two

656 290 398
                                    

Seperti biasa setelah jam sekolah berakhir, Kara tidak pernah langsung pulang, ia akan melanjutkan kegiatan pribadinya seperti bermain musik, berolahraga bahkan melakukan dance. Biasanya ia akan meminta izin kepada satpam untuk meminjam ruangan. Kali ini iya meminjam ruangan untuk melatih skill dancenya, padahal bisa saja ia mengikuti jadwal ekstrakurikuler dance dan musik tapi ia lebih memilih melakukannya sendiri menurutnya yang di ajarkan disekolah terlalu membosankan, jadi ia lebih memilih belajar dengan metodenya sendiri.

Bakat ini mengalir dengan sendirinya seiring dengan bertambahnya usia. Ini bermula saat ia berusia 3 tahun saat itu ia menonton acara televisi ada beberapa artis yang melakukan tarian dengan musik, hal itu membuatnya terpukau. Dari situ ia mulai mencari tahu, menonton dan mempelajarinya dari situs situs yang ada di internet dengan bantuan kakaknya, karena saat itu ia masih kecil belum mempunyai ponsel pribadi.

Kara dengan lincah melakukan dance dengan musik 'mic drop' BTS. Tubuhnya yang lentur membuatnya tampak seksi ditambah lagi ia mengenakan Hoodie hitam lengkap dengan topi.

 Tubuhnya yang lentur membuatnya tampak seksi ditambah lagi ia mengenakan Hoodie hitam lengkap dengan topi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ia mengambil sebotol mineral, meneguknya sampai titik terakhir. Lalu mengambil handuk kecil dan mengelapnya ke seluruh wajahnya.

Braaak....

Dobrakan pintu yang cukup keras, namun hal itu tidak mengagetkan sama sekali buat Kara, ia sudah tau pasti orang yang berada dibalik itu semua.

"I know this human must be here."
(sudah aku duga pasti manusia ini ada disini) ucap Nicholas teman sekelas Kara.

"Go away!" (pergilah)

"Didn't you promise. Today we will play basketball."
(bukankah kamu sudah janji. Hari ini akan bermain basket)

"Aaah, I forgot." Kara langsung menggendong tasnya lalu menarik lengan Nicholas "Come on!"

Sudah menjadi kebiasaan para anak sultan ini akan berlatih basket seminggu sekali tentunya dengan menyewa lapangan basket khusus. Mereka bergantian mendribel bola dan memasukkannya ke dalam ring.

"Yeeeah!!!" Teriak Kara saat mencetak skor lagi. Ia mengacungkan jempolnya kebawah, mengejek Nicholas.

"You're just lucky."
(kamu hanya beruntung)
Jwabnya dengan kesal.

Kara tertawa melihat wajahnya lalu merangkul temannya itu. Tak berapa lama ponselnya berbunyi, lalu ia segera menghampiri tasnya, sebelum itu iya menepuk pundak Nicholas bermaksud menyemangatinya.

"Assalamualaikum Bun." ucapnya saat mengangkat telponnya.

"Waalaikumsallam nak, maaf ya baru bisa nelpon sekarang"

"Ya, gak apa-apa Bun." Kara tersenyum kecil.

"Ayah kamu masih ada rapat kemungkinan akan lama selesainya"

"Mendengar suara bunda saja sudah membuatku tenang."

"Bunda senang mendengarnya. Tapi bunda juga tidak bisa berlama-lama karena harus menghadiri acara. Maafkan bunda sekali lagi"

Senyum di wajah Kara perlahan menghilang "hmm tak apa, aku mengerti"

"Uang untuk bulan ini sudah bunda transfer yaa, makanlah dengan teratur, jaga kesehatan, kalau ada keperluan lain telpon saja. Bunda tutup ya telponnya, I love you..."

Tut...tut....Tut...

Sambungkan langsung terputus dengan sepihak.

"I love you too bun." lirih Kara.

***
Setelah selesai melakukan permainan basket bersama Nicholas, kini Kara mampir terlebih dahulu ke supermarket. Ia memungut berbagai macam cemilan dan minuman tanpa melihat harga, pokoknya apa yang terlihat menarik dimatanya langsung diambil.

Setelah berkelana menjelajahi tiap sudut, saatnya untuk membayar. Ia mengeluarkan blackcard milik kakeknya yang diberikan saat ia berulang tahun diumur 13 tahun. Ia masih menggunakan nama kakeknya karena usianya saat ini masih 17 tahun.

Seperti hari kemarin, kini ia juga lebih memilih untuk berjalan kaki lagi, kedua tangannya penuh dengan kantong plastik.
Sesampainya di rumah ia langsung mencuci kedua tangannya dan membuka beberapa cemilan yang baru saja ia beli.

"Terlalu banyak." ucapnya saat melihat bungkusan cemilan memenuhi mejanya. Ia seperti tidak sadar telah belanja banyak makanan.

Ia segera menelpon Jakson menyuruhnya untuk menamainya hari ini, tentu saja Jakson tidak bisa menolak, ia sudah menganggap Kara seperti adiknya sendiri.

Tak butuh waktu lama bel apartemen Kara berbunyi. Kara membuka pintu dan menyuruhnya masuk.

"Aku membawa pasta ekstra keju untuk mu." ucap Jakson saat memasuki ruangnya.

"Hah!!" Kaget Kara menghentikan langkah jakson.

"Tak perlu kaget begitu, kamu senang kan aku bawakan makanan." ucapnya tersenyum.

"Bukan gitu, tap-" ucap Kara. terpotong, melihat Jakson diam mematung melihat semua makanan di meja.

"Sekarang kamu menambah beban ini lagi." Ucap Kara, reflek Jakson langsung menatap Kara di sampingnya dengan wajah pasrah.

"Yah setidaknya kita akan kenyang sampai besok."
Kara lalu menghampiri Sofanya.

Walaupun Jakson darah asli orang Amerika tetapi ia sangat fasih berbahasa Indonesia dan arab, ia telah bekerja bertahun tahun bersama keluarga Mo'taa maka oleh sebab itu ia sangat fasih dengan bahasa mereka.

.
.
.

Next👉👉👉

I'm an idol {Telah Terbit}Where stories live. Discover now