Jawaban

119 18 6
                                    

Tidak perlu melihat kemeja kotak-kotaknya, tubuh tambunnya, atau bahkan wajah bahagianya. Suara tawa itu saja sudah cukup untuk mengetahui siapakah sang pemimpin Organisasi Egalitas Pendidikan yang selama ini kami cari-cari.

“Sir Dean...”

Pria ramah itu berdiri dari bangku kebesarannya dan mendekati kami, duduk di salah satu sofa yang sengaja kami kosongkan. “Selamat datang di kantor utama Organisasi Egalitas Pendidikan, The Genetics, atau sepertinya harus kusebut SPECIAL-1.”

“SPECIAL?”

Sir Dean mengangguk dan menjelaskan, “Kalian tahu nama ruangan kelas kalian berbeda di setiap lantai. Kebijakan lain yang OEP lakukan langsung pada the Genetics selain memberi soul necklace dan memilih pembimbing program adalah mengatur komposisi ruangan. Kami membaginya menjadi SPECIAL atau SPE yang paling berkapasitas tinggi untuk mempertahankan diri dalam program ini, CONSCIENTIOUS yang disingkat CONS, IMPROVEMENT yang kalian kenal dengan IMP, POTENTIAL yang biasa disebut TENS, dan UNIMPROVEMENT atau UNIMP untuk siswa yang tidak ada harapan bertahan di awal. Tetapi pembagian ini hanya berdasarkan pengamatan staf pengantar pada saat kalian naik ke dalam kendaraan yang juga kami sediakan. Semuanya dapat bertahan jika mampu berkembang di sini.”

“Kenapa harus seperti itu?” tanyaku.

“Kenapa? Tentu saja karena kalian harus bertahan dari sang pemimpin program, Hohoho. Semakin baik kalian, semakin ingin pula wanita itu menghancurkan kalian. Jadi kalian para SPECIAL harus menjadi satu untuk bertahan dari kekacauan yang dibuatnya.”

Aku menggelengkan kepala, “Anda membiarkan kami menjadi sasaran kemarahan dan dendam Bu Fera? Semuanya tidak bersalah. Merekalah yang bersalah, The Genetics ke-30 yang membunuh Dillion Quevares...” sesuatu terpikirkan tiba-tiba, “...atau jangan-jangan anda yang menyuruh The Genetics untuk membunuhnya kala itu?”

Sir Dean menatapku, lalu tertawa. “Rupanya kau seorang yang subjektif. Baiklah, aku akan menjelaskan situasi dalam sudut pandangku. Potonglah penjelasanku kapanpun kalian tidak mengerti.”

Seperti aku yang berfokus pada Sir Dean, SPE-1 lainnya memusatkan pandangan pada sang pemimpin. “Aku terpilih sebagai pemimpin program dalam masa transisi program Genetics ke-27 dan 28. Awalnya aku hanyalah seorang petinggi dari organisasi berbasis pendidikan di negara ini, sampai salah satu kenalanku mengajukanku untuk menjadi pemimpin baru The Genetics, menggantikan penguasa sebelumnya yang diktator dan dianggap membelokkan tujuan awal penyetaraan di program ini menjadi tempatnya mengais kekayaan dari para putra pendana.”

“Program ini sudah cukup terkenal dengan pendidikan semi-sekolahnya. Sistemnya yang digemborkan luar biasa berbalik dengan pernyataan temanku, jadi aku bersedia menjadi pemimpin baru program ini untuk mengecek kebenarannya.” Sir Dean menyandarkan punggungnya, “Awalnya benar-benar sebatas rasa penasaran pribadi, tetapi ternyata program ini lebih rumit dari yang kukira. Aku tidak kemampuan khusus -seperti yang kalian miliki-, aku bukan dari kalangan atas yang mendanai program, dan aku tidak memiliki disabilitas.”

“Saat aku datang, program ini kacau. Segala macam siswa dengan karakter saling berbenturan berada disini, entah bagaimana kriteria penerimaannya. Saat aku menjabat pada tahun pertama, kuputuskan hanya akan menerima anak-anak berkemampuan khusus, karena program ini kekurangan pembimbing dan fasilitas untuk disabilitas. Opsi untuk menerima putra-putri pendana program jua hanya berarti uang dan itu bukan visiku.”

“Program Genetics ke-28 dimulai dengan pembaharuan. Seluruh pesertanya normal, tetapi sesuatu yang membuat murka terjadi.” Sir Dean mengepalkan tangannya, “Dillion Quevares. Lelaki itu tidak terima dengan pergantian pemimpin dan terang-terangan melawan. Metode perlawanannya membuatku berpikir bahwa dia bukanlah manusia yang pantas bernafas di dunia.”

The GeneticsWhere stories live. Discover now