Part 4

17 5 0
                                        

Pagi itu di halaman sekolah.

”Pagi, Yuki,” Ren menyapa Yuki dengan penuh percaya diri.

Yuki hanya melirik dari ekor matanya, lalu berjalan pergi tanpa membalas sapaan itu. Bibirnya tertutup rapat dan wajahnya tetap datar seperti biasanya.

Sora yang melihat kejadian itu pun langsung terbahak.

”Sudah tau gadis itu dingin seperti salju, dia masih saja berusaha mendekat. Hahahaahha,” Sora memegangi perutnya yang mulai mulas karena tertawa.

Haru berlari dari belakang dan dengan cepat menyamai langkah Yuki.

”Pagi. Hime-sama,” sapanya.

”Pagi,” jawab Yuki dengan terus berjalan dan meluruskan pandangannya.

Haru dengan cepat meraih tas yang di bawa Yuki.

”Biar aku saja yang bawa. Beban hidupmu sudah sangat berat. Jangan menambahnya dengan beban di tanganmu ini.”

Yuki hanya melirik Haru sekilas dari sudut matanya. Terlihat Haru menyuguhkan senyuman yang cukup manis. Mereka kembali berjalan beriringan seperti biasa.

Shin yang melihat kejadian itu pun merasa terbakar.  Tak bisa ia mengerti, kenapa sikap Yuki bisa sedingin ini. Pandangannya selalu waspada dan tak terukir sedikitpun senyuman di wajah Yuki.

Yuki yang dulu selalu ceria. Wajahnya selalu penuh senyuman dan dia sangat cerewet. Tapi kini Yuki selalu diam dan tak bisa disentuh siapa pun kecuali Haru. Rasa sakit mulai menjalar di hati Shin. Cemburu, itulah yang tepat. Shin tak rela kalau Yuki dekat dengan Haru. Laki-laki yang selalu merendahkannya saat masih anak-anak dulu. Laki-laki yang menambatkan sebutan Hanyou pada Yuki dulu.

Namun pada kenyataannya justru sekarang Haru lah yang melindungi dan menjaga Yuki. Kenyataan yang tak bisa Shin rubah.

~~~

Jam istirahat, di dalam kelas Haru.

Shin melihat Haru yang sedang sibuk dengan buku-buku pelajaran yang menumpuk di atas meja. Hatinya masih ragu, ia ingin menanyakan tentang keadaan Yuki. Lalu perlahan ia menguatkan hatinya dan mendekati Haru. Shin tau benar, Haru itu laki-laki seperti apa. Jadi ia berusaha mengontrol emosinya agar bisa lebih tenang.

”Haru. Aku ingin bicara denganmu.”

Mendengar suara Shin, Haru menghentikan gerakan jarinya yang sedang mencatat sesaat.  Lalu ia kembali melanjutkannya.

Shin memandang Sano dan Ren secara bergantian. Kedua temannya itu memberikan isyarat untuk melanjutkan percakapannya dengan Haru.

”Haru. Apa yang terjadi dengan Yuki setelah aku pergi? Kenapa Yuki bisa sedingin ini?” kembali Shin mencoba melontarkan pertanyaan.

”Apa pedulimu, Shin? Bukankah tak ada bedanya,” jawab Haru seraya masih mencatat dan tanpa melihat Shin sedikitpun.

”Tentu saja aku peduli dengan keadaan Yuki. Aku tidak suka melihat Yuki seperti ini. Aku mohon. Beri tau aku, apa yang terjadi dengannya.”

Haru meletakkan bolpoin yang ia pegang, lalu mendongakkan kepalanya.

”Apa kau benar-benar ingin mengetahuinya?” Haru menatap tajam kearah Shin yang berdiri di hadapannya.

”Ya.”

”Ada yang berusaha menghabisi Yuki.”

HANBUN YOKAIDonde viven las historias. Descúbrelo ahora