan karena Shin.

”Lenapa kau tak mengajaknya bergabung, Yuki?”

Suara Shin membuyarkan lamunan Haru.

Ajakan Shin terdengar seperti sebuah hinaan bagi Haru. Baru tiga minggu Shin bersama Yuki, ia bisa membuat Yuki tersenyum lagi.

~~~

”Apa ini masakanmu, Haru senpai?” tanya Sora antusias saat melihat isi di dalam kotak yang di bawa Haru.

Makanan itu Haru susun dengan sangat indah dan rapi.

”Iya.”

”Apa aku boleh memakannya?”

Haru melihat begitu banyak makanan di atas meja. Tak ada salahnya kalau ia bagi satu kotak makanan untuk Sora. Lagi pula Yuki pasti sangat ingin marasakan masakan yang Shin buat.

”Tentu, kau bisa makan semuanya.”

Haru menggeser sekotak makanan ke hadapan Sora.

”Selamat makan,” tanpa ragu Sora mulai memakan masakan Haru.

”Ini sangat lezat,” ucapnya dengan mulut yang penuh makanan.

Yuki terdiam.

”Aku pasti sangat senang kalau aku bisa memakan masakanmu setiap hari, Senpai.”

Sora masih tetap mengunyah makana di mulutnya.

”Tentu saja bisa. Akan ku bawakan besok,”

”Kau kenapa, Ren?”

Terlihat Ren memegangi lehernya. Ia merasa lehernya terasa tercekik.

”Udara di sini sangat berbeda. Aku. Kesulitan. Bernafas,” ucapnya terbata sambil tetap memegangi lehernya.

'Apa ini?' Haru sangat terkejut saat merasakan perubahan darah Yuki. Ia menatap Yuki yang duduk di sebelahnya.

Yuki masih tertunduk dan diam.

”Hime-sama, apa kau baik-baik saja?” 

Yuki masih terdiam.

Perubahan darah Yuki semakin lama semakin meningkat di rasakan oleh Haru.

”Yuki!” Haru mengeraskan suaranya.

Saat itu juga Yuki tersadar lalu ia menatap Haru.

Bersamaan dengan itu, Ren kembali bisa bernafas.

~~~

HANBUN YOKAIWhere stories live. Discover now