”Apa maksudmu, Haru?” Shin seakan tak percaya dengan perkataan Haru.
”Ada yang berusaha menyingkirkan Yuki. Seminggu setelah kepergianmu. Setiap hari aku melihat Yuki yang sedang menangis di taman. Dia tidak pernah menunjukkan wajah sedihnya pada siapapun. Tapi aku tau kalau dia merasa kehilangan. Apa lagi saat Ryoichi meninggalkan desa bersama ayahnya untuk beberapa hari.
”Dia merasa kesepian. Meskipun aku berusaha menghiburnya, itu hanya bisa bertahan untuk beberapa saat. Lalu semua terenggut darinya malam itu.”
··
Haru berjalan menuruni bukit dengan keadaan basah kuyub karena hujan sedang mengguyur desanya. Ia menggunakan jubah berwarna hitam yang sedikit besar untuk menutupi tubuhnya. Setiap petang hingga malam ia selalu berada di hutan untuk berlatih.
Hening. Hanya suara air hujan dan teriakan burung gagak yang terdengar saat itu.
Crak Crak Crak
Terdengar suara langkah kaki yang cepat menginjak genangan air hujan di tanah. Semakin lama suara itu semakin jelas dan dekat. Haru yang sejak tadi berjalan di balik semak-semak merasa heran. Siapa yang berlari menaiki bukit malam-malam seperti ini dalam keadaan hujan?
Dari kejauhan Haru melihat bayangan seorang wanita berlari seraya menggandeng tangan anak kecil. Haru mencoba melihat siapa itu.
”Yuki?” senyum berkembang di bibir Haru karena melihat Yuki saat itu.
Namun senyum itu menghilang saat ia melihat ada sesuatu yang melayang di atas kepala mereka.
”Yuki, bertahanlah. Ibu akan melindungimu,” ucap wanita itu seraya tetap berlari.
”Ibu. Aku takut,” suara Yuki bergetar antara takut dan kedinginan.
Haru yang sejak tadi berdiri di belakang semak-semak pun tak bisa bergerak.
Terlihat Yuki dan ibunya terus saja berlari lalu berhenti di ujung tebing. Tak ada jalan untuk mereka lari lagi. Di bawah tebing terdapat sungai yang cukup besar dengan aliran air yang sangat deras.
”Tenanglah, Yuki. Ibu akan melindungimu,” ucapnya sambil memeluk tubuh mungil Yuki.
”Bagaimana kau akan melindungi putrimu itu, Eve?” seseorang yang sejak tadi melayang perlahan turun di hadapan Yuki. Ia seorang yokai berwujud laki-laki.
Eve berusaha melindungi Yuki. Tapi naas, hanya dengan sekali gerakan tangan laki-laki itu tubuh Eve terhempas kebawah jurang.
”IBU!”
Haru terperanjak ingin berteriak tapi ia urungkan.
Terlihat Yuki berlari ke tepi jurang dan menatap kebawah.
”Dengan lenyapnya dirimu, nasib buruk kerajaan Inu akan menghilang,” ucapnya dan masih bisa di dengar oleh Haru.
Jdarr
Petir menyambar membuat suasana yang gelap menjadi terang meski sesaat. Saat itulah tanpa sengaja Haru melihat lengan laki-laki itu. Terdapat sebuah tanda matahari tapi hanya berbentuk sabit.
Terlihat laki-laki itu berjalan mendekati Yuki, lalu mendorong Yuki ke jurang.
Haru dengan cepat membungkam mulutnya sendiri agar tidak berteriak.
Terdengar teriakan Yuki yang memecah keheningan.
Haru segera berlari menuruni bukit menuju sungai. Pikirannya mulai kalut melihat kejadian itu.
'Yuki pasti selamat. Dia tidak akan mati dengan mudah. Aku harus menemukannya sebelum yokai itu menemukan Yuki lebih dulu.'
Haru terus saja berlari melewati jalan setapak dan sesekali memotong jalan. Hingga beberapa saat kemudian ia sampai di sungai.
Ia berlari menyusuri sungai berharap bisa menemukan Yuki dan jasad Eve. Jalan begitu licin karena tersiram air hujan membuat Haru tergelincir dan terjatuh beberapa kali. Namun itu tak menyurutkan niatnya untuk menemukan Yuki.
Dari kejauhan ia melihat Yuki yang duduk bersimpuh sambil menangis. Ia segera berlari mendekati Yuki dan membungkam mulut Yuki dari belakang, dengan cepat ia menutupi tubuh Yuki dengan jubah hitam yang ia kenakan.
”Jangan bergerak, Yuki. Yokai itu masih berada di sekitar sini,” bisik Haru tepat di telinga Yuki.
***
YOU ARE READING
HANBUN YOKAI
FanfictionMenceritakan tentang pembalasan gadis setengah siluman yang berusaha di singkirkan. Mey 2021
