BHS | 2

52.9K 5.3K 277
                                    

Seperti biasa, Sesil bangun lebih awal dari Reagan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti biasa, Sesil bangun lebih awal dari Reagan. Gadis itu memang menyembunyikan alarmnya di bawah bantal, agar Reagan tak terganggu. Untungnya, jarak dari ranjang Reagan dan sofa bed tempat Sesil tidur selama ini cukup jauh, karena kamar mereka cukup besar.

Ya, sejak awal menikah, Sesil tidur di sofa bed. Ia tak pernah tidur satu ranjang dengan Reagan. Laki-laki itu melarangnya entah karena alasan apa, dan Sesil tak bisa berbuat apa-apa untuk itu. Meski terkadang punggung Sesil terasa sakit, sofa bed-nya tergolong cukup nyaman.

Setelah mencuci muka dan menyikat gigi, Sesil turun ke bawah, membuat sarapan. Hari ini ia membuat sandwich isi tuna, salah satu makanan kesukaan Reagan. Ia juga membuatkan susu hangat untuk suaminya, mengingat semalam laki-laki itu sudah minum kopi. Rasanya tak baik bila mengkonsumsi kopi terlalu banyak.

Setelah sarapan siap, Sesil kembali ke atas, membangunkan Reagan.

"Reagan, bangun," panggil Sesil. Ia menepuk-nepuk lengan Reagan yang terbalut kaus. Tak butuh waktu lama, hingga Reagan membuka matanya. Laki-laki itu bangkit, lalu seperti biasa, meninggalkan Sesil tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Lima belas menit kemudian, keduanya sudah berada di meja makan. Seperti biasa, Reagan tak mengenakan baju yang sudah Sesil ambilkan.

"Reagan, jangan minum kopi lagi, semalem udah kopi. Ini udah aku siapin susu," ucap Sesil. Reagan sama sekali tak menggubris. Ia masih sibuk menyeduh kopinya.

Sesil menghela napas, lalu berdiri, dan menghampiri Reagan. Baru saja ia memegang tangan Reagan, laki-laki itu langsung menepisnya kasar.

"Reagan, jangan minum kopi," ujar Sesil.

Reagan akhirnya menoleh, melayangkan tatapan tajam pada Sesil. "Lo siapa ngatur-ngatur gue?"

Sesil sempat terkejut, namun gadis itu langsung tersenyum lebar. "Istri kamu."

PRANG!

Reagan membanting gelas kopinya secara tiba-tiba hingga pecah, membuat Sesil memekik kaget. Gadis itu mengepalkan kedua tangannya, menahan rasa panas yang menjalar di kaki kanannya.

"Reagan, sarapan kamu!" ucap Sesil saat Reagan pergi menjauh. Suaranya bergetar, matanya memerah karena menahan tangis. Demi Tuhan, kaki Sesil sangat panas hingga rasanya perih. Ia hendak mengejar Reagan yang sudah keluar dari rumah, namun untuk berjalan saja, Sesil kesusahan.

Sesil berjalan tertatih menuju kamar mandi terdekat, lalu menyiramkan air dingin ke kakinya, untuk mengurangi rasa panas. Baru setelah ia merasa kakinya membaik, Sesil segera membersihkan dapur.

Setelah semuanya bersih, Sesil mengambil ponselnya, lalu mengetikkan pesan pada Reagan.

Sesilia
Reagan, maaf ya. Kyknya omongan aku buat km tersinggung. Jgn lupa sarapan di kantor, tadi km nggak sempet sarapan. Aku nggak mau km sakit.

BEHIND HER SMILE ✓ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang