Tamu Tidak Terduga

110 20 0
                                    

Tok tok tok!

Kami semua membeku seketika ketika mendengar ketukan dari pintu kayu yang menjadi jalan masuk ke dalam markas. Sekali lagi ketukan itu terdengar, kini lebih keras. Kami saling berpandangan, apa yang harus kami lakukan sekarang?! Kenapa mereka datang secepat ini?

“Bereskan petunjuk ini!” Zac memberi perintah dengan bisikan.

Kami semua berdiri siaga saat ketukan kembali terdengar. Ketukan itu terdengar buru-buru kali ini. “Bersiagalah.” Zac mendekati pintu masuk di atas markas yang tertutup kayu tebal dan membukanya bersamaan tiga orang langsung melompat masuk dengan cepat.

Kale dan El jelas sekali hendak berlari menyerang keduanya jika Jeff di antara mereka tidak menahan bahu para lelaki itu. “Tunggu! Sepertinya itu bukan se—“

“Sella!”

Aku melihat seorang lelaki tua dan yang lain jauh lebih muda masuk ke markas bersamanya. Lelaki tua itu tidak asing bagiku.

“Sir France, apa yang anda lakukan disini?” tanyaku spontan. Tanpa kacamata pun, aku mengenal postur dan topi pelukis yang digunakan oleh lelaki itu dengan baik.

“Sir Edward. Jika anda kemari untuk menyergap dan menyerahkan kami kembali kepada Bu Fera,” Zac yang hanya berada selangkah di depan Sella melangkah mundur, “-dan bila itu pula tujuanmu, Sella, kalian bertiga bisa pergi sebelum kami mengusir kalian dengan paksa.”

Ketiganya berpandangan dan menghela nafas, “Tidak-tidak, anak muda.”

Sir France mengangkat karung goni yang dibawanya dengan tangan kiri, “Kami hanya merasa kalian butuh sesuatu untuk mengisi perut.”

Zac terlihat menimbang sejenak, lalu akhirnya melepaskan pandangan waspadanya, “Baiklah.”

Sir France meletakkan karung itu, “Ada beberapa roti dan air, saya harap ini cukup untuk kalian semua.” Lelaki berambut putih itu menunjuk Sella, “Berterimakasihlah padanya. Ia bersusah payah mencari dan menembus kantor pembimbing asrama untuk kalian.”

Sir Edward tersenyum kecil, “Tetapi sepertinya Ia pergi terlalu lama, jadi kami kemari untuk menemaninya bertemu kembali dengan kalian.” Sang pembimbing asrama oranye meneruskan, “Para pembimbing harus pergi sekarang. Maafkan kami karena tidak dapat melakukan banyak hal dalam situasi ini.”

Sir France dan Sir Edward berbalik dan hendak melangkahkan kakinya keluar dari markas kami. Ini tidak bisa dibiarkan, aku harus bertanya pada mereka soal ini!

“Tunggu! Jangan pergi.”

Aku mengulurkan tanganku di udara dan kedua orang itu memalingkan wajahnya ke arahku bersamaan. “Ada yang ingin kubicarakan dengan kalian....”

★★★

Aku menggigit roti gandumku untuk kesekian kalinya dengan cepat. Rahangku nyeri saat mengunyah, tetapi keduanya meminta kami untuk sarapan terlebih dahulu sebelum melakukan pembicaraan.

“Kau tidak perlu buru-buru, gadis muda.” Sir Edward mengibaskan tangannya, “Kami dapat menunggu.” Kuabaikan ucapannya dan menelan potongan besar roti serta meneguk air minum yang ada di depanku.

“Aku hendak bertanya mengenai sesuatu.”

Aku meminta tiga tabung itu dari Lyn dan membukanya. Mengeluarkan potongan-potongan foto yang ada di dalamnya, lalu merangkainya menjadi satu gambar utuh di depan Sir France dan Sir Edward, “Tentang ini.”

The GeneticsWhere stories live. Discover now