Adolescence: 01

17 4 0
                                    


Happy Reading All😊
I really hope you like it



PERATURAN!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

PERATURAN!

1. Wajib memberi kabar, kemana, dengan siapa dan hal apa yang dilakukan!
2. NO DRUGS, NO FREE SEX, NO ALCOHOL!
3. Maksimal pulang ke rumah jam 18.00!
4. Dilarang berbohong!
5. Dilarang pacaran!
7. Dilarang ingkar janji!
6. Semua ucapan Ayah harus dilaksanakan!
7. Hari Sabtu & Minggu tidak boleh keluar rumah!
8. ....
9. ....
etc.

Jika melanggar akan ada konsekuensinya!!!

Lingga memandang muak tulisan yang terpampang jelas di hadapannya. Tulisan itu tertempel di tembok kamar miliknya, di himpit oleh poster-poster band jadul luar negeri. Peraturan itu dibuat oleh Andreo--sang Ayah--katanya agar ia menjadi anak yang bertanggung jawab dan disiplin. Tapi, menurutnya peraturan yang Andreo buat malah membuatnya tertekan.

Ia tidak bisa menikmati masa remajanya dengan bebas. Jika ia melanggar peraturan maka ia harus merelakan pipinya lebam karena tamparan dari Andreo. Sepertinya Andreo memang tidak memberikan kepercayaan lebih untuknya. Padahalkan ia sudah berusia 17 tahun, ia sudah mengerti apa yang baik dan buruk untuk dirinya.

Lingga menghembuskan nafasnya panjang. Melihat tulisan itu malah membuat moodnya buruk. Segera saja ia mengayunkan langkahnya ke balkon untuk mencari udara segar. Malam ini tidak turun hujan seperti kemarin. Sehingga banyak anak kecil yang keluar rumah dan bermain di jalan komplek.

Karena mengingat sesuatu Lingga masuk kembali ke dalam kamarnya. Mengambil sebuah undangan berwarna gold yang ia letakkan di atas meja sebelah ranjang. Kemudian, ia berjalan keluar kamar.

"Bun, Ayah di ruang kerja atau dimana?" tanyanya pada Liliana--sang Bunda--yang sedang duduk manis menonton drama di ruang televisi.

"Di ruang tamu," jawab Liliana tanpa mengalihkan tatapanya dari layar 100 inch itu.

"Mau ngapain lo nyari Ayah?" tanya Galen.

"Kepo lo kaya monyet," jawab Lingga sambil berjalan menuju ruang tamu. Sebenarnya, ia tidak yakin Andreo akan memperbolehkannya pergi. Apalagi acara itu diadakan di malam hari. Tapi, tak apa ia akan berusaha dulu merayu Andreo.

"Yah, boleh minta waktunya sebentar?" tanyanya saat melihat Andreo sedang duduk sambil mengetik sesuatu di laptop.

"Ya, duduk!" Andreo melepaskan kacamatanya lalu menatap tajam ke arah Lingga saat melihat anaknya itu membawa sebuah benda yang sangat ia hafal, undangan. "Ayah nggak ngizinin!"

AdolescenceWhere stories live. Discover now