3

173 133 181
                                    

Singkat cerita, Mahes berhasil mencapai ruangan Mawar Dua. Dia memasuki ruangan tanpa mengetuk alhasil dia mendapat sebuah pemandangan jarang.

Pakaian dalam tercecer di lantai, seorang cewek yang sedang mencoba minum dari vas bunga, dan seorang cewek lain di atas ranjang sedang mendengarkan musik.

Rahang Mahes terjatuh, apa-apaan ini. Terlebih lagi, di mana cewek yang pingsan tadi?

Klek!

Pintu toilet terbuka, menampilkan cewek yang lebih pendek darinya sedang menggosok giginya.

"Hai." sapa cewek yang lagi berusaha minum tadi.

"Gue salah kamar kali ya?" Mahes hampir menutup pintu kamar sebelum Audrey—cewek haus barusan—mengangkat suaranya lagi untuk menghentikan pergerakan tangan Mahes.

"Gak, gak kok."

Mahes membuka pintu lagi, kali ini lebih lebar. Dia menatap satu persatu ketiga cewek yang berada di ruangan dengannya.

"Kok.. Kok.."

"Kak, kok, kak, kok. Cosplay jadwi awyam?" Vertha yang sedang menggosok giginya melontarkan komentar pedas.

Semoga keselek pasta gigi, mbak.

Tamara yang terbaring pun membetulkan posisinya, "Gak salah. Lo daritadi ditipu sama kita-kita," ujarnya memperjelas situasi.

Mata Mahes melotot sempurna namun mulutnya tak mengeluarkan suara.

"Sorry, ya. Kirain temen lo tadi gak bakal ikut jadi kita bisa kabur, eh malah ngekorin. Yaudah gini deh akhirnya." tambah Tamara.

Diam, Mahes diam seribu bahasa.

"WANJENG LO BANGSAT SEKARANG GUE PULANGNYA GIMANA ASU?!"

Kirain marah gegara motor, ternyata panik tidak bisa pulang. Batin Tamara.

Vertha keluar dari kamar mandi, dia udah selesai melakukan pembersihan tubuh alias mandi.

"Lo bisa ne—"

"Ada apa ini ribut-ribut?" sela cowok tinggi berjas putih yang tiba-tiba masuk ke dalam ruangan.

Itu sang Dokter.

"Eh, Dokter." Tamara menyapanya duluan.

Dokter memasuki ruangan dengan jas yang berbeda dari yang dia kenakan di awal pertemuannya dengan Vertha and the gang. Jas kali ini lebih pendek dan terdapat name tag yang dikalungkan di lehernya.

Dokter hanya diam ketika masuk, dia mengamati seluruh ruangan kemudian berhenti di lantai tempat pakaian dalam Vertha berada. Wajah seriusnya terpampang lebih jelas padahal hatinya berkecamuk, ini pertama kalinya dia melihat pakaian dalam wanita.

"Bisa jelaskan situasinya?" tanya Dokter menginterogasi. Dia melirik Mahes yang berdiri di sebelahnya.

Tamara berusaha menjelaskan, "Itu.. Anu—"

"Mereka nipu saya, Dok," sela Mahes. Dokter disampingnya menoleh memberikan perhatian penuh pada perkataan Mahes.

"Ada yang pura-pura pingsan biar gak ganti rugi motor teman saya, terus sekarang saya malah ditinggal." jelas Mahes runtut.

Tidak ada balasan, Dokter hanya diam bingung harus menjawab bagaimana karena dia juga ikut berkontribusi dalam rencana Vertha, Audrey, Tamara dan Nia.

"Kalian berempat ikut saya, kita bisa membicarakan yang lain di kan—"

Vertha yang tadi masuk ke dalam kamar mandi untuk bersembunyi akhirnya keluar lagi, dia menyela perkataan Dokter.

Crash and Crush [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang