Berkumpul dalam Ketegangan

100 20 2
                                    

Aku dan El bergerak menjauhi Dane dan Nate tanpa menoleh lagi. Aku yakin mereka mampu melakukannya. “Hutan ini cukup dalam. Lebih dalam, bahkan dari dugaan Jeff.” El menggenggam lenganku, menjagaku tetap dalam jangkauannya.

Lelaki itu berhenti bergerak secara mendadak. “Pakaian ini,”

“Tinggalkan disini.” Aku mengerti tujuannya, agar kami tidak terlacak. Segera kulakukan dan kami kembali berjalan cepat. Beberapa meter kemudian, giliran El yang menanggalkan seragam Clandestine Game. Sama sepertiku, Ia menyembunyikannya di dalam semak-semak terdekat.

Kami berjalan, bersembunyi beberapa kali, dan sepertinya cukup beruntung. Tidak ada yang menyerang kami dalam perjalanan. Aku dapat melihat ujung dari hutan ini. “Kita tepat waktu. Beberapa detik sebelum pukul sembilan, sebelum waktu istirahat.”

Dor! Dor!

“AAA—“

El membungkam mulutku dari jeritan spontan dan membawaku ke pelukannya dengan segera.

Kalian tahu apa yang kulihat?! Bertepatan dengan tembakan pertanda potongan waktu besar, sesuatu jatuh tepat di depan kami! Tidak jatuh, itu tergantung dan bergoyang-goyang! Madam Klevans!

“Dia digantung dan tertembak. Sepertinya sengaja.” El berdecih,

“Lari!" El memerintah dalam bisikannya, "Mereka tahu kita disini!”

Aku menoleh ke arah lain. Walaupun percuma saja karena aku sudah melihatnya. Wajah dan kulit yang sudah pucat. Tiga tembakan di bagian dada yang tidak mengalirkan darah. Itu artinya sang Madam sudah wafat jauh sebelum digantung atau ditembak.

Aku berlari secepat mungkin mengikuti El. Lelaki itu menarikku untuk berlari lebih cepat dan melewati bagian belakang asrama biru serta asrama oranye, bersembunyi di balik gedung asrama hitam yang cukup jauh dari pandangan. Benar saja, setelahnya aku dapat melihat beberapa siluet manusia datang ke lokasi Madam Klevans tergantung.

Belum selesai aku terkejut, sesuatu menyentuh ringan lenganku. “Nic, astaga!”

Aku langsung saja memeluk lelaki itu erat. Apa yang baru saja kulihat? Itu sungguh menyeramkan! “Aku takut.” bisikku padanya. Kurasakan usapan lembut di puncak kepalaku. Nic yang selalu berhasil menenangkanku.

“Apa yang terjadi padamu?” Nic terdengar khawatir. El menceritakan secara singkat soal pertemuan kami, dan juga mayat Madam Klevans yang baru saja kami temui.

“Dia terluka. Jangan menekan punggungnya dengan keras.” El menutup penjelasan, tidak hanya pada Nic, tetapi pada orang-orang yang ada di belakang Nic. Aku dapat melihat SPE-1 sudah berkumpul. Mereka tidak menggunakan seragamnya. “Zac yang meminta kita melepas seragam.” El menyahuti pikiranku.

“Mereka melakukan itu pada Madam Klevans?!” Kale terlihat menggelengkan kepalanya, “Aku tidak mengerti lagi. Ini benar-benar gila. Kita harus bisa menghentikannya.”

“Kita tunggu semuanya tenang dan bergerak sejam lagi. Sembari menunggu beberapa yang belum datang.” Zac berbisik. “Syukurlah El menemukanmu. Kukira kita harus meninggalkanmu!” Flo memelukku erat. Sedikit nyeri namun masih bisa kutahan.

Jeff mendekatiku dan memberikan penaku, “Milikmu.” Aku mengambil dan mengantunginya di saku hoodie yang kukenakan.

“Siapa yang belum datang?” tanyaku sembari mengabsen mereka semua dengan mataku, “Val, Ken, dan Sella?” Zac mengangguk.

“Dimana mereka?” gumam Zac cemas. Aku tahu siapa yang Ia cemaskan sebenarnya. Tentu saja Sella.

“Zac,” Ve berucap di belakang Zac, “Aku—“ Ve menggeleng, “Tidak jadi.”

The GeneticsWhere stories live. Discover now