Kelanjutan dari Ketegangan

100 19 0
                                    

Seluruh SPE-1 yang ada berlari menuju ke pintu besar asrama hitam setelah Val memerintahkan beberapa spirit waves untuk melindungi dua tabung bersandi yang kami sembunyikan di dalam salah satu semak.

Tak perlu waktu lama untuk sampai di depan pintu masuk bercat hitam. Saat Zac hendak membukanya, Val mendorong lelaki itu menyingkir dari hadapan pintu hitam, “Cara asrama hitam lebih keren dari yang kau tahu.” Val menyentuh pintu itu dan berbisik -entah apa- untuk tiga detik. Setelahnya, pintu besar itu terbuka dengan sendirinya.

“Kami punya semacam pekerja non manusia disini.” Ken menjelaskan singkat saat kami semua masuk dan pintu gerbang tertutup dengan sangat pelan setelahnya.

Aku dapat melihat secara keseluruhan asrama hitam untuk pertama kalinya. Seluruh bangunan asrama sangat mirip dengan yang ada di asrama biru, tetapi interior tambahan dibuat berwarna lebih gelap dibandingkan milik asrama biru. Satu lagi, asrama ini terasa lebih dingin dan asing. Aku menghirup udara yang lebih lembap dan merasakan suasana terasa lebih mencekam.

“Aku sempat bertanya pada Jeff melalui pena yang kami bawa tadi,” Aku teringat saat Zac berbicara. Kale memang masih membawa pena Cliff bersamanya. “Mereka bertiga berkata telah sampai di dekat ruangan yang mungkin adalah pintu hitam.”

“Kapan?” tanyaku.

“Sekitar 3 jam lalu.” Aku berpikir sembari memasukkan kedua tanganku ke dalam saku hoodie, “Jika benar, seharusnya mereka sudah keluar sejak tadi.”

“Kalau begitu, kita cari dulu disana.” Nic menatap Ken, “Kau tahu tempatnya, bukan?” Ken mengangguk dan berlari tetap dengan menatap sekeliling penuh awas. Kami menaiki tangga dan berbelok menuju sebuah tempat di balik tangga naik lainnya. Terdapat sebuah pintu yang cukup besar.

“Mereka bilang ini gudang penyimpanan, tetapi seluruh 'makhluk' disini sepertinya tidak setuju dengan pernyataan itu.” Ken menekan gagang pintu. Tidak terbuka?!

“Apa sedari awal memang dikunci?” Ken menggeleng, “Aku tidak mengeceknya saat melakukan pencarian.” Aku menatap Zac, “Kalau begitu kita harus memeriksa isinya.”

Zac bergerak maju, dan kami lainnya mundur secara bersaman, “Kau yakin ini pintunya?”

“Sangat yakin.”

Brak!

Pintu itu terlepas dari engselnya dan terlempar ke belakang saat Zac menendang. Ada banyak orang di dalam sana!  Bahkan sepertinya ada seseorang yang tertimpa oleh pintu yang baru dirubuhkan Zac. Lelaki itu menyingkirkan pintu dengan sekali angkat dan mematung seketika.

SPE-1 yang lain saling berpandangan, dan tanpa aba-aba, kami bergegas mendekati Zac.

“OH ASTAGA!”

Val berseru keras saat melihat apa yang ada di balik pintu hitam. Cahaya kuning tampak menyinari ruangan ini dan banyak lelaki besar berbaju hitam yang langsung mendekat dan menahan pergelangan tangan kami.

Aku mencoba meronta, tetapi tubuh remuk ini perlawananku sangat lemah. Sementara dapat kulihat Zac dan Nic hanya mengikuti saat diminta berlutut tanpa perlawanan. Aku ingin sekali menutup mata mendapati pemandangan mengerikan di depanku.

Dokter Mike.

Lelaki itu diikat pada sebuah palang silang. Seluruh tubuhnya penuh gores darah yang menetes sampai ke permukaan lantai. Wajahnya jelas kesakitan dan pasrah. Lebih mengerikan lagi, di sebelahnya terlihat sang kepala sekolah menatap kami dengan sebilah pedang panjang yang berlumur cairan merah di beberapa sisinya.

“Oh! Ternyata mereka tetaplah anak-anak bodoh. Mengurus tikus pemberontak seperti ini saja tidak becus!” Bu Fera melihat kami dari sisi seberang ruang kubus ini. Tersisa dua bodyguard yang menjaga di kanan dan kiri Dokter Mike.

The GeneticsWhere stories live. Discover now