Bugkh
”Aku kesini hanya ingin minta maaf, Yuki. Kenapa kau mendorongku?” ucap seorang gadis yang sudah tersungkur di lantai. Dialah Ayako.
Sedang Yuki hanya menatap datar Ayako yang sudah berada di lantai.
Shin dan teman-temannya yang melihat kejadian itu langsung berlari mendekat dan Shin juga membantu Ayako untuk bangun.
”Yuki. Kenapa kau kasar sekali, dia hanya ingin minta maaf,” tanpa tau kejadian yang sesungguhnya Shin langsung menyalahkan Yuki.
Yuki tak menanggapi. Ia melangkahkan kaki bersiap pergi.
”Tunggu, Yuki,” Shin berusaha meraih tangan Yuki untuk meminta penjelasan.
Namun, belum sempat tangannya menggapai pergelangan tangan Yuki, pergelangan tangannya sudah ada yang mencengkram. Shin menengok ke arah pemilik lengan itu.
”Jangan berani menyentuhnya jika masih ada keraguan dalam hatimu, Shin,” Haru memperingatkan.
Entah sejak kapan Haru berada di tempat itu.
”Aku hanya ingin minta penjelasan,” ucap Shin sinis.
”Kalau kau tidak percaya padanya untuk apa kau datang kesini, Shin?” Haru semakin menegaskan ucapannya.
”Aku percaya pada Yuki.”
”Kalau kau percaya padanya, kau tidak perlu meminta penjelasan padanya. Kau tidak tau gadis yang sedang kau bantu itu siapa? Dia itu seperti ular.”
'Aku. Seperti ular? Keterlaluan kau, Haru.'
”Haru,” sela Yuki perlahan.
Haru menghentikan perdebatannya.
”Ikuzo. Jangan buang waktumu disini,”Yuki melenggang pergi.
”Kau benar, Hime-sama. Jangan buang-buang waktu untuk sesuatu yang tidak penting.”
~~
Jam istirahat.
Haru dan Yuki kini berada di taman sekolah. Mereka duduk di bangku yang terbuat dari kayu dengan panjang mencapai dua meter. Yuki sedang menikmati bekal makan siang yang dibuat oleh Haru. Haru cukup pandai memasak, hampir setiap hari dia membawakan makan siang untuk Yuki. Sebenarnya Yuki pun bisa memasak, hanya saja Haru tidak membiarkannya memasak dengan alasan ingin meringankan pekerjaan Yuki.
”Apa kau bahagia jika Shin bersamamu? Jika kau bahagia, aku akan dengan senang hati membiarkan dia disisimu. Bagiku tak ada yang lebih aku inginkan selain melihatmu tersenyum seperti dulu.”
Yuki sama sekali tak menjawab perkataan Haru, Yuki sendiri sudah lupa bagaimana cara untuk tersenyum.
Setelah kejadian yang merenggut nyawa ibunya sembilan tahun yang lalu, Yuki enggan tersenyum. Tak ada yang lebih ia inginkan selain kematian ayahnya, Azuma harus bertanggung jawab atas apa yang ia lakukan. Kerajaan Inu selatan harus menerima akibatnya.
~~
Sore itu Yuki sedang berada di supper market di kota itu untuk membeli bahan makanan. Keranjang belanjaannya sudah penuh dan sekarang ia hanya perlu melengkapi belanjaannya dengan beberapa macam buah. Saat ini ia sedang memilih buah jeruk lalu seseorang mengulurkan buah apel padanya. Yuki sangat kenal dengan aroma tubuh orang itu.
Shin.
”Bukankah dari dulu kau suka buah apel?”
”Rupanya kau masih ingat, Kak Shin.”
Shin mengernyitkan dahinya. Yuki memanggil Haru denga menyebut nama, sedangkan dengan Shin ia memberi sebutan kakak. Rasa cemburu itu kembali muncul dalam hati Shin.
YOU ARE READING
HANBUN YOKAI
FanfictionMenceritakan tentang pembalasan gadis setengah siluman yang berusaha di singkirkan. Mey 2021
